Deretan Lagu Campursari Jawa Pembangkit Nostalgia yang Cocok Dinyanyikan Saat Pernikahan

Lagu campursari untuk pernikahan

Buatmu yang ingin atau akan menikah dengan adat Jawa, pastinya tak terlepas dari tradisinya yang kental. Semisal panggih, siraman, injak telur, dan tentunya lagu-lagu hiburan yang mengiringi. Umumnya, pernikahan tradisi Jawa akan mendatangkan hiburan dalam bentuk gendingan Jawa, atau paling tidak, organ tunggal yang menyanyikan lagu-lagu Jawa Campursari.

Sejarahnya, campursari secara harfiah diartikan sebagai musik yang menggabungkan skema musik Jawa yang menggunakan pelog dan slendro, dengan musik modern 7 nada yang kita kenal dengan do, re, mi, dst. Dengan adanya harmonisasi gabungan ini, terjadilah sebuah karakter lagu yang unik, nJawani, serta modern. Konsep musik ini tak terlepas dari tradisi pernikahan yang banyak dinyanyikan lagu-lagu Campursari yang bernada ceria dan riang gembira.

Apa saja lagu-lagunya? Simak list dari Hipwee ini:

Resepsi – Waldjinah. Kalau dinyanyikan ini jadi ingin mesam-mesem sendiri

Yen pinuju angrawuhi ing malem resepsi / saat menuju malam resepsi
Kakung putri ngagem busono kang edipeni / para wanita dan laki-laki memakai busana yang terbaik
Poro putri sami lenggah jejer katon rapi / para wanita duduk berjajar rapi
Yen sinawang nganti koyo kontes widodari / jika dilihat seperti kontes bidadari

Siapa sih yang tak kenal dengan Waldjinah, maestro Campursari yang pernah berduet dengan Chrisye? Nah, di lagu ‘Resepsi’, ia menuturkan suasana di dalam resepsi pernikahan. Yakni gambaran mengenai tamu-tamu yang berpakaian bagus-bagus dan diam-diam ingin menyumbang lagu.

Nyidam Sari – Manthous. Kurang romantis apa dinyanyikan seperti ini?

Umpomo sliramu sekar melati / Andaikan dirimu bunga melati
Aku kumbang nyidam sari / Akulah kumbangnya
Umpomo sliramu margi wong manis / Andaikan dirimu sebuah jalan, wahai manis
Aku kang bakal ngliwati / Akulah yang akan melewati

Lagu ini menceritakan tentang pujian dan pujaan seorang lelaki kepada wanitanya. Dengarkan saja liriknya, niscaya kamu akan melayang-layang dan ingin cepat dinikahi.

Nanggap Campursari – Didi Kempot

Sasi ngarep ayo rabi yo dik yo / Bulan depan ayo nikah yuk dek
Konco konco diulemi / Teman-teman diundang
Nanggap orkes campursari / Nanggap orkes campursari
Sedino punjul sewengi / Sehari semalam
Tamune ben seneng ati / Supaya tamu senang

Lagu ini, selain menggoda dan menyepik dengan lirik: Ayo nikah Dek, juga menggambarkan suasana hajatan yang dihibur dengan lagu campursari. Rasanya jadi ingin pakai kebaya trus sanggulan deh.

Yen Ing Tawang Ono Lintang – Manthous

Yen ing tawang ono lintang, cah ayu / Jika di langit ada bintang, duhai cantik
Aku ngenteni tekamu / Aku menunggu datangmu
Marang mego ing angkoso, nimas / Pergi ke awan di angkasa, dik
Sun takokke pawartamu / Akan menanyakan kabarmu

Nggombalan ala Jawa itu memang beragam bentuknya. Bisa pakai bindang-bintang, bisa pake jalan, bisa pake sajak-sajak yang menggoda dan membangkitkan imajinasi. Seperti lagi Manthous yang satu ini.

Kempling – Manthous

Ndak pundi Mbak Ayu / Mau ke mana, kakak cantik?
bade tindak pundi? / Mau ke mana
kadingaren tindak wae / Tumben pergi saja
ora numpak taksi / Tidak naik taksi

Memakai tagar ‘randa’ alias janda memang kerap menjadi solusi saat ingin membuat lagumu menjadi terkenal. Namun, agaknya lagu Manthous yang satu ini patut diacungi jempol — bukan hanya soal materi janda, tetapi juga diksi dan musikalisasi campursari yang luar biasa.

Pokoke Melu – Didi Kempot

Pokoke melu, (melu sopo) / Pokoknya ikut (ikut siapa)
Yo melu kowe, / Ya ikut kamu
Pokoke melu melu, (melu ngopo) / Pokoknya ikut (ikut ngapain)
Yo ngopo wae / Ya ngapain aja
Emoh ditinggal dewe / Nggak mau ditinggal sendirian
Aku pingin ngetotke / Aku ingin ikut
Emoh ning omah dewe / Nggak mau di rumah sendiri
Pusing / Pusing
Sebagai suami dan istri, sudah selayaknya untuk selalu hidup bersama. Seperti ilustrasi dalam lagu ini, ‘pokoke melu’. Pokoknya ikut ke manapun kamu pergi, Sayangku.

Sewu Kutho – Didi Kempot

Sewo kuto uwis tak liwati / Seribu kota sudah kulewati
Sewu ati tak takoni / Seribu hati kutanya
Nanging kabeh / Tapi semua
Podo rangerteni / Tidak tahu
Lungamu neng endi / Pergimu ke mana
Pirang tahun aku nggoleki / Berapa tahun aku mencari
Seprene durung biso nemoni / Sampai sekarang belum bisa menemui

Sebetulnya ini termasuk lagu galau. Tetapi tak ada salahnya untuk meminta lagu ini dinyanyikan di pernikahan kamu. Meski liriknya menceritakan tentang ditinggal oleh kekasih, namun keharuan dalam keikhlasannya saat si dia telah berbahagia, bukankah itu hal yang menarik saat di pernikahan? Lagipula, melodi dan alunannya sangat cocok dilagukan di acara kawinan.

My Love Tarwen – Sopsan

Mbekayu tarwen, teng peken dodol molen / Mbak Tarwen, di pasar jualan molen
Se lengen lengen.. / Besarnya selengan-lengan
Mbekayu tarwen, ngantek tekan buyuten / Mbak Tarwen, sampai engkau menua
Inyong tetep demen.. / Aku tetap suka

Mungkin kamu belum kenal lagu ini. Sopsan memang lebih dikenal di kalangan masyarakat Banyumasan, karena lirik lagu yang dinyanyikan dalam bentuk bahasa Ngapak Banyumasan. Lagu My Love Tarwen mengisahkan tentang kejatuhcintaan sang tokoh terhadap Mbekayu Tarwen. Saking kesengsemnya, sampai dinyanyikan lho. So, lagu ini sangat cocok dinyanyikan dalam pernikahan.

Sebetulnya masih ada banyak lagu-lagu campursari yang cocok dinyanyikan saat pernikahan. Keuntungan dari memakai playlist campursari adalah hampir semua kalangan dan usia dapat menikmatinya. Jadi, sudah tentukan pilihanmu?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

@jenganten jenganten.com