Aku sempat ada di titik di mana hidupku berubah total 360 derajat. Dulu, aku adalah perempuan yang sangat aktif berorganisasi dan punya banyak teman. Setelah sah jadi ibu, semua itu seperti hilang ditelan bumi, walau aku sadar menjadi istri dan ibu adalah salah satu hal paling mulia di dunia ini. Dierja, anak laki-laki pertamaku yang mengubah segalanya, termasuk bagaimana caraku menyikapi drama kehidupan sebagai orang dewasa…
Sosok Astrid Maulida sudah nggak asing lagi bagi para Moms di Hipwee YoungMom Community, khususnya di WhatsApp Group 1. Selain aktif sebagai mahasiswa, Astrid yang kini tengah menikmati masa-masa menjadi ibu juga kerap membagikan pengalaman parenting berdasarkan pengalaman pribadinya. Ia pun nggak segan membagikan kisah-kisahnya menghadapi GTM (Gerakan Tutup Mulut) hingga bagaimana menyiasati anaknya agar terhindar dari screen time di akun Instagramnya.
Sempat kaget karena mengalami Kehamilan Tak Terencana (KTD) di awal-awal pernikahannya, Astrid “ketakutan” akan peran barunya sebagai ibu

IG @astridsmaulida
Aku kaget banget pas tahu aku hamil. Kehamilanku ini terdeteksi di usia 26 minggu, sedangkan sebelumnya pola hidupku sama sekali nggak sehat dan sering kecapekan. Yang aku takutkan adalah kondisi anakku di dalam kandungan, karena aku termasuk telat tahu kalau aku hamil. Terpaksa, aku harus meninggalkan semuanya, termasuk organisasi dan kegiatan rutinku sebagai mahasiswa.
Kondisi ini sempat membuat Astrid down dan mulai berpikir ngalor-ngidul. Namun karena insting sebagai ibu sudah terbentuk seketika setelah ia melihat garis dua di testpack, ia pun berusaha untuk fokus dan tenang agar kehamilannya ini berjalan lancar.
Makin lama, Astrid mulai belajar apa itu arti ikhlas dan menerima…

IG @astridsmaulida
Nggak mudah untuk tiba-tiba meninggalkan semuanya, termasuk kuliah dan semua organisasinya. Astrid terus mencoba ikhlas, sembari memberikan afirmasi positif bagi anak di dalam kandungannya yang kini sudah berusia 1 tahun. Hal inilah yang akhirnya membuat Astrid percaya, bahwa hidup itu berjalan dinamis dan harus belajar bagaimana cara menerima.
Emir Dirar Dierja, anak laki-laki pertamaku. Mungkin ibu hanya manusia biasa yang pasti memiliki banyak kekurangan, walau hadirmu jelas memberikan harapan dan kesempurnaan. Namun, ketahuilah bahwa kamu mengubah hidup ibu dari yang belum tahu apa-apa, menjadi jauh lebih paham bahwa menjadi dewasa itu bukan hanya tentang angka, tapi juga proses menerima.
Bagi Astrid, nggak masalah jika seorang ibu memiliki prinsip teguh dalam pola asuh anaknya. Walau jelas, pasti akan banyak omongan kurang mengenakkan dari sana-sini

IG @astridsmaulida
Jujur, aku termasuk ibu yang sangat berprinsip dalam pola asuh. Sebisa mungkin, aku nggak akan membentak anakku, meski ia membuat kesalahan dan jelas di hadapanku. Walau mungkin suatu hari aku bisa khilaf, aku sudah bertekad untuk mengajarkan anakku apa itu arti kelembutan dan kebijaksanaan. Aku masih terus belajar, namun di tahap awal ini aku sudah bisa membuktikan ke Dierja bahwa ibunya sangat jarang marah-marah.
Berlaku juga untuk urusan pola asuh seperti screen time hingga good eating habits, Astrid punya cara tersendiri untuk mengatasinya

IG @astridsmaulida
Astrid menyadari bahwa perkembangan zaman juga ikut mengubah pola asuh pada anak-anak. Namun, ia paham betul bahwa membiasakan anak untuk nggak kecanduan gadget itu penting dan bisa dimulai sejak dini. Belum lagi soal kebiasaan baik saat makan, itu juga sudah ia terapkan ke anaknya, seperti makan sambil duduk, no screen time dan makan tepat waktu. Ini hanya contoh sepele, di mana Astrid berhasil menginspirasi ibu lain untuk juga mulai berprinsip teguh soal pola asuh ke anaknya.
Semoga kisah perjalanan Astrid Maulida tadi bisa menginspirasi Moms semua, ya. Nantikan sosok #InspiringMom bulan depan dengan kisah hidupnya yang nggak kalah menarik! Jangan lupa follow akun Instagram @hipweeyoungmom untuk update informasi terlengkap seputar kehamilan hingga parenting!