7 Suka Duka Jadi Pasangan Rantau yang Berkeluarga Jauh dari Orang Tua

Seru di awal, namun pasti nanti akan ada fase kamu merasa butuh orang tua di dekat kalian.

Pernikahan adalah awalan kamu dan si dia untuk memulai babak baru, membangun bahtera rumah tangga yang sepenuhnya jadi tanggung jawab kamu dan pasangan. Setelah resmi berkeluarga, kamu tak lagi di bawah naungan orang tua. Idealnya sih menikah dan membina keluarga memang harus terpisah dari orang tua.

Advertisement

Hidup di rumah terpisah dari orang tua akan membantu mengajarkan kemandirian, juga akan mengasah keintiman kamu dan pasangan, satu-satunya partner yang bisa kamu andalkan. Utamanya bagi kamu dan pasangan yang harus hidup merantau di kota atau negeri orang. Ugh, rasanya pasti lebih nano-nano deh!

Seru di awal, namun pasti nanti akan ada fase kamu merasa butuh orang tua di dekat kalian. Kira-kira hal apa saja sih sebenarnya yang bakal para pasangan rasakan saat membina rumah tangga di perantauan? 

1. Pertama yang akan terasa pastinya adalah rasa merdeka, bebas dari aturan dari masing-masing keluarga. Mau melakukan apa dan pergi ke mana kini jadi urusan berdua

suka duka pasangan rantau

Credit: Photo by João Jesus from Pexels

Setelah resmi menjadi pasangan sah, membeli atau menyewa sebuah rumah untuk kalian berdua akan terasa begitu bebas dan merdeka. Kini semua pilihan sepenuhnya ada di tangan kamu dan dia. Rasanya? Seru!

Advertisement

2. Tinggal merantau jauh dari orang tua akan membuat kalian bingung pada awalnya. Di sisi lain, kalian pun akan merasa begitu optimis karena ini adalah awalan petualangan yang mendebarkan

Jauh dari orangtua saat masih sendiri mungkin akan terasa sedikit sulit dan menyedihkan. Setelah berpasangan, mungkin sesekali kamu atau si dia mungkin akan sedikit merindukan rumah. Tapi kebingungan dan keseruan kalian sebagai pasangan baru di tanah rantau akan mengalihkan semua perasaan tersebut. Rasanya terlalu banyak hal yang harus dilakukan dengan pasangan! Ada yang merasa begini juga?

3. Setelah beberapa saat berkeluarga, kamu dan pasangan mungkin akan terlibat konflik yang harus kalian pecahkan berdua, karena tak akan ada orangtua yang melerai dan menasihati

Credit: Photo by Pavel Danilyuk from Pexels

Beda dengan kalau kamu membina rumah tangga di rumah orangtua atau mertua, konflik apapun yang terjadi bisa jadi akan melibatkan orang tua. Ya semisal beda rumah pun kalau masih sekota, akan ketahuan deh kalau sedang ada masalah. Nah, saat membina keluarga di tanah rantau, setiap konflik harus kalian selesaikan sendiri. Apapun masalahnya, harus bisa survive!

4. Hubungan bisa jadi lebih solid, karena hanya ada kamu dan pasangan hidup di tempat yang asing, jauh dari keluarga

Setelah melalui berbagai masalah, banyak hal baru, kamu dan pasangan akan mulai saling memahami dan menyesuaikan. Jangan kira menikah itu gampang, pacaran bertahun-tahun nggak akan menjamin kamu dan pasangan saling memahami 100%. Saat semua tantangan terlewati, kamu dan pasangan mungkin akan jadi lebih solid dan kompak.

Advertisement

5. Setelah beberapa saat, saat dikaruniai anak, kehidupan rumah tangga kalian bisa jadi akan lebih pelik dan rumit. Terutama tak ada orang tua yang bisa membantu

Credit: Photo by Amina Filkins from Pexels

Menjalani kehamilan jauh dari orang tua itu bisa jadi mudah, bisa jadi justru susah tergantung kondisi dan kemandirian kamu dan pasangan. Yang pasti, dalam beberapa aspek, saat hamil hidup dekat orangtua akan lebih mudah ketimbang hanya berdua dengan suami. Tapi ini hidup yang kalian pilih, harus strong dong menjalaninya!

6. Fase memulai babak baru sebagai orang tua mungkin adalah salah satu fase terberat, utamanya kalau hanya berdua di tanah rantau dengan nol pengalaman

Membina rumah tangga berdua saja sudah penuh tantangan, ketambahan satu anggota keluarga baru jangan ditanya! Di sini kamu dan pasangan bakal dituntut untuk bisa menjalin relasi yang baik dengan orang-orang di tempat tinggal kalian, sebagai pengganti keluarga yang jauh di mata. Ya, jelas nggak bisa bersikap anti sosial saat kamu membina rumah tangga di tanah rantau. Kangen orang tua? Beuh, jangan tanya rasanya :’)

7. Syukur-syukur kalau orangtua kalian bisa meluangkan waktu untuk membantu. Kalau nggak? Butuh usaha ekstra untuk dapat bekerja sama menjadi pasangan sekaligus orang tua baru

Credit: Photo by Amina Filkins from Pexels

Teknologi sudah maju, informasi sudah tumpah-tumpah di mana-mana. Tapi tetap beda rasanya kalau tinggal dekat orang tua mengurus anak dengan pengalaman yang jelas sudah terbukti hasilnya. Tapi sisi negatifnya mengasuh dekat orangtua, bisa jadi bakal banyak kesalahpahaman saat mendidik anak dengan cara kamu dan pasangan dengan orang tua kalian.

Jadi ya nikmati aja lah membesarkan anak sendiri di tanah rantau, karena ini bisa jadi keuntungan buatmu yang mungkin punya teknik parenting yang beda dari orang tua atau mertua.

Entah tinggal dekat orang tua dan atau justru berjauhan di tempat asing, keduanya tentu punya kekurangan dan kelebihan masing-masing yang nggak bisa terhindarkan.

Tapi percaya deh, semua nggak akan terasa berat kalau dijalani dengan ikhlas dan keyakinan pada pasangan kita, satu-satunya partner terdekat kita di kota asing. Kalau menurut kamu, tantangan apa yang paling berat saat menjalin rumah tangga jauh dari orang tua?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An avid reader and bookshop lover.

Editor

An avid reader and bookshop lover.

CLOSE