Memahami 11 Langkah Rumit nan Panjang dalam Prosesi Nikah Adat Batak Toba yang Sakral dan Sarat Doa

langkah penting dalam prosesi pernikahan adat batak

Serunya hidup di Indonesia, kita punya begitu banyak keberagaman budaya yang begitu unik dan menarik untuk dikulik. Salah satunya adalah tradisi pernikahan adat dari masing-masing daerah yang masih dipegang erat dan memiliki makna sakral di baliknya. Kali ini, Hipwee ingin mengajak kamu memahami prosesi pernikahan adat Batak Toba sebagai salah satu pernikahan adat yang terkenal akan prosesinya yang rumit nan panjang.

Advertisement

Meski sekarang prosesi pernikahan adat Batak Toba ini telah lebih banyak diringkas, namun nggak ada salahnya kamu tahu 11 langkah dalam prosesi yang sebenarnya. Saking rumit, kental makna dan banyak memakan biaya, konon banyak juga yang jadi enggan bercerai setelah menikah lo. Penasaran seperti apa saja prosesinya dan apa makna tersirat di baliknya? Simak ulasan Hipwee Wedding kali ini yang dilansir dari laman Mahligai dan sumber lainnya ya.

Disclaimer: Hipwee kali ini hanya akan membahas tata cara pernikahan adat Batak Toba secara umum dan yang dikenal luas ya! Masih ada banyak suku Batak yang lain namun tidak dibahas di sini.

1. Langkah pertama dalam pernikahan adat Batak Toba adalah mangarisika. Apa itu mangarisika?

Meriahnya pernikahan adat Batak Toba via dodyphotography.blogspot.com

Mangarisika adalah momen di mana pihak pria berkunjung secara tidak resmi ke kediaman pihak perempuan untuk melakukan penjajakan. Biasanya nih, pihak pria membawa buah tangan berupa cincin emas atau kain.

Advertisement

2. Langkah selanjutnya adalah marhusip-husip. Di tahap ini akan dirundingkan soal besaran mas kawin yang akan diberikan calon mempelai pria

Marhusip-husip via www.picluck.net

Rangkaian acara pra pesta pamasumasuon (pesta pernikahan) dalam adat Batak adalah marhusip. Ini merupakan acara perundingan antara pihak laki-laki dan perempuan dan biasanya akan membahas berapa besar sinamot (mas kawin) yang akan diberikan oleh calon mempelai pria kepada pihak calon mempelai perempuan. Secara harafiah, marhusip-husip bermakna berbisik. Akan tetapi bukan berarti prosesi ini dilakukan dengan berbisik-bisik ya, hehe.

3. Nah, masuk ke prosesi martumpol nih. Bagi orang Batak Toba, martumpol ini menjadi semacam acara pertunangan lo

Upacara martumpol via www.bridestory.com

Dilansir dari laman gobatak.com , martumpol bagi orang Batak Toba dapat disebut juga sebagai acara pertunangan. Namun secara harafiah martumpol merupakan acara kedua pengantin di hadapan pengurus jemaat gereja diikat dalam janji untuk melangsungkankan perkawinan. Martumpol ini dihadiri oleh orangtua kedua calon pengantin dan kaum kerabat mereka beserta para undangan yang biasanya diadakan di dalam gereja, karena yang mengadakan acara martumpol ini kebanyakan adalah masyarakat Batak Toba yang beragama Kristen Protestan.

4. Berikutnya, prosesi berlanjut dengan marhata sinamot. Ini nih bagian di mana pihak pria ‘membeli’ sang perempuan untuk jadi pendampingnya

Marhata sinamot via iyakan.com

Advertisement

Di prosesi ini, pihak pria akan ‘membeli’ sang kekasih untuk menjadi istrinya. Tentu membeli bukan dalam arti yang sesungguhnya ya. Marhata sinamot biasanya diadakan selesai membagikan jambar yaitu pembagian daging (Jambar Juhut) bagi para kerabat, baik dari marga ibu, marga ayah, marga menantu, serta orang-orang tua atau pariban. Dilansir dari gobatak.com , Marhata sinamot adalah prosesi saat membicarakan berapa jumlah sinamot dari pihak laki-laki, hewan apa yang di sembelih, berapa banyak ulos, berapa banyak undangan dan di mana dilakukan upacara perkawinan tersebut.

Acara marhata sinamot dapat juga dianggap sebagai perkenalan resmi antara orangtua laki-laki dengan orang tua perempuan. Mas kawin yang diberikan pihak laki-laki biasanya berupa uang yang jumlah mas kawin tersebut di tentukan lewat terjadinya tawar-menawar.

5. Berikutnya adalah martonggo raja, yaitu upacara pembentukan panitia hajatan besar

Ilustrasi Martonggo Raja via www.kompasiana.com

Martonggo raja merupakan upacara pembentukan panitia (parhobas) sekaligus membahas mengenai persiapan pesta besar, misalnya pesta pesta pernikahan. Prosesi ini dilakukan di masing-masing pihak mempelai. Jika zaman dulu pihak hula-hula tidak diperbolehkan hadir, kini semua pihak keluarga dan teman-teman sekampung boleh dihadirkan saat martonggo raja.

6. Selanjutnya proses berlanjut ke manjalo pasu-pasu parbagason. Ini adalah momen pemberkatan pernikahan secara agama

Pemberkatan nikah di gereja via www.roosvansia.com

Ini merupakan prosesi pemberkatan pernikahan yang dilakukan di gereja. Acara pemberkatan ini kemudian dilanjutkan dengan rangkaian pesta adat Batak.

7. Langkah ketujuh adalah pesta unjuk, yaitu prosesi pemberkatan dari seluruh keluarga

Didoakan keluarga besar via mitraphoto.com

Di dalam adat Batak, kedua mempelai juga harus memperoleh pemberkatan dari seluruh keluarga, khususnya orangtua. Kedua mempelai akan dilimpahi doa-doa sembari ditandakan dengan pemberian ulos. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembagian jambar ke pihak wanita dan uang (tuhor ni boru). Sementara itu, pihak pria menerima ikan mas arsik (dengke) dan ulos.

8. Berikutnya, marunjuk. Pesta pernikahan bisa dilakukan dengan dialap jual atau ditaruhon jual

Pernikahan Astrid Tiar via batakgaul.com

Kalau dialap jual, pesta pernikahan dilakukan di kediaman perempuan sedangkan ditaruhon jual jika pesta dilakukan di kediaman pihak laki-laki. Ini tentu sesuai kesepakatan bersama ya.

9. Belum selesai, masih ada lagi nih proses paulak une yang dulu dianggap sangat penting. Apa makna di baliknya?

Pernikahan Batak via pakem.wordpress.com

Prosesi Paulek une ini dilangsungkan seminggu setelah dilaksanakannya pesta adat, yaitu saat kedua mempelai sudah resmi menjadi suami istri. Pihak pria berkunjung ke rumah mertua untuk menyampaikan rasa terima kasih karena acara pernikahan yang telah dilangsungkan dengan benar ‘une’. Di momen ini pihak pria juga akan menyampaikan rasa terima kasih kepada orangtua pengantin wanita berhasil mengasuh, mendidik dan memelihara adab dan adat borunya, sehingga tetap menyandang status gadis sampai dengan hari perkawinannya. Dulu saking ketatnya, sang istri bisa saja dipulangkan kalau setelah menikah dianggap belum layak mendampingi sang suami lo.

10. Jelang proses akhir, pernikahan adat akan masuk ke langkah manjae. Ini hanya akan dilakukan jika mempelai pria bukan anak bungsu

Pernikahan adat batak via www.hipwee.com

Manjae merupakan prosesi khusus yang dilakukan jika mempelai pria bukan anak bungsu. Setelah beberapa waktu menjalani biduk rumah tangga, pria tersebut akan dipajae atau dipisah rumah dan mata pencarian dari keluarganya. Namun jika si pria merupakan anak bungsu, acara ini tidak perlu dilangsungkan, karena biasanya anak bungsu akan mewarisi rumah milik orang tuanya.

11. Terakhir, masuk ke prosesi maningkir tangga yang merupakan acara balasan dari pihak keluarga penganti perempuan

Pernikahan adat Batak via www.bridestory.com

Ini merupakan acara balasan dari pihak keluarga pengantin perempuan atas kunjungan pihak keluarga pria (paulak une), sekaligus untuk mengetahui keadaan sosial, ekonomi dan spiritual pihak pria. Prosesi ini juga merupakan implementasi bahwa hubungan kekeluargaan tidak hanya sebatas pada acara pernikahan saja, tapi juga menyangkut seluruh keluarga besarnya juga.

Terkesan panjang dan rumit banget, nggak heran kalau kini banyak warga Batak Toba yang meringkas acara agar lebih efisien dan ekonomis juga. Ya tentu dengan prosesi yang sedemikian panjang, biaya yang dibutuhkan nggak akan sedikit ya. Tapi di balik rumit dan panjangnya rentetan prosesi pernikahan adat Batak Toba, banyak yang setuju dan mengamini makna sakral di baliknya. Sepadan pula kan dengan kekasih yang kini telah kamu dapatkan untuk mendampingimu seumur hidup? Hehe.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An avid reader and bookshop lover.

CLOSE