Nikah Itu Memang Ibadah. Tapi, Bukan Berarti Menyegerakannya Tanpa Persiapan yang Terarah

Pernikahan. Apa yang ada di benakmu ketika mendengar itu? Sebuah kata yang mengandung kesakralan dalam perjalanan hidup manusia. Kamu – anak muda yang kini sedang beranjak dewasa (atau sudah merasa dewasa) mungkin bosan mendengarnya. Jelas. Karena usiamu saat ini adalah usia di mana pengeluaranmu cukup banyak untuk menghadiri kondangan. Satu persatu teman-teman, saudara yang seumuran, dan para mantan (oh God) akhirnya menikah. Sedangkan kamu masih begini saja – menunggu waktu yang tepat itu datang. Halah.

Advertisement

Berbagai pertanyaan nyeleneh menyinggung status lajangmu atau kalimat mendoakan agar kamu segera menyusul bukan hal baru lagi. Kamu sudah khatam menghadapi dan selalu punya jawaban jitu untuk menanggapi. Toh, status single-mu ini sama sekali bukan karena menolak atau menunda kodrat untuk menikah. Tidak, sama sekali tidak. Melainkan karena kamu tahu menikah itu ibadah, maka bukan berarti menyegerakan tanpa persiapan. Tidak terburu-buru dan memaksakan keadaan. Kamu hanya sedang menunggu waktu yang tepat saja.

1. Menikah itu bukan hanya penyatuan antara kamu dan dia. Ada keluarga dan teman-teman di belakangnya

bukan hanya kamu dan dia via www.jeremychou.com

Sudah jadi rahasia umum ketika ada yang mau menikah, maka orang-orang di belakangnya turut disibukkan. Ya, karena pernikahan merupakan momen bersatunya dua keluarga besar dan teman-teman. Yang bersatu bukan hanya hati pengantin, tapi juga para kerabat kedua belah pihak. Maka dari itu, seringkali ada kabar mengejutkan dua sejoli yang sudah saling sayang dan cinta bisa pisah karena hal ini. Entah keluarganya tidak setuju atau melihat ketidakcocokan pasangan dengan teman-teman juga jadi penyebabnya.

Well, itulah menikah. Menuju tahap ke sana pun perlu perjuangan keras. Tentu kehidupan setelahnya akan lebih berat lagi. Jika tidak bisa melalui masalah keluarga besar dan teman-teman untuk bersatu, bukan tidak mungkin setelah menikah akan lebih sulit. Perkara yang dihadapi lebih banyak dan menguji diri.

Advertisement

2. Tak cuma perkara ‘rasa’, tapi juga bagaimana kalian saat bertengkar nanti harus dipikirkan. Karena masalah yang muncul saat ini dan setelah menikah itu jelas berbeda

kehidupan nanti jelas berbeda via www.huffingtonpost.com

Pacaran bertahun-tahun atau sudah kenal sejak lama belum jadi jaminan pertengkaran dapat dihindari. Yang namanya masalah pasti akan selalu ada – selama atau sedekat apapun kalian dulu bisa tetap muncul. Hanya saja perkara setelah menikah berbeda tingkatannya. Bukan lagi hal remeh seperti telat dijemput atau selalu jawab terserah saat lagi ngambek. Bukan, itu bukan level berantem kalian lagi. Level kamu dan dia akan lebih ‘berkelas’ dan rumit. Masalah tempat tinggal, uang bulanan, kredit kendaraan, hingga mertua yang suka suka mengatur beberapa di antaranya.

Nah, sudah punya solusinya?

3. Kamu akan selalu melihat orang yang sama setiap waktu. Jika masih ragu, coba pertimbangkan kembali selagi bisa

Advertisement

melihat orang yang sama setiap waktu via womenfeelings.com

Kalau masa-masa pacaran atau pendekatan dulu suka dilanda rindu, sebaliknya dengan menikah. Kamu dan pasangan bisa bosan lantaran bertemu hampir setiap waktu. Mulai dari bangun tidur hingga mau tidur lagi kamu akan melihat orang yang sama. Ya, orang yang itu-itu lagi. Dan bukan selalu dalam tampilan menawan yang sudah bersolek ya.

Hal lainnya adalah kamu harus siap mendampinginya dalam keadaan apapun. Dia yang suatu saat sakit atau mendapat masalah di kantor adalah dua di antaranya. Kalau kamu masih meragu, waktu yang ada saat ini bisa kamu manfaatkan untuk mempertimbangkan. Silahkan gunakan waktumu sebaik-baiknya buat berpikir selagi bisa.

4. Modal itu hal penting dalam pernikahan. Kalau tidak diperhitungkan, akan makin banyak masalah muncul karena ini

modal harus diperhitungkan via elegantevententertainment.com

Bukan bermaksud tidak percaya dengan rejeki Tuhan setelah menikah. Namun, pernikahan itu sangat erat kaitannya dengan modal. Terutama dengan adat Indonesia yang kental menyelenggarakan pesta pernikahan besar-besaran. Tentu dana yang akan dikeluarkan cukup banyak dan pihak keluarga akan turun tangan ikut membantu biaya. Kamu dan pasangan pasti jadi merasa nggak enakan dan gengsi menerimanya. Tapi, mau bagaimana lagi?

Begitupun setelah menikah – kamu dan pasangan mulai membangun rumah tangga dari nol. Perjalanan keluarga kecil yang baru dibangun ini pun masih panjang.

Memang benar bahwa tingkat kemapanan itu tidak ada yang absolut, tapi paling tidak kamu perlu memperhitungkannya. Misalnya pilih mengontrak atau menyicil rumah, berapa biaya bulanan yang akan dihabiskan, lalu berapa banyak yang bisa ditabung. Itu semua harus sudah dipikirkan, sehingga kamu dapat menyiapkan berapa banyak nominal modal tabungan untuk membina rumah tangga. Dengan begitu, kemungkinan masalah muncul karena hal ini akan berkurang.

5. Diri kalian sesunggguhnya akan terlihat setelah menikah. Bukan dicocok-cocokan untuk memaksakan keadaan

jadilah diri sendiri via www.punjabweddingcars.in

Menikah itu kalau bisa sekali seumur hidup. Sejak sah menjadi pasangan suami-istri hingga maut memisahkan. Oleh karena itu, jangan sampai kamu membohongi diri sendiri dengan berpura-pura menjadi orang lain.  Meski hal itu dilakukan untuk memuluskan hubungan atau terpaksa karena umur kian bertambah, cara tersebut bukan solusi yang tepat. Dengan menolak menunjukkan jati dirimu sesungguhnya, maka masalah yang muncul di kemudian hari tambah memusingkan.

Sangat diharapkan ketika calon pengantin akan menikah, memang sudah berbiasa menunjukkan karakter sebenarnya. Bukan mencoba menjadi diri orang lain agar diterima. Bukan dicocok-cocokkan atau dinyaman-nyamankan untuk memaksakan keadaan.

Menikah itu bukan hal yang mudah. Maaf. Mungkin memang mudah, tapi bagi orang-orang yang sejak dulu telah menyiapkan. Nggak heran kalau ada banyak sejoli yang hubungannya kandas karena salah satunya belum siap menikah. Namun, silahkan berkaca pada diri sendiri kalau status single-mu ini bukan karena terpaksa. Tapi karena kamu berprinsip untuk menjalankan ibadah yang tidak main-main. Baik terburu-buru maupun terpaksa karena keadaan. Karena menikah itu bagimu bukan harus disegerakan tanpa persiapan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE