Direksi Mundur dan Punya Banyak Hutang, Sriwijaya Air Diminta Untuk Berhenti Terbang!

Sriwijaya Air Diminta Stop Operasi

Kabar kurang sedap menimpa maskapai tanah air, Sriwijaya Air Group. Maskapai yang sudah berdiri sejak tahun 2003 ini terancam berhenti beroperasi. Banyaknya hutang dan terhentinya kerjasama bersama Garuda Indonesia disinyalir jadi faktor utama maskapai ini terancam gulung tikar. Trilyunan hutan dan tanggungan yang belum dibayar kepada beberapa pihak bisa jadi akan mengakibatkan pelayanan maskapai yang satu ini terhenti untuk selamanya.

Advertisement

Maskapai yang sudah melayani jutaan penumpang ini pada akhirnya harus mengalah. Akankah Sriwijaya Air segera berhenti terbang? Yuk simak ulasan Hipwee Travel dulu deh.

Sriwijaya Air direkomendasikan untuk menghentikan layanan operasionalnya oleh direkturnya sendiri. Sebegitu pelikkah masalah maskapai ini?

sriwijaya air berhenti beroperasi? via money.kompas.com

Maskapai Sriwijaya Air diminta untuk menghentikan layanan operasionalnya. Himbauan itu berasal dari direkturnya sendiri. Direktur Quality, Safety, dan Security PT Sriwijaya Air Toto Soebandoro merekomendasikan kepada Plt Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson I. Jauwena agar maskapai yang dibangun oleh Chandra Lie ini setop beroperasi. Hal ini dikarenakan pesawat yang dioperasionalkan dianggap tidak laik terbang.

Surat rekomendasi itu bernomor 096/DV/INT/SJY/IX/2019 tertanggal 29 September dikirimkan ke Plt Direktur Utama PT Sriwijaya Air. Ada beberapa alasan mengapa maskapai ini dianggap tidak laik terbang. Salah satunya adalah karena kondisi ketersediaan tools, equipment, minimum spare dan jumlah qualified engineer yang ada ternyata tidak sesuai dengan laporan yang tertulis dalam kesepakatan yang dilaporkan kepada Dirjen Perhubungan Udara (DGCA) dan Menteri Perhubungan.

Advertisement

Tak cukup sampai di situ saja, direksi Sriwijaya Air pun mengundurkan diri. Bukti bahwa maskapai ini sudah berada di ujung tanduk

senjakala sriwijaya airs via money.kompas.com

Tak cuma mendapat himbauan untuk menghentikan operasi, Sriwijaya Air mendapat kabar buruk lagi. Dua direksi Sriwijaya Air mengajukan pengunduran diri. Keduanya adalah Direktur Operasi Captain Fadjar Semiarto dan Direktur Teknik Romdani Ardali Adang. Pengunduran diri buntut dari pertikaian bisnis yang terjadi dengan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).

Seperti diketahui, pemutusan kerja sama sepihak antara Sriwijaya Air dengan Garuda Indonesia ini menuai polemik. Logo Garuda Indonesia dicabut dari badan pesawat Sriwijaya Air. Buntutnya adalah anak usaha Garuda Indonesia, GMF Aero Asia menghentikan layanan perawatan (maintenance) pesawat Sriwijaya Air. Hal itu membuat Sriwijaya Air dianggap tak memenuhi standar keamanan sehingga diminta untuk menghentikan penerbangan. Tentu kondisi ini dapat menyebabkan operasional maskapai menjadi terganggu.  Bayangkan saja, dari sekitar 30 unit pesawat yang dikelola perseroan, per hari ini hanya ada sekitar 10 unit pesawat yang mengudara dan melayani sekitar 80 rute.

Meski begitu, Direktur Komersial PT Sriwijaya Air, Rifai Taberi mengatakan bahwa hingga saat ini Sriwijaya Air dan NAM Air masih beroperasi secara normal. Semoga saja itu benar adanya tanpa mempertaruhkan keselamatan penumpang.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Traveler Baper, Penghulu Kaum Jomblo

Editor

Traveler Baper, Penghulu Kaum Jomblo

CLOSE