7 Gejolak Batin Para Stay at Home Mom alias Ibu-ibu yang Nggak Ngantor. Dikira Nggak ‘Kerja’

dilema ibu nggak kerja kantor

Bersyukurlah kamu menjadi ibu jaman now. Kini, para ibu lebih punya kebebasan untuk memilih menjadi ibu pekerja kantoran atau berkarier menjadi ibu di rumah saja. Apapun pilihannya, tentu semua sudah dipikirkan matang-matang oleh sang ibu dan sudah mendapatkan persetujuan dari suami. Jika kamu termasuk ibu yang memilih untuk menjadi ibu penuh waktu di rumah, kamu nggak sendirian, kok.

Advertisement

Apapun alasannya — entah karena ibu ingin lebih dekat dan turun tangan 100% mengurus anak dan suami, atau karena alasan kemapanan ekonomi keluarga yang dinilai sudah cukup, pilihan menjadi ibu rumah tangga tentu sama mulianya dengan pilihan menjadi ibu pekerja. Sebab apapun pilihannya, sejatinya semua adalah bentuk perjuangan dari kasih sayang seorang ibu. Jika sebagian orang masih berpikir, menjadi ibu pekerja itu ‘tega’ karena terpaksa harus menitipkan anak, sebenarnya ibu rumah tangga juga punya kok pergumulan-pergumulan yang seringnya nggak bisa diungkapkan.

1. Banyak ibu rumah tangga yang memiliki potensi untuk dapat pekerjaan bagus tapi karena satu dan lain hal memutuskan untuk ikhlas menjadi ibu rumah tangga. Keputusan ini pastinya nggak diambil dalam waktu satu malam saja

Pilihan ibu | Credit: Photo by Kristina Paukshtite from Pexels via www.pexels.com

Menjadi ibu pekerja sering dinyinyirin? Ibu rumah tangga juga nggak kalah dinyinyirin kanan kiri kok. Memang sudah menjadi risiko menjadi ibu rumah tangga yang bersekolah tinggi-tinggi namun akhirnya memilih untuk berkarier di rumah saja untuk kemudian mendapat cibiran dan dikatain menyia-nyiakan gelar sekolah yang didapat.

2. Banyak ibu rumah tangga yang sungkan untuk minta jatah uang bulanan lebih ke suami untuk membeli kebutuhan pribadi. Padahal ibu juga kadang suka mupeng, lihat barang lucu di mal

Ibu belanja | Credit: Photo by Gustavo Fring from Pexels via www.pexels.com

Sedikit berbeda dengan para ibu pekerja yang punya penghasilan sendiri dan bisa belanja kebutuhan pribadi tanpa terlalu galau dan sungkan minta ke suami, para ibu rumah tangga kebanyakan masih merasa nggak enak dan nggak tega untuk mengambil jatah uang bulanan dari suami demi membeli kebutuhan pribadinya. Ujung-ujungnya ya pasti lebih banyak habis buat anak, sih.

Advertisement

3. Menjadi ibu rumah tangga artinya siap kehilangan satu lingkup sosial yang biasanya menjadi ‘dunia lain’ bagi para ibu bekerja kantoran. Nggak ada lagi becandaan receh yang biasanya kamu dapat dari rekan-rekan kerja

Suasana kantor | Credit: Photo by fauxels from Pexels via www.pexels.com

Profesi ibu rumah tangga menuntut kamu hampir 24 jam terfokus pada rumah, anak dan suami. Selebihnya paling hanya berkutat dengan teman-teman lama (yang mulai sibuk dengan kehidupan masing-masing), keluarga besar dan tetangga. Kadang terasa membosankan tapi ya harus diterima karena dalam setiap keputusan ada konsekuensi yang harus dijalani.

4. Menjadi ibu rumah tangga mungkin akan membuatmu banyak dapat komentar yang bikin kuping panas. Salah satunya komentar jadi ibu rumah tangga itu enak karena di rumah saja, nggak capek kerja di luar

Kerjaan rumah nggak selesai-selesai | Credit: Photo by cottonbro from Pexels via www.pexels.com

A: Kerja apa sekarang?

B: Ngurus rumah tangga, bekerja di rumah aja 🙂

A: Wah, enak dong kerjanya cuma di rumah doang. Nggak capek-capek ngantor.

B: …

Suka heran nggak sih dengan komentar-komentar nggak bermutu semacam ini? Seringkali ucapan seperti ini dapat menyinggung para ibu rumah tangga. Ya kalau ibu rumah tangga ‘enak-enak’ di rumah karena bisa leha-leha liburan nggak kerja kantoran, lah lantas piring kotor, anak yang belum makan dan mandi, rumah yang berantakan dan sebagainya itu siapa kira-kira yang beresin? Jin botol? Ya kecuali Ibu punya serdadu lengkap asisten rumah tangga, kayaknya kehidupan di rumah itu kadang justru lebih ruwet, deh.

Advertisement

5. Kalau dipikir ibu rumah tangga itu waktu luangnya banyak jadi pasti penampilannya jadi lebih kinclong dan terawat. Wah, belum tentu, lo~

Pusing! | Credit: Photo by Gustavo Fring from Pexels via www.pexels.com

Meski banyak waktu di rumah, tapi dengan kesibukan padat tanpa libur apalagi nggak nyewa babysitter atau asisten rumah tangga, kadang ibu rumah tangga bisa kelihatan sangat lusuh dan nggak terawat juga, lo. Karena hampir seluruh waktunya tersita untuk mengurus buah hati dan sang suami, kadang kepentingan pribadi justru banyak terabaikan.

6. Kalau anak masih bayi atau balita, meski ‘di rumah saja’ tapi kenyataannya para ibu rumah tangga justru lebih punya waktu lebih sedikit untuk ‘me time

Credit: Pixabay from Pexels via www.pexels.com

Kalau dikira ibu rumah tangga bisa punya lebih banyak me time alias waktu sendiri dibanding ibu pekerja kantoran, wah belum tentu, lo. Terkadang karena terikat rutinitas dan rasa tanggung jawab, ibu yang bekerja di rumah kesulitan menemukan waktu di mana dia bisa benar bebas dari tanggung jawab dan menyendiri sejenak. Mau ke toilet saja kadang terasa buru-buru karena digedorin atau diteriakin anak :’)

7. Kebahagiaan ibu rumah tangga itu sederhana. Bisa selalu bersama-sama dengan anak dan menikmati setiap detail pertumbuhan dan perkembangannya

Demi anak selalu jadi alasan terbesar | Credit: Photo by Ketut Subiyanto from Pexels via www.pexels.com

Nggak selamanya menjadi ibu rumah tangga itu kelihatan kecut dan membosankan. Justru kebahagiaan ibu rumah tangga itu datang dari hal-hal sesimpel bisa selalu mendampingi pertumbuhan anak. Diberikan pelukan dan cium sayang nan tulus dari anak dan suami sudah cukup menjadi hadiah yang luar biasa buat ibu di tengah penatnya menjadi ibu rumah tangga penuh waktu. Ditambah lagi kalau ayah yang selalu siap mendukung dan membantu keputusan ibu, lengkaplah sudah kebahagiaan ibu.

Sekalipun banyak tantangan dan kesulitan yang dihadapi para ibu rumah tangga, toh pada akhirnya ibu rumah tangga tetap akan puas dan bahagia atas pilihannya sendiri. Lagi-lagi ini soal keyakinan pribadi sih, lebih nyaman dengan status apa. Yang penting ibu tetap menikmati peran dan kebersamaan bersama anak dan suami.

Urusan bekerja kantoran atau nggak, kalau memang ada niat, ibu juga bisa kok membuka usaha di rumah, misalnya usaha jualan online atau  menjadi blogger/Youtuber. Suatu saat nanti setelah anak-anak sudah besar, akan tiba saatnya para ibu menikmati waktu untuk diri sendiri, kok.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An avid reader and bookshop lover.

Editor

An avid reader and bookshop lover.

CLOSE