Waspada Endometriosis dan Fibroid Seperti yang Dialami Oleh Zaskia Sungkar. Ini Penjelasannya!

Kehidupan seorang manusia dewasa sesungguhnya baru akan dimulai setelah resmi menjadi sepasang suami istri. Meski ada yang kehidupan rumah tangganya seakan mulus-mulus saja, namun kenyataannya ada banyak juga yang harus mengecap cobaan demi cobaan yang menerpa. Hal ini jugalah yang tengah dialami oleh Zaskia Sungkar, aktris sekaligus desainer busana muslim ini baru saja menjalani operasi sepekan yang lalu. Adapun tindakan operasi yang dilalui adalah di bagian organ reproduksi yakni endometriosis dan fibroid. Usut punya usut, kelainan inilah yang membuat seorang wanita sulit mendapat keturunan.

Advertisement

Tanpa bermaksud mengintimidasi Zaskia Sungkar, Hipwee ingin membahas lebih jauh mengenai kondisi endometriosis dan fibroid yang banyak mengincar kaum hawa. Para cewek, wajib merapat!

1. Endometriosis merupakan kelainan pada sistem reproduksi di mana jaringan dari lapisan dalam dinding rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim

Jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim via www.nichd.nih.gov

Setiap bulannya, tubuh cewek akan melepaskan hormon yang memicu penebalan dinding rahim yang disebut dengan endometrium. Nah, fungsi endometrium ini adalah sebagai persiapan untuk menerima dan sebagai tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Namun, jika nggak terjadi pembuahan, maka dinding rahim akan luruh dan keluar dari dalam tubuh dalam bentuk menstruasi.

Endometriosis akan terjadi saat jaringan endometrium tumbuh di luar rahim, bisa tumbuh pada indung telur, lapisan panggul belakang rahim dan menutupi bagian atas vagina. Jaringan yang tumbuh nggak semestinya ini juga akan mengalami proses penebalan dan luruh, sama dengan siklus menstruasi. Tapi, darah tersebut nggak memiliki jalan untuk keluar dari tubuh sehingga akan mengendap dan mengiritasi jaringan di sekitarnya. Hal ini menyebabkan rasa sakit, bengkak dan masalah kesuburannya.

Advertisement

2. Penyebab endometriosis terdiri dari beberapa faktor, mulai dari genetik hingga lingkungan

Hormonal via www.rd.com

Salah satu faktor risiko yang memicu timbulnya endometriosis adalah hormon estrogen. Sebelum menstruasi, hormon estrogen akan menyebabkan penebalan endometrium agar siap menerima sel telur yang telah dibuahi. Nah, hormon estrogen yang tinggi dapat memperparah kondisi ini. Itulah yang menyebabkan endometriosis umumnya menyerang wanita di usia produktif, yakni antara 25-40 tahun.

Ada beberapa faktor risiko selain estrogen yang diduga sebagai pemicunya, yakni faktor genetik atau keturunan, sistem kekebalan tubuh, faktor adaptasi sel sesuai lingkungan organnya, dan faktor paparan lingkungan.

3. Gejala yang dirasakan sangat mengganggu aktivitas harian, meski umumnya endometriosis nggak tergolong mematikan

Advertisement

Rasa nyeri yang berlebih saat mens via www.reference.com

Gejala endometriosis yang paling sering terasa adalah sakit yang luar biasa pada saat menstruasi. Selain itu, beberapa penderita juga merasakan sakit saat buang air ataupun saat berhubungan suami-istri. Bisa juga mengalami pendarahan yang berlebihan saat menstruasi atau terjadi perdarahan di urine atau tinja. Kelainan ini juga sering menyebabkan sakit perut bagian bawah, punggung bawah, serta masalah kesuburan.

Namun, terkadang ada juga cewek yang sama sekali nggak merasakan gejala apa-apa. Karena itu, sangat penting untuk nggak meremehkan rasa sakit yang mendadak muncul atau melebihi dari biasanya pada saat menstruasi. Segera periksakan diri ke dokter jika hal ini terjadi padamu, ya!

4. Sedangkan fibroid dikenal sebagai pertumbuhan sel abnormal yang tumbuh di bagian uterus atau rahim

Sel abnormal via vagifirm.com

Fibroid memiliki nama lain leiomiom uteri, fibro leiomiom, fibromiom, miom, atau fibroid uterus. Kelainan ini umumnya terjadi pada cewek dan bisa saja berkemungkinan untuk berujung pada leiomiosarkoma atau kanker meskipun fibroid diketahui sebagai keadaan tak berpotensi kanker.

Karena ukurannya sangat kecil, fibroid nggak mudah untuk dilihat dengan mata telanjang, tapi terkadang ukurannya bisa sangat besar dan memicu kerusakan bentuk uterus. Makanya, bisa saja terjadi saat pasien memeriksakan fibroid ini lalu beberapa waktu kemudian ukurannya bisa berubah, seperti mengecil atau membesar dengan cepat. Ada juga kasus di mana tanpa pengobatan dokter pun fibroid bisa hilang sendiri.

5. Ada beberapa faktor yang dicurigai mampu memengaruhi naiknya risiko fibroid, antara lain…

Faktor genetik via dphx.org

  • Faktor genetik; ketika fibroid ini pernah ada dan dialami oleh salah satu anggota keluarga inti, maka kamu pun berpeluang untuk menderita fibroid.
  • Hormonal; hormon progesteron dan estrogen yang menjadi pemicu timbulnya lapisan rahim yang beregenerasi ini dapat membuat fibroid berkembang atau bertumbuh di dalam tubuh.
  • Kehamilan; perkembangan fibroid akan terjadi secara cepat ketika tengah hamil karena adanya peningkatan produksi hormon estrogen dan progesteron.
  • Protein yang memengaruhi tingkat sel dalam berkembang biak.
  • Reaksi sejumlah jaringan terhadap luka atau cedera.
  • Sistem pembuluh darah atau vaskular memiliki kejanggalan.

6. Gejala fibroid pun perlu untuk diketahui agar dapat ditangani sedari awal dan nggak semakin berkembang menjadi kanker serius yang mematikan

Nyeri di bagian pinggang via www.kineticedgept.com

Berikut beberapa gejala yang dirasakan oleh penderita fibroid, antara lain:

  • Perut terasa kembung.
  • Dubur mengalami tekanan.
  • Kaki dan punggung terasa sakit.
  • Susah buang air kecil ataupun air besar.
  • Tulang pinggang terasa nyeri.
  • Darah menstruasi keluar lebih banyak dari biasanya
  • Saat menstruasi, rasa nyeri di perut bisa berlangsung selama seminggu atau bahkan lebih.
  • Muncul rasa nyeri saat melakukan hubungan intim.

Jika kamu merasakan kejanggalan seperti gejala-gejala yang telah Hipwee sebutkan di atas, segera periksakan kondisi tubuh secepatnya karena fibroid juga kerap dianggap sebagai penyebab dari adanya kondisi ketidaksuburan cewek. Pun bisa membuatnya mendapat gangguan selama masa kehamilan yang bisa berujung pada keguguran atau kelahiran bayi.

Mari jadikan apa yang tengah dialami oleh Zaskia Sungkar ini sebagai pembelajaran kita bersama agar ke depannya kita lebih bisa menjaga kesehatan demi masa depan. Semoga cepat pulih ya, Zaskia!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

salt of the earth, light of the world

CLOSE