Bayi Meninggal Kena Pneumonia Berat Akibat Asap Rokok. Sampai Kapan Hal Ini Akan Terus Terulang?

Sudah sering sekali kita mendengar banyak kasus yang berakhir tragis akibat satu benda kecil bernama rokok. Sialnya, dampak dari ganasnya rokok ini tidak hanya diterima oleh mereka para perokok itu sendiri, tapi juga siapa saja yang menghirup asapnya. Baik itu orang dewasa, anak kecil, bahkan bayi sekalipun yang masih sangat rentan dengan bahaya yang ada di sekitarnya.

Advertisement

Kali ini kembali terjadi seorang bayi meninggal karena mengidap pneumonia berat akibat dari asap rokok. Kasus yang mencuat ini menjadi viral di laman Facebook, setelah sang ibu, Fitria Indah Lestari membagikan kisah pilu yang dialami anak keduanya, Muhammad Hafizh Syawal. Bayi mungil tersebut harus direlakan kepergiannya di usianya yang baru menginjak satu bulan. Bagaimana kisah lengkapnya? Simak ulasan Hipwee berikut.

Hafizh lahir usai Idul Fitri dengan sehat dan sempurna, hingga kemudian dia harus terpapar asap rokok

(Ilustrasi) bayi sehat via floridasmilemaker.com

Hafizh lahir sehat dan sempurna pada 27 juni 2017 dengan berat 3,3 kg dan panjang 47 cm. Bagi Fitria, ini merupakan anugerah yang tiada terkira mengingat anak pertamanya perempuan, sehingga rasanya hidupnya menjadi makin lengkap saat ternyata anak kedua yang baru saja dilahirkan berjenis kelamin laki-laki.

Namun kebahagiaan ini hanyalah sementara, malapetaka itu datang saat diadakannya acara aqiqah di rumah mertua (karena lingkungan rumah sendiri yang terlalu sempit). Saat acara ini digelar, Hafizh dibawa ke ruang tamu. Saking banyaknya tamu yang datang, sang ibu sampai tidak menyadari bahwa sedari tadi ada yang merokok di situ. Pada mulanya, semua baik-baik saja. Sampai pada 2 hari setelah acara aqiqah tersebut, Hafizh mulai menunjukkan gejala yang tidak baik pada tubuhnya.

Advertisement

Dokter memberi vonis bahwa Hafizh terkena pneumonia berat. Sedihnya, selang 4 hari setelah itu Hafizh pergi untuk selamanya

Hafizh saat dirawat via www.facebook.com

Tanggal 27 Juli 2017 pukul 20.30, tepat di usianya satu bulan, Hafizh dilarikan ke rumah sakit setelah sebelumnya batuk-batuk dan sesak nafas. Hasil rontgen memperlihatkan bahwa Hafizh terkena pneumonia berat. Hal ini terlihat dari banyaknya cairan yang menutupi hampir keseluruhan paru-paru Hafizh. Hati ibu mana yang tak hancur saat anaknya terkena penyakit serius, ditambah lagi harus tega melihat Hafizh yang masih terlalu kecil menerima tindakan medis berupa pemberian infus, oksigen, suntikan, bahkan harus meminum ASI lewat selang karena khawatir tersedak.

Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Pukul 10.08 pada tanggal 30 juli 2017, hanya selang 4 hari sejak pertama masuk rumah sakit, Hafizh seakan tidak mampu bertahan. Bayi mungil tak berdosa tersebut pergi untuk selama-lamanya. Ia seperti memberi pesan terhadap dampak mengerikan yang bisa diterima oleh siapa saja yang tidak sengaja menghirup asap rokok.

Pneumonia merupakan infeksi paru yang menjadi salah satu penyebab kematian anak-anak tertinggi di dunia

Advertisement

Terlihat dari hasil rontgen via hellosehat.com

Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian anak-anak tertinggi di dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa penyakit ini memicu 15% dari seluruh kematian anak-anak di bawah usia 5 tahun. Pada tahun 2015, terdapat lebih dari 900.000 anak-anak yang meninggal akibat pneumonia. Angka ini lebih tinggi dari kematian akibat AIDS, malaria, dan campak, jika digabungkan.  Indonesia merupakan negara dengan tingkat kejadian pneumonia tertinggi ke-6 di seluruh dunia

dr. Badriul Hegar, SpA(K) mengatakan, pneumonia merupakan proses radang akut pada jaringan paru (alveoli) akibat infeksi kuman (baik dari virus maupun bakteri) yang menyebabkan gangguan pernapasan.

Gejalanya yang mirip selesma (pilek), membuat pneumonia pada bayi sering diabaikan orangtua. Pneumonia sendiri akan mencapai paru-paru melalui beberapa rute. Pertama, kuman di udara kotor terhirup melalui hidung dan tenggorokan sampai ke paru dan terjadi infeksi. Kedua, menyebar melalui darah. Anak-anak yang tinggal di daerah padat penduduk, sering terkena paparan polusi, sisa pembakaran dan asap rokok, termasuk yang sangat rentan dengan penyakit ini.

Kenali gejala pneunomia pada bayi untuk menentukan pertolongan yang tepat

Diberikan terapi uap via www.sciencenews.org

  • Didahului gejala selesma berupa demam yang disertai batuk dan pilek, sakit kepala, dan hilang nafsu makan
  • Pada perkembangan selanjutnya, akan timbul napas cepat dan sesak napas
  • Jika usia anak kurang dari 2 bulan, napasnya lebih cepat dari 60 kali per menit. Jika usianya 2-12 bulan, napasnya lebih cepat dari 50 kali per menit. Sedangkan jika usianya 1-5 tahun, napasnya lebih cepat dari 40 kali per menit
  • Untuk kategori sesak napas, ditandai dengan napas pendek dan hidung kembang kempis
  • Pada kasus pneumonia berat, terlihat adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK), kejang, penurunan kesadaran dan suhu tubuh

Untuk itu, selalu lindungi orang-orang tersayang dari pemicu penyakit berbahaya. Pasti tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa ‘hanya’ karena asap rokok saja bisa menyebabkan hilangnya satu nyawa. Kini, semua sudah nyata terjadi di depan mata. Selain mawas diri, sebaiknya si perokok juga tahu diri untuk tidak merokok di sembarang tempat, terlebih di dekat anak-anak.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

a young mother of two

CLOSE