Makin Marak Begpacker atau Turis Gembel di Bali. Pemerintah Kini Bakalan Menindak Tegas!

Begpacker Makin Marak di Bali

Pernah denger nggak istilah begpacker? Itu lho turis-turis asing yang minta-minta sampe mengemis di negara tujuan. Biasanya kan stigma turis kan duitnya banyak. Tapi begpacker ini duitnya nggak punya dan nyari sumbangan biar bisa lanjut ke destinasi selanjutnya atau seenggaknya bisa beli tiket pulang. Sebuah hal yang kontraproduktif dengan target kunjungan wisatawan pemerintah Indonesia. Lho tujuan banyak turis asing kan mereka membelanjakan uangnya di sini. Bukan malah minta uang dari uang sini. Sepakat kan Gaes?

Advertisement

Nah, fenomena ini makin lama makin parah. Nggak cuma di Bali, fenomena begpacker atau turis gembel ini sudah sampai ke beberapa negara Asia lain, seperti Singapore, Korea, Jepang, hingga Vietnam. Kalau selama ini dikenal lembek, kini pihak imigrasi akan menindak tegas para begpacker. Seperti apa?

Imigrasi Bali menegaskan tak mau lagi mengurus turis-turis gembel di Bali. Ke depannya, hal itu akan menjadi tanggung jawab kedutaan masing-masing negara asal

turis gembel via www.hipwee.com

“WNA yang nggak punya duit atau pura-pura gembel kita kirimkan orang itu ke kedutaannya atau minta perlindungan ke kedutaannya yang notabene harus melindungi warga negaranya yang di sini banyak,” kata Kabid Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I TPI Ngurah Rai Setyo Budiwardoyo di Denpasar, Bali seperti dikutip Detik.

Kesal dengan maraknya turis gembel alias begpacker, pihak imigrasi akan menindak tegas turis gembel tersebut. Kini mereka tidak akan menampung dan memberi makan seperti biasa. Turis gembel ini akan langsung dikirimkan ke kedutaan negara turis yang bersangkutan. Harapannya agar pihak kedutaan melindungi warganya dan membantunya kembali ke negara asalnya. Keberadaan turis berkantong cekak ini sangat kontraproduktif dengan upaya peningkatan devisa pariwisata. Boro-boro devisa, mereka aja masuk gratis, nginep di homestay 100 ribuan, eh sudah gitu minta sumbangan untuk traveling. Alih-alih mendapat devisa, kitanya malah yang nyumbang uang dan petugas juga harus kasih makan mereka.

Advertisement

Banyak cara turis gembel ini mencari uang, mulai dari jualan postcard, kasih pelukan, atau sekedar mengemis seperti biasa. Sudah banyak kelakuan begpacker yang bikin gerah

benjamin holst via philippineslifestyle.com

Masih ingat sama Benjamin Holst yang ngamen mulu di Bali dan duitnya dipake foya-foya? Nah kaya gini nih harus ditindak tegas. Warga Jerman ini mengemis dengan memanfaatkan kaki gajahnya di berbagai negara, mulai dari Indonesia (Bali), Thailand, hingga Filipina. Keselnya lagi, dia menggunakan uang mengemisnya itu untuk foya-foya dan dihabiskan di tempat hiburan malam. Kurang ajar banget ‘kan perilakunya?

Nggak cuma dia saja yang mengemis demi bisa traveling. Ada pula rombongan bule yang mengamen di Bali. Warga yang menyaksikan tiga orang bule Rusia yang sedang mengamen di Pasar Tabanan lalu melaporkannya ke Satpol PP. Lucunya, peralatan mengamen mereka cukup lengkap. Setelah ditangkap mereka lalu dibebaskan lagi. Masih banyak kisah serupa yang bikin kita elus dada.

Praktik bebas visa untuk 169 negara di dunia tujuannya memang baik. Namun harus dikaji ulang dengan kehadiran begpacker yang makin merajalela beberapa tahun terakhir

begpacker di hongkong via www.boredpanda.com

Advertisement

Program bebas visa bagi 169 negara untuk masuk ke Indonesia ini memang cukup jadi masalah ya belakangan ini. Contohnya saja Australia yang merupakan penyumbang wisatawan terbanyak kedua ke Bali, namun ulah warganya selama liburan di Bali juga seringkali bikin geleng-geleng kepala. Hal ini harus dijadikan evaluasi, efektif nggak program bebas visa meningkatkan devisa pariwisata.

Masalahnya, jadi WNI yang mau keluar negeri itu susahnya minta ampun. Hanya ada 75 negara yang bebas visa bagi WNI. Mulai harus ngumpulin dokumen yang seabreg hingga bayar mahal. Harus punya tabungan puluhan juta lagi. Itupun belum tentu dapat visa lho. Nggak gampang lah dapat visa Schengen ataupun visa Amerika. Eh, negara lain masuk Indonesia gratis. Nggak punya uang lagi hingga akhirnya menggembel di sini. Miris sih.

Semoga pemerintah makin jeli dan efisien dalam membuat program terkait imigrasi tersebut. Kalaupun bebas visa sebaiknya ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi WNA yang akan masuk Indonesia.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Traveler Baper, Penghulu Kaum Jomblo

Editor

Traveler Baper, Penghulu Kaum Jomblo

CLOSE