Sebagai Wanita, Ngaku Sajalah Kamu Sebenernya Pengen Konsep Pernikahan Seperti Ini

“Sibuk amat, lagi ngapain sih Ndin?”

“Lagi bikin desain undangan ini lho,”

“Undangan nikahan?”

“Yuhuuu, pengennya handmade gitu.”

“Nikahan siapa emang?”

“Nikahan akulah, siapa lagi.”

“Kapan emang? Sama siapa?”

“Ya belum tahu, yang penting sudah tahu pengennya punya konsep nikahan kaya gimana.”

(((pura-pura mati)))

Advertisement

Berbincang perihal pernikahan, memang ada beda antara lelaki dan perempuan. Jika lelaki lebih berkesan cuek terhadap ceremonial satu ini, dan nampak tak punya bayangan detail bagaimana pernikahannya kelak akan digelar. Perempuan justru sebaliknya. Walau belum tahu kapan serta siapakah kelak yang mendampingi di pelaminan, mereka sudah punya bayangan mengenai pesta pernikahan. Ya, begitulah~

Percayalah, pernikahan bagi beberapa perempuan memang menjadi the biggest dream. Mimpi terbesar di hidupnya. Jadi tak heran, jika kami, kamu, kita para perempuan punya pernikahan idaman masing-masing. Walau berkesan itu sebatas khayalan, namun sesulit apapun kami akan berusaha mewujudkan hingga tetes darah penghabisan. Memang, kami tak menampik bahwa pasti ada pertentangan dan perdebatan, antara kami dan pasangan. Lebih-lebih konsep yang tak sejalan antara kami dan pihak keluarga. Tapi apapun itu, disini Hipwee sudah merangkum beberapa list pernikahan impian para perempuan. Kalau kamu seperti apa? Bisa tinggalkan komentar di kolom bawah ya…

1. Pernikahan yang ada pementasan teater kisah cinta kami di dalamnya. Rasa-rasanya ini bakal lebih menyenangkan, dibanding mengukir runtutan proses perkenalan di gelas souvenir saja

yakin nggak mau beginian?

yakin nggak mau beginian? via apaperproposal.com

Sudah jamak dikenal, souvenir berupa gelas atau mungkin barang-barang lainnya yang di dalamnya ditulis juga runtutan tanggal-tanggal bersejarah bagi pasangan. Mulai tanggal kenal, mulai pacaran, lamaran, hingga akad nikah dilangsungkan. Jujur, kami ingin pernikahan nantinya meninggalkan kesan lebih mendalam bagi para undangan, lebih-lebih bagi kami sendiri dan kamu yang sudah ditentukan Tuhan.

Advertisement

Jika biasanya acara resepsi sebatas saling jabat tangan dan lantas menikmati jamuan, kami ingin di pernikahan yang sekali seumur hidup itu juga ada pementasan atau serupa pagelaran. Berupa teater yang bercerita mengenai proses bersatunya dua anak manusia, yaitu kita. Entah kami dan kamu terlibat sebagai pemeran atau tidak di dalamnya, setidaknya dengan pementasan teater itu pernikahan kita jadi berbeda, lebih-lebih jadi luar biasa.

2. Jika biasanya orkes dangdutan yang jadi andalan, boleh kan kalau kami bermimpi menggantinya dengan orkestra sebagai sajian? Memang butuh biaya yang cukup besar, tapi kami sedang berusaha pula untuk dapat membayar

elegan~

elegan~ via www.hipwee.com

Tak salah kan kami punya mimpi seperti ini? Mengganti orkes dangdut dengan sesuatu yang lebih elegan. Bukan, bukan kami sedang meremehkan, dangdut tetap musik asli Indonesia dan banyak orang suka. Bukan kami tak suka pula, kami hanya ingin suguhan yang berbeda untuk mereka semua. Dengan adanya orkestra, kami ingin pernikahan ini lebih dari sekadar sederhana, ada rasa glamor namun tetap elegan di dalamnya.

Melangsungkan resepsi pernikahan pada malam hari nan syahdu di sebuah gedung kota tempat bertemunya kita, dengan musik klasik yang membuat semua orang turut larut di dalamnya. Hingga akhirnya satu persatu pasangan bergandengan dan berdansa dengan khidmatnya. Memang, mahal, tapi tak ada salahnya kan dengan mengkhayal?

Advertisement

3. Kerjasama dengan pengamen jalanan rasanya bakal lebih menghemat biaya, yang ini tak terlalu sulit untuk direalisasikan kan ya?

sayang kalau nggak diberdayakan

sayang kalau nggak diberdayakan via c1.staticflickr.com

Udah iyain aja. Daripada kami ingin mengundang artis yang jelas memakan biaya, kami punya mimpi realistis untuk memberdayakan mereka. Sudah menekan biaya, nambah pahala pula. Adududuh, betapa mulianya yaaa…. Gimana nggak dapat pahala, kami kan berusaha ‘mengorbitkan’ mereka, memberi pekerjaan, biar nggak bosan tampil di jalanan saja.

Apalagi buat kami yang sudah lama menetap di Jogja, dan akrab dengan pengamen jalanan macam ini. Mereka toh sudah punya seragam sendiri, kami akan memilih yang suaranya tak sumbang di telinga dan pilihan lagunya sesuai dengan konsep pernikahan kita nantinya. Yang tentunya para undangan tak menyangka jika dalam sebuah pernikahan, kami melibatkan mereka. Kamu setuju nggak dengan yang ini?

4. Pesta kostum saat pernikahan sepertinya juga tak kalah menarik. Mulai dari tema superhero, anak sekolahan, hingga princess misalnya

kalau ini, bisa?

kalau ini, bisa? via mydisguises.com

Hal apa sih yang paling abadi di dunia ini selain kenangan itu sendiri? Kenangan paling nyata yang mampu membuka ruang nostalgia ialah gambar yang tercetak pada sebuah lembar foto. Ya, karena itulah, tak salah juga kan ketika kami menginginkan sebuah atau beberapa foto yang nantinya berbicara pada masa-masa yang akan datang. Melalui foto, kami ingin bisa mengenang sebuah momen secara sempurna, kami ingin tertawa dan menangis hari saat mengingat semuanya.

Jika bajunya biasa saja seperti pernikahan-pernikahan kawan lainya, lantas apanya yang luar biasa? Maklumi saja, namanya juga perempuan. Kebetulan memakai baju sama dengan teman kantor saja pasti besoknya tak akan dikenakan lagi. Begitulah kami. Menginginkan pesta kostum nampaknya bukan hal mustahil pula. Jika orangtua tak merestui, bolehkah kami menggelar “pesta” untuk kawan-kawan kami dan pasangan saja?

5. Diarak keliling kampung dengan kendaraan tradisional seolah tak mandeg sebagai mimpi belaka. Bukankah ini bukan hal sulit untuk diwujudkan menjadi nyata?

dokar atau becak sah-sah saja

dokar atau becak sah-sah saja via cdn1-a.production.liputan6.static6.com

Ingat pernikahan Gibran Rakabuming anak presiden Jokowi? Siapa nggak mau, nikah dengan andong/dokar atau becak atau apapun kendaraan tradisional di kota tempat asal kami? Setelah akad dilangsungkan, setelah “sah” kita dapatkan, kami ingin diarak dengan kendaraan-kendaraan itu. Keliling kampung, layaknya raja dan ratu sehari di atas sana.

Kendaraan tradisional yang tak menyebabkan polusi udara dan suara, sudah pasti unik dan menarik bukan? Intinya, balik seperti poin awal, kami ingin setidaknya pada momen ini, kami dan kamu sebagai pasangan jadi terkesan. Dan ketika ada guncangan dalam rumah tangga nantinya (jangan sih jangan), kamu bisa kembali momen ini untuk mengenang betapa indahnya pernikahan kita, bagaimana kita dipersatukan oleh-Nya.

6. Demi penghematan, atau katakanlah pengalihan ke anggaran lainnya. Bisakah kamu mengabulkan permintaan kami untuk mengundang pedagang kaki lima di pernikahan ini?

yang begini udah hemat, bermanfaat pula

yang begini udah hemat, bermanfaat pula via tango.image-static.hipwee.com

Kata mereka yang sudah menikah, anggaran terbesar terletak pada catering dan sewa gedung. Karena ingin lebih hemat dan sebenarnya kami ingin membengkakkan anggaran lainnya sih, hihiii…, kami ingin memangkas budget catering dengan memanggil abang-abang gerobag jajanan langganan. Karena selama ini mereka berjasa memenuhi kebutuhan perut kami, tak salah kan jika kami ingin mengundangnya?

Gerobak angkringan langganan misalnya, atau tukang es krim kesukaan, tukang bakso yang sering mangkal didepan rumah, dan sebagainya. Selain hemat, sepertinya para undangan pun akan terkesan dengan ide seperti ini. Apalagi jika pesanan mereka baru dibuat kala mereka memesan, konsep pesta rakyatnya akan terasa kental. Kami pun bisa bernegosiasi harga dengan mereka untuk mengisi stand makanan di pesta. Pasti bakal lebih merakyat dan hommy.

7. Terakhir, walau pada akhirnya pesta pernikahan dilaksanakan di rumah saja, bolehkah kalian membiarkan kami berkreasi dengan tenda agar menimbulkan kesan berbeda?

yang begini kan nggak melulu tenda biru saja

yang begini kan nggak melulu tenda biru saja via www.hipwee.com

Sepertinya tenda biru bukan lagi jamannya. Bebaskan kami memilih warna tenda dan lighting sesuai kesukaan, lagi-lagi supaya kami merasa dihargai dan bisa mewujudkan impian. Pesta malam hari seringkali dinilai lebih boros, lantaran biaya akan membengkak pada lightingnya. Jika dari anggaran total, kami memangkas pada anggaran seperti undangan, souvenir, gedung, atau bahkan catering, bukan tak mungkin kemudian kami menyubstitusi pada anggaran lighting kan?

Siapa yang tak menginginkan pesta di kala senja. Duduk sambil tertawa bahagia bersama keluarga dan sahabat terdekat di dalam tenda. Ditemani temaramnya lampu atau lampion di dalam tenda di bawah jingga senja. Kebahagiaan mana yang sanggup kami dustakan?

Kamu punya mimpi yang lain? Jangan takut, pelan-pelan direalisasikan, sama-sama dikompromikan 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Rajin menggalau dan (seolah) terluka. Sebab galau dapat menelurkan karya.

CLOSE