8 Tanda Hidupmu Sudah Kebanyakan Drama. Saat yang Tepat Untuk Mengakhirinya

‘I hate drama’

Kalimat satu ini sering jadi bio banyak orang di media sosial. Teman, kenalan, atau bahkan kamu sendiri yang menggunakannya?

Menolak disebut drama memang menjadikanmu manusia yang lebih postif. Memangnya siapa yang mau disamakan dengan tokoh-tokoh sinetron yang identik dengan pribadi yang selalu lebay menghadapi situasi? Namun diakui atau tidak, ada kalanya kita mendramatisir keadaan. Disadari atau tidak, terkadang kita membesar-besarkan masalah yang kemudian menyulitkan diri kita sendiri.

Sekali dua kali, itu manusiawi. Namun jangan diabaikan bila hal-hal ini sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Jangan marah bila ada orang yang menyebutmu drama queen, sebab hidupmu memang sudah terlalu banyak drama. Kalau hal-hal ini sudah kamu rasakan sehari-hari, mending jauh-jauh deh dari kedramaan dalam hidup!

1. Setiap ada masalah, hal pertama yang kamu lakukan adalah update media sosial. Sambil berharap semua orang datang untuk berkomentar

Semua masalah dicurhatin di medsos

Semua masalah dicurhatin di medsos via onthefourthfloor.com

Kerjaan numpuk, ngetwit. Ribut sama pacar, ngetwit. Dimarahin ortu, ngetwit. Nunggu kereta yang tidak datang-datang dan terancam terlambat ngantor, ngetwit. Salah paham dengan teman, ngetwit. Sendal hilang dimasjid, ngetwit. Semua masalah ditanggapi dengan ngetwit. Bukannya segera mencari jalan keluar, kamu malah sibuk memberi tahu semua orang tentang masalahmu. Simpati dari orang yang berdatangan seolah membuat situasimu lebih baik, padahal persoalan masih ada di depan mata, menunggu untuk diselesaikan. Daripada membuang-buang waktu untuk ‘berbagi’ di media sosial, bukankah lebih baik kamu gunakan waktu untuk segera mencari solusi?

2. Saat temanmu berbuat salah, kamu menghindarinya, mendiamkannya, dan bersumpah tidak akan berteman lagi dengannya selamanya

drama-berantem

Sedekat apapun sahabat, kesalahpahaman bisa saja terjadi. Justru ketika sebuah persahabatan ada aksi marahan kemudian baikan itu tandanya persahabatanmu sudah erat. Tapi kalau saat terjadi kesalahpahaman dengan teman, kamu menganggapnya bukan lagi sahabat, sebisa mungkin menghindarinya, menyindir-nyindirnya di postingan media sosial, mengonfrontasinya di depan umum dan bersumpah tidak akan berbaikan lagi dengannya selamanya, sudah pastilah kamu ratu drama. Bila hidupmu tidak drama, tentu kamu akan menemui temanmu, lalu mengajaknya bicara baik-baik, menyelesaikan persoalan dengan kepala dingin. Bila memang kamu yang salah, kamu juga minta maaf dengan hati lapang. Mudah, bukan?

3. Urusan kerjaan selalu kamu masukkan ke hati. Atasan, teman sekantor sering jadi curhatan terselubung di media sosialmu

Profesional dibawa personal

Profesional dibawa personal via www.theloop.ca

Salah satu ciri orang yang drama adalah menganggap sesuatu yang profesional menjadi sesuatu yang personal. Dalam pekerjaan, mendapat kritik dan evaluasi, bahkan dimarah-marahi atasan adalah hal yang wajar. Kerjaanmu dianggap kurang memuaskan dan kamu harus memperbaikinia, adalah hal yang biasa terjadi. Toh, kamu memang dibayar untuk itu. Tapi hidupmu yang penuh drama, membuatmu menganggap feedback dari atasan sebagai serangan atas pribadimu secara personal. Kamu merasa atasanmu, teman-teman kerjamu, semuanya tidak menyukaimu. Dan karena asumsi ini, kamu menuangkan semua kegalauanmu di media sosial. Padahal profesional berarti, yang terjadi di kantor biarkan di kantor, bukan?

4. Pacar nggak ada kabar seharian sudah berhasil bikin kamu uring-uringan. Ketakutan dia selingkuh dan minta putus langsung ada di pikiran

Pacarku mana?

Pacarku mana? via www.kwikku.com

Ciri selanjutnya dari seorang dramaqueen adalah membesar-besarkan masalah yang sebenarnya tidak ada. Segalanya terlihat lebih buruk dari yang seharusnya karena kamu mendramatisir keadaan. Ketika pacar tidak ada kabar seharian, pikiranmu sudah ke mana-mana. Jangan-jangan dia selingkuh? Jangan-jangan selama ini kamu yang jadi selingkuhan? Jangan-jangan dia bosan pacaran denganmu? Jangan-jangan dia sudah tidak sayang lagi? Berbagai jangan-jangan itu mudah merasuki pikiranmu, dan dari situ kamu mengambil kesimpulanmu sendiri. Keinginan untuk putus langsung muncul. Padahal bisa saja pacarmu memang sedang sibuk kerja, mengejar deadline atau meeting ke sana ke mari sehingga tidak sempat mengabari.

5. Penampilan adalah segala-galanya. Kalau ada orang yang mengritik penampilanmu, rasanya ingin mati saja

Cantik kok~

Cantik kok~ via giphy.com

Kamu selalu ingin terlihat sempurna. Mulai dari ujung rambut sampai jempol kaki, segalanya harus cantik dan menawan. Bagimu penampilan adalah segalanya. Kamu merasa bahwa di manapun kamu berada, orang akan memperhatikanmu, dan mengoreksi semua aksesoris yang kamu pakai. Karenanya, kamu harus berusaha keras untuk tampil sempurna. Karena bila ada yang mengritik soal penampilanmu, itulah akhir dunia. Ini tampil cantik dan sedap dipandnag mata memang wajar. Tapi terlalu fokus pada penampilan justru akan membuatmu tertekan. Kekhawatiranmu terlalu berlebihan, padahal bisa saja orang bahkan tak peduli pada penampilanmu.

6. Kamu merasa perlu mengunggah semua momen kemesraan bersama pacar. Seluruh dunia harus tahu bahwa hubungan kalian mesra dan baik-baik saja

PDA teruus

PDA teruus via www.ultraupdates.com

Public Display Affair seringkali dikeluhkan oleh orang-orang. Bisa karena itu tidak penting untuk disounding ke orang-orang, bisa juga karena kemesraanmu membuat kaum jomblo jadi iri hati. Tapi kamu tidak peduli. Setiap momen kemesraan dengan pacar harus diunggah ke media sosial. Agar semua orang tahu bahwa kamu bahagia. Agar semua orang tahu bahwa hubunganmu dengan sang pacar berjalan baik-baik saja. Agar orang-orang tahu bahwa pacarmu sudah tidak sendiri lagi. Intinya, kamu merasa status hubunganmu penting untuk diketahui semua orang. Ujung-ujungnya nanti kalau putus, kamu akan sibuk menghapusi foto-foto mesra itu satu persatu. Hehe

7. Kamu sering merasa bersalah tanpa sebab. Salah bicara saat ngobrol dengan seseorang, bisa membuatmu kepikiran nyaris seharian

Duh, dia marah nggak ya~

Duh, dia marah nggak ya~ via elitedaily.com

Seorang dramaqueen tidak hanya identik dengan suka membesar-besarkan masalah, tapi juga sering merasa bahwa kamu bertanggung jawab atas kebahagiaan semua orang di dunia. Perasaanmu sering menjadi sensitif secara tiba-tiba. Terkadang saat kamu sedang ngobrol dengan seseorang, lantas kamu menyadari bahwa kamu salah bicara, hal ini akan mengganggumu dalam kurun waktu yang lama. Kamu sibuk menyesalinya dan berharap bahwa obrolan yang tadi tidak usah terjadi saja. Rasa bersalah itu akan menyiksamu berhari-hari, padahal mungkin temanmu saja tidak peduli. Sudahlah, kamu tidak wajib membahagiakan semua orang kok.

8. Ketika teman bereaksi kurang ramah padamu, kamu merasa bahwa dia membencimu. Pikiran buruk langsung muncul di otakmu⁠⁠⁠

Kalau dijutekin teman~

dijutekin teman~ via www.fragrantica.com

Ketika senyuman atau sapaan yang kamu berikan pada seorang teman yang kamu temui tidak berbuah keramahan yang kamu inginkan, hatimu terluka. Kamu bertanya-tanya apa salahmu, dan mengapa temanmu bersikap begitu. Apakah dia membencimu? Tapi memangnya apa kesalahanmu? Padahal bisa saja temanmu memang sedang buru-buru, sedang badmood, atau bahkan tidak melihatmu menyapa. Hal-hal sial bisa saja terjadi dan merusak mood sejak pagi hari. Mood yang buruk terkadang terbawa tanpa kamu sadari. Jadi ketika seorang teman bersikap kurang ramah padamu, bukan berarti dia membencimu. Bisa saja dia memang sedang tidak punya waktu untuk berbasa-basi denganmu.

Bila kamu merasa hidupmu sungguh berat dan penuh masalah, bisa saja itu karena kebiasaanmu sendiri yang suka mendramatisir keadaan.Tanpa diada-adakan, hidup sudah pasti ada masalah. Tanpa dibesar-besarkan, terkadang sebuah masalah sulit diselesaikan. Dan hidup ini sudah berat tanpa harus ditambah sikap yang drama. Meminimalisir drama dan bersikap sewajarnya saja adalah pilihan yang bijaksana.

Suka artikel ini? Yuk follow Hipwee di mig.me !

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi