Menangis adalah cara komunikasi paling umum yang dilakukan oleh bayi. Tangisan pada bayi baru lahir bisa menjadi tanda lapar atau ketidaknyamanan lain yang dialami bayi. Meski begitu, orangtua pasti pernah menghadapi tangisan tanpa henti yang sulit untuk ditenangkan. Bahkan, bayi yang mengalaminya menolak untuk menyusu dan terus saja menjerit.
Banyak orang mengaitkan kondisi tersebut dengan hal mistis di sekitar bayi. Namun, jangan buru-buru panik apalagi berpikiran negatif! Pahami dulu, yuk informasi seputar kolik pada bayi agar lebih tenang menghadapi tangisan bayi yang tanpa henti!
1. Kolik akan membuat bayi terus menangis dan sulit ditenangkan untuk waktu yang cukup lama

Bayi yang mengalami kolik akan tetap menangis meski sudah berusaha ditenangkan | Photo by Sarah Chai from Pexels
Tidak ada penyakit tertentu yang menjadi penyebab kolik pada bayi. Biasanya saat terjadi kolik, bayi akan menangis keras dan menolak untuk disusui. Meski kondisi popok aman, suhu ruangan sudah nyaman, dan sudah digendong, bayi akan tetap menangis dalam durasi yang cukup panjang.
Hingga kini, kolik tidak terbukti menjadi tanda penyakit tertentu. Beberapa ahli menyebut kolik terjadi saat bayi sehat menangis dengan total lebih dari 3 jam per hari selama 3 hari berturut-turut. Namun, tidak semua sepakat dengan definisi tersebut. Pada intinya, kolik adalah fase menangis yang panjang pada bayi yang tidak dapat dijelaskan.
2. Kondisi kolik dimulai pada usia 2 minggu dan akan membaik sekitar usia 4 bulan

Kolik mencapai puncaknya pada usia 2 bulan | Photo by RODNAE Productions from Pexels
Umumnya, bayi mulai mengalami kolik di minggu-minggu awal hidupnya. Namun, fase terburuk dari kolik umnya terjadi saat bayi berusia antara 6 hingga 8 minggu. Pada bulan keempat, kondisi kolik biasanya akan berangsur membaik.
3. Tangisan karena kolik biasanya memiliki beberapa ciri khusus

Bayi akan menangis dalam waktu yang cukup lama saat kolik | Photo by Laura Garcia from Pexels via i.huffpost.com
Meski tidak ada aturan pasti, tetapi para ahli mengenali beberapa pola tangisan yang digolongkan sebagai kolik. Misalnya, tangisan akibat kolik umumnya dimulai pada sore menjelang malam hari secara tiba-tiba tanpa bisa ditenangkan. Saat menangis, kaki bayi akan tampak diluruskan dengan tegang atau sebaliknya diangkat ke arah perut. Selain itu, perut bayi kolik umumnya tampak lebih besar dan lebih sering buang angin.
4. White noise bisa menjadi salah satu cara untuk menenangkan bayi kolik

Selain bantu redakan kolik, white noise bisa buat tidur bayi tertidur lebih cepat | Photo by kelvin octa from Pexels
Karena kolik tidak terjadi akibat penyakit tertentu, penanganannya pun tidak bisa mengandalkan obat. Para dokter menyarankan agar orangtua menirukan kondisi di dalam janin untuk membuat bayi lebih tenang. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menenangkan bayi kolik adalah memutarkan audio white noise seperti bunyi kipas angin, hujan, atau penyedot debu. Bahkan bunyi sssttt dari mulut ibu pun bisa membantu.
Sekilas, bunyi white noise memang terdengar berisik, tetapi bayi sudah terbiasa dengan hal ini sejak dalam janin. Bahkan, para ahli menyatakan suara dalam janin sama berisiknya dengan bunyi penyedot debu. Moms dan Dads dapat mencari audio white noise di berbagai aplikasi pemutar musik gratis.
5. Bantu bayi untuk bersendawa setiap kali selesai menyusu

Sendawakan bayi setiap kali selesai menyusu | Photo by ANTONI SHKRABA from Pexels
Bayi baru lahir belum bisa bersendawa secara otomatis. Meski tidak pasti, para ahli setuju bahwa membantu bayi bersendawa akan mengurangi kondisi kolik pada bayi.
6. Tetap tenang saat menghadapi bayi kolik, yakinkan diri bahwa fase ini akan berlalu

Tetap tenang dan cukup isitirahat menjadi kunci menghadapi kolik | Photo by Sarah Chai from Pexels
Sebagai orangtua baru, menghadapi bayi kolik tentu menjadi tantangan sendiri. Meski begitu, Moms dan Dads perlu tetap tenang dan menjaga kewarasan.
Bergiliranlah menjaga bayi atau minta bantuan orang sekitar jika diperlukan. Jangan tunda untuk bersitirahat ketika bayi sudah tenang karena menjadi orangtua memang butuh tenaga ekstra.
Setiap kali Moms dan Dads merasa kewalahan menghadapi tangisan bayi yang tanpa henti, selalu ingatkan diri bahwa ini adalah fase yang normal dan pasti akan berlalu. Tetap semangat, Moms dan Dads!