Serangkaian dengan Ritual Siraman, Ada Upacara Ngerik di Pernikahan Jawa. Kenalan Yuk!

upacara ngerik

Upacara yang dilakukan dalam berbagai tradisi di Indonesia sangat beragam. Demi kemaslahatan manten dan keluarga, banyak prosesi yang mesti dilewati. Salah satunya, mungkin kamu tak asing dengan proses siraman. Masih serangkaian dengan tradisi yang satu ini, ternyata di budaya Jawa ada pula upacara ngerik yang dilakukan sebelum akad dan resepsi pernikahan.

Advertisement

Jika kamu masih merasa asing dengan yang satu ini, ada baiknya kenalan dulu. Siapa tahu saja nanti jodohmu orang Jawa~ Kali  ini Hipwee Wedding akan memberikan penjelasannya khusus untukmu. Yuk, simak sampai habis!

1. Setelah siraman, biasanya akan dilakukan prosesi ngerik ini. Manfaatnya tak jauh-jauh dari ‘bersih-bersih’  calon pengantin

Menurut laman Budaya Jawa , upacara ngerik dilakukan dengan membuang wulu kalong (bulu-bulu halus) yang tumbuh di sekitar dahi. Selain bertujuan agar wajah menjadi lebih bersih dan bersinar, ada pula tujuan lain dari prosesi ini yaitu untuk membuang sial pada diri calon pengantin agar ia merasa bersih baik lahir maupun batin.

2. Upacara ngerik sangat kental dengan tradisi Jawa, sehingga dibutuhkan berbagai sajen dan perlengkapan untuk melaksanakannya

Bisa dipakai dua kali via griyapengantintrisekar.blogspot.com

Sesajen yang dibutuhkan pada upacara ngerik tak berbeda dengan sesajen yang digunakan untuk siraman, sehingga tak perlu membeli lagi. Sesajen tersebut tinggal dipindahkan saja ke kamar pengantin yang akan dipakai untuk upacara ngerik. Sedangkan untuk perlengkapan, yang perlu disiapkan adalah pedupan dan ratus, kain motif tuntrum, pisau cukur atau gondhel, cermin yang ditutup, handuk, serta mangkuk yang diisi air dan sisir.

Advertisement

3. Setelah semua perlengkapan disiapkan, prosesnya diawali dengan calon pengantin wanita yang masuk ke kamar untuk diratus

Proses pengeringan rambut via www.herbsspa.com

Masih dilansir dari laman Budaya Jawa , prosesnya adalah setelah masuk ke kamar, perias akan mengeringkan rambut dengan pedupan yang diratus. Angklo kecil akan diberi bara api kemudia diberi ratus sehingga asapnya wangi. Rambut calon pengantin akan mulai diasapi dengan cara diangkat ke atas dan angklo ditaruh di bawahnya. Biasanya sisi atas calon pengantin akan diberi handuk agar harum ratus lebih meresap dan tak terbuang kemana-mana.

Setelah kering, rambut akan disisir ke belakang dan diikat dengan kencang supaya tak terlepas. Lalu muka dan leher calon pengantin mulai dibersihkan.

4. Setelah itu barulah cengkorongan paes digambar dan bulu-bulu yang ada di luar mulai dikerik

Digambar dulu via www.youtube.com

Penata rias akan menggambar dengan samar-samar cengkorongan paes dengan pensil alis untuk memastikan penunggul, penitis, pengapit, dan godhek. Rambut yang tumbuh di luar cengkorongan nantinya akan dikerik. Rambut ini dikerik dengan pisau cukur. Rambut dikerik dari yang tumbuh antara penunggul dan pengapit, lalu di antara pengapit dan penitis, terakhir penitis dan godhek. Tak hanya itu, bulu-bulu di sekitar alis, bibir, dan tengkuk juga akan dibersihkan.

Advertisement

5. Setelah selesai, calon pengantin akan dirias samar-samar dan menggunakan jenis kain dengan motif tertentu

Memakai batik bermoti bahagia~ via sidamukti.com

Setelah wajah dibersihkan, pengantin akan dirias tipis-tipis, rambutnya digelung, ukel tekuk, atau ukel konde. Lalu calon pengantin akan mengenakan kain dan kebaya. Kain ini merupakan kain bermotif Sidamukti, Sidaasih, atau motif lain yang memiliki arti baik.

Pengantin juga perlu minum jamu sepet-sepet atau delima putih.

Tradisi ini merupakan tradisi turun menurun yang memiliki maksud baik. Namun kamu boleh kok melaksanakannya ataupun tidak tergantung pada kepercayaan masing-masing.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

An avid reader and bookshop lover.

CLOSE