Cara Mendidik Anak Ala Prancis yang Sangat Berkebalikan dengan Indonesia. Tapi Hasilnya Jadi Luar Biasa

Mendidik, merawat dan mengasuh anak tentu bukanlah sebuah perkara main-main. Tidak asal diberi makan lalu mereka akan tumbuh dengan sendirinya, tapi perlu kesabaran dan juga pengetahuan yang harus dimiliki oleh setiap orangtua agar sang anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Kali ini Hipwee ingin sharing soal pendidikan anak-anak Prancis. Mereka memang dikenal dengan perilakunya yang well behaved, mereka jarang rewel, makan dengan baik di meja makan, dan juga tahu diri untuk saling bertegur sapa dengan orang sekitar.

Dilansir dari laman brightside.me , kali ini Hipwee ingin mengulas lebih dalam mengenai cara didik ala Prancis yang ternyata hampir kesemuanya berkebalikan dengan tradisi dan budaya dalam mendidik anak di Indonesia. Bukan berarti aturan barat selalu paling benar, tapi dari sini mungkin kamu bisa mencari tahu mana yang lebih tepat untuk diterapkan pada anakmu kelak.

1. Sejak bayi, mereka sudah dititipkan pada tempat penitipan anak sehingga membantu untuk lebih cepat beradaptasi dan mandiri

Dititipin daycare via www.modernmom.com

Di Prancis, para ibu kembali bekerja dalam kurun waktu kurang dari 10 minggu pasca melahirkan. Jika ingin masa cuti diperpanjang, sesuai hukum yang berlaku, sang ibu justru harus melepas gajinya untuk tunjangan sosial. Tentu hal ini bukanlah yang diinginkan. Oleh karena itu, para bayi di sana dibawa ke tempat penitipan anak. Mau tidak mau, anak akan selalu bertemu dengan orang lain selain orangtuanya, serta masuk ke lingkungan yang berada di luar rumahnya sejak dini. Dengan begitu, anak menjadi lebih mudah beradaptasi dan juga mandiri.

2. Anak-anak Prancis sudah dibiasakan tidur di tempat tidurnya sendiri bahkan sejak masih bayi sekalipun

Dibiarkan tidur sendiri via www.npr.org

Cara ini yang mungkin belum lazim jika dipraktikkan di Indonesia. Padahal di Prancis sana, sejak anak masih bayi sudah tertib dibiasakan untuk tidur di baby crib (box bayi) atau bahkan di dalam kamarnya sendiri. Mereka menganggap hal ini lebih aman daripada harus tidur satu ranjang dengan orangtua, karena dikhawatirkan terjadi hal-hal yang membahayakan keselamatan si bayi, seperti tertindih badan orangtua saat sedang terlelap.

Yang mengejutkan, orangtua di Prancis dengan ‘tega’ sengaja membiarkan anak mereka menangis untuk beberapa saat sebelum nantinya memutuskan diberi pertolongan. Jika dirasa tidak perlu, sang anak akan dibiarkan hingga diam dengan sendirinya. Malam demi malam anak akan terbiasa tidur sendiri tanpa ketergantungan dengan hadirnya orangtua.

3. Tidak menitipkan anak pada kakek dan neneknya

Tidak ada kakek-nenek yang mengasuh anak via www.grandmagazine.com

Untuk beberapa alasan, kakek dan nenek sebaiknya tidak diberi ‘jatah’ pengasuhan pada anak. Selain memang tanggung jawab penuh terletak pada orangtua, cara mendidik kakek dan nenek tentu jauh berbeda dengan cara mendidik dari tangan orangtuanya langsung. Dari segi zaman, pengetahuan serta tenaga, kakek dan nenek memang sudah tidak selayaknya untuk babysitting. Hal inilah yang diterapkan oleh hampir seluruh orangtua di Prancis. Tidak heran jika di sana lebih sering kita lihat kakek-nenek yang duduk di coffee shop daripada menjaga cucu-cucu mereka.

4. Tidak ada istilah makanan bayi/anak. Mereka dibiarkan makan makanan orang dewasa

Makanannya sama dengan makanan orang dewasa via www.goodfood.com.au

Istirahat makan siang di Prancis bisa sampai menghabiskan waktu selama 2 jam. Bagi mereka, menghabiskan waktu makan dengan bercengkerama bersama anak-anak sangatlah penting dan paling tidak dilakukan sekali dalam sehari. Jika sudah berada di meja makan, tidak ada yang namanya kid’s food atau makanan yang dibuat khusus untuk anak. Baik anak-anak maupun orang dewasa sama-sama menyantap makanan yang ada di meja makan.

Hal ini tentu memudahkan bagi orangtua terutama dalam hal mempersiapkan makanan serta saat sedang travelling. Biasanya anak yang diasuh lewat cara ini tidak menjadi seorang picky eater atau pemilih makanan sehingga doyan hampir semua jenis makanan.

5. Tak jadi soal jika di usia 5 tahun anak belum bisa membaca, karena orangtua di Prancis lebih suka mengajarkan anaknya untuk mengeksplorasi alam

Tidak dipaksa belajar membaca lebih dini via www.newkidscenter.com

Orangtua di Prancis sangat mahfum bahwa anak usia 5 tahun belum saatnya diajari membaca (apalagi calistung-baca, tulis, hitung). Di usia itu, mereka justru mengajak sang anak untuk mengeksplorasi alam. Karena masa kanak-kanak adalah saat yang tepat untuk bermimpi, menjelajahi dunia, dan belajar bersikap sopan dan bertanggung jawab. Membaca akan diajarkan ketika anak berusia 6 tahun atau saat sudah memasuki sekolah dasar.

6. Sikap yang terpuji adalah segalanya. Anak-anak di Prancis diajarkan sopan santun dengan sangat baik

Good manners mean a lot via www.newkidscenter.com

Bagi orang Prancis, good manners mean a lot. Sikap yang baik adalah segalanya. Sejak kecil, anak-anak dididik untuk selalu mengucapkan thank you, good bye, you are welcome, good day dan kata-kata baik lainnya. Mereka juga sudah mengerti bagaimana tata krama untuk memberikan bangku pada yang lebih membutuhkan (orangtua atau wanita hamil) dalam sebuah bus maupun kereta. Jika ditanamkan sejak dini, tentunya hal ini akan jadi pola sikap yang baik hingga dewasa nanti.

 7. Mulai umur 7 tahun, anak – anak di Prancis mendapatkan uang jajan sendiri dengan jumlah yang sudah ditentukan

Jatah uang jajan via brightside.me

Jika di Indonesia orangtua masih ragu mengenalkan jatah uang mingguan atau bahkan bulanan kepada anak,di Prancis justru sebaliknya. Sejak umur 7 tahun, mereka sudah diberikan uang jajan dengan jumlah tertentu dan diizinkan untuk membelanjakannya sesuai keinginan. Dengan begitu, anak akan tahu diri apa saja barang yang bisa dibelanjakan sesuai dengan uang yang dipunya. Dari situ, tidak akan ada cerita anak yang merengek minta dibelikan sesuatu jika pergi berbelanja.

Pola mendidik dan mengasuh anak pasti akan berbeda di tiap keluarga, apalagi negara. Kira-kira, mana poin yang mungkin diterapkan di Indonesia?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

a young mother of two