Awul-Awul, Bursa Pakaian Bekas Murah yang Jadi Ikon Sekaten, Jogja. Buruan ke Sini Sebelum Keabisan!

Tanpa terasa, Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) sudah tinggal hitungan hari. Pasalnya, tanggal 11 Desember nanti, pasar malam yang digelar di Alun-alun Utara Kraton Yogyakarta ini akan berakhir. Sejak pertengahan November lalu, ada ribuan penjual dan ratusan kios yang membuka lapaknya di sini. Mulai dari makanan, buah-buahan, mainan anak, sepatu, peralatan rumah tangga hingga peralatan elektronik, dan tentu saja busana yang jadi lapak primadona bagi para pengunjungnya. Seolah jadi ikon dalam perayaan Sekaten ini, awul-awul selalu dipadati  pengunjung setiap harinya, tak peduli lelaki atau wanita. Kamu sudah membelinya?

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Sekaten 2016 kali ini juga sukses diserbu masyarakat Yogyakarta dan para wisatawan. Yang paling menarik perhatian pengunjung, apalagi kalau bukan awul-awul~

ini namanya awul-awul

ini namanya awul-awul via kompasiana.com

Apa itu awul-awul? Kalau kamu bukan warga Yogyakarta, memang wajar kalau kamu nggak paham dengan istilah yang satu ini. Awul-awul juga seringkali disebut bursa pakaian bekas impor. Kenapa disebut awul-awul? Jadi gini asal muasalnya, pada setiap Sekaten, pakaian-pakaian bekas impor ini ditumpuk begitu saja di atas kotak-kotak kayu hingga menggunung. Nah, para pembelinya dipersilahkan untuk membongkar tumpukan pakaian tersebut demi mencari dan menemukan pakaian yang diinginkan. Aktivitas mencari dan membongkar tumpukan pakaian tadi disebut dengan  “ngawul” dalam bahasa Jawa, atau berarti mengaduk-aduk. Sampai di sini, paham ‘kan ya?

Bagi sebagian besar masyarakat, Sekaten begitu identik dengan awul-awul. Saking murahnya, awul-awul ini selalu jadi jujugan bagi pengunjung dari segala usia

nggak cowok nggak cewek, nggak tua nggak muda

nggak cowok nggak cewek, nggak tua nggak muda via brilio.net

Tak hanya murah, banyak pengunjung berpendapat bahwa awul-awul termasuk barang berkualitas yang tak kalah dengan yang ada di toko. Pakaian bekas ini diperoleh dari dalam dan luar negeri, umumnya dari secondhand yang sengaja dijual karena sudah usang, ataupun secondhand yang memang ditinggalkan pemiliknya seperti di hotel atau penginapan. Pakaian yang dijual seringkali masih bagus, karena hanya sekali-dua kali pakai, lalu ditinggal pemiliknya yang kebanyakan (katanya sih) traveler luar negeri. Ya, mereka terkenal suka ‘membuang’ pakaian barunya di penginapan lantaran tak mungkin membawanya saat bepergian jauh.

Kalau pada awalnya kamu memiliki persepsi bahwa semua pakaian bekas itu menjijikkan, sekarang sudah berubah?

bagaimana persepsimu sekarang?

bagaimana persepsimu sekarang? via unisifm.com

Karena ternyata tak semua pakaian bekas itu menjijikkan, bukan begitu? Justru dengan membeli pakaian bekas, kamu bisa juga mendapat untung. Yakni, mendapat pakaian bermerek asli dengan harga sangat amat murah dan tentunya berkualitas. Tapi ingat, kamu harus rajin memilah mana yang masih bagus dan bersih. Sekali lagi, nggak semua pakaian bekas itu kotor, lusuh, menjijikkan dan berbau. Supaya kamu percaya, silahkan buktikan dengan mengunjungi awul-awul di Sekaten ini ya. Banyak banget penjual awul-awul di pasar malam ini, yang paling banyak ada di sisi selatan atau tepatnya di depan keraton. Jadi, kamu tetep harus masuk dulu ke dalam pasar malamnya. Hehehe…

Aneka jenis pakaian tersedia di awul-awul. Mulai dari kaus, jaket, jas, kemeja, sweater, hingga celana jeans. Berapa sih emang harganya?

ati-ati khilaf

ati-ati khilaf via kanaljogja.com

Berbagai model pakaian bisa kamu jumpai di awul-awul ini, mulai dari pakaian sehari-hari hingga pakaian dengan rancangan aneh dan unik yang tak biasa dikenakan oleh orang Indonesia. Melihat label, gambar dan ornamen yang menempel, kamu akan segera tahu kalau kebanyakan di antara pakaian-pakaian bekas ini berasal dari negara-negara Asia Timur. Walau tak semuanya ya. Meski berlabel pakaian bekas, namun rata-rata pakaian di awul-awul masih dalam kondisi baik dan layak pakai. Satu potong pakaian di awul-awul dihargai mulai dari Rp 3 ribu hingga yang termahal di kisaran Rp 50 ribu (belum ditawar). Sejatinya, hampir semua pakaian dijual dengan harga pas, namun kalau kamu membeli beberapa potong atau ada sedikit cacat pada pakaian yang kamu beli, penjual tak akan keberatan untuk memberikan sedikit potongan harga. Mau coba?

Membeli pakaian bekas di awul-awul telah menjadi kebiasaan bagi sejumlah pengunjung Sekaten. Kalau kamu pemula, ini ada sedikit tipsnya

karena semuanya ada tipsnya

karena semuanya ada tipsnya via jogja.co

Pertama, kamu harus telaten dalam memilih dan memilah. Sehingga, kamu akan mendapatkan barang yang bagus dan tidak cacat. Kedua, sebaiknya kamu datang di saat awal Sekaten sih, biar barang yang tersedia lebih banyak dan kamu punya lebih banyak pilihan. Tapi karena sekarang sudah mendekati akhir Sekaten, ya mau gimana lagi, mumpung masih ada. Dan satu lagi, ingat, kalau pada barang yang kamu pilih terdapat sedikit saja cacat, kamu justru bisa menjadikannya sebagai dasar untuk menawarnya kepada penjual. Jadinya, kamu tetap untung dengan mendapat potongan harga. Tenang saja, label pakaian bekas tak lantas membuat awul-awul identik dengan kalangan tak mampu kok. Karena nyatanya, nggak sedikit kalangan berduit yang juga ikut ngawul.

Hilangkan gengsi dan sungkan untuk berburu pakaian bekas. Biar bagaimanapun, awul-awul merupakan surga pakaian bagi para pengunjung, terkhusus mahasiswa yang selalu tergiur dengan harga murah. Lalu, kapan mau belanja di awul-awul?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Rajin menggalau dan (seolah) terluka. Sebab galau dapat menelurkan karya.