Hati-hati, Membiarkan si Kecil Ikut Nonton Film Horor Miliki 5 Dampak ini. Tak Kalah Seram dari Filmnya!

bahaya film horor

Menghabiskan waktu di rumah selama berhari-hari artinya harus pandai mencari-cari penghiburan sendiri. Yang paling mungkin dilakukan ya bermain gawai, entah sekadar scroll lini masa media sosial atau maraton film dari semua genre. Jika ingin lebih menantang biasanya film horor akan menjadi pilihan. Nah yang jadi persoalan kalau ada si kecil dalam ruangan yang tak mungkin dibiarkan lepas dari pengawasan. Kemungkinannya dia akan nimbrung untuk nonton bareng orang tua. 

Mungkin kamu akan berpikir “Ya nggak apa-apa lah, dia belum mengerti ini.” Padahal bisa jadi, anak-anak justru akan mengalami efek yang berjangka panjang karena nggak sengaja ikut khusuk menontonnya. Berikut beberapa dampak yang mungkin akan ia rasakan. Simak yuk!

1. Jika orang dewasa bisa membedakan kenyataan dan fiksi, ternyata anak-anak masih memiliki kesulitan untuk membedakan dua hal ini

Tak bisa membedakan/ Credit: Kinder Care via www.kindercare.com

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh  Dr. Joanne Cantor, professor of communication arts di University of Wisconsin, dan Dr. Kristen Harrison, professor of communication studies di University of Michigan menjelaskan bahwa anak-anak adalah orang yang paling berisiko dalam menyimpan rasa takut dalam jangka waktu yang lama. Mereka akan takut kehilangan kontrol, takut akan kematian, dan perasaan ‘tidak nyata.’

2. Mulai dari perasaan cemas hingga menyakiti diri sendiri akan terjadi pada anak yang menonton film jenis ini

Bisa menyakiti diri sendiri/ Credit: Freepik via www.freepik.com

Jika biasanya penyakit mental sering terjadi pada orang dewasa, ternyata anak-anak juga memiliki kemungkinan mengalami hal ini. Seorang psikiater anak bernama Dr. Daniel S. Schechter mengatakan bahwa anak-anak yang menonton film horor akan lebih mungkin mengalami kecemasan, gangguan tidur, dan hal-hal yang membahayakan diri sendiri.

3. Anak-anak cenderung akan meniru apa yang mereka lihat, adegan di film horor dapat membuatnya menjadi lebih agresif

Jadi lebih agresif/ Credit: Cleveland Clinic via health.clevelandclinic.org

Anak-anak biasanya akan meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa dan yang dilihatnya. Jika yang ditiru adalah joget dengan lagu anak-anak mungkin akan terlihat lucu, namun jika yang ditiru adegan berkelahi atau adegan kasar lainnya dari film ini maka jadinya berbeda. Seorang psikolog keluarga bernama Dr. R. Y. Langham mengatakan bahwa anak yang menonton film horor cenderung menunjukkan sikap agresif dan kasar.

4. Pengaruh yang lebih jauh lagi adalah perihal kemampuan menyelesaikan masalah yang akan berubah setelah menonton film horor

Sampai segitunya/ Credit: Etre Parents via etreparents.com

Segala upaya untuk membuat si kecil mempelajari cara menyelesaikan masalah bisa saja runtuh setelah menonton film jenis ini. Mereka akan cenderung berpikir bahwa kekerasan adalah cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Hal ini dipengaruhi oleh poin sebelumnya yang mana mereka akan meniru dan memasukkan analisisnya ke kehidupan nyata.

5. Hal ini mungkin terjadi pada orang dewasa, namun beberapa adegan akan bersarang di ingatan si kecil untuk waktu yang lebih lama

Film IT/ Credit: Esquire via www.esquire.com

Mungkin ada satu dua adegan yang akan membuatmu takut ke kamar mandi sendirian sesaat setelah menonton film ini. Ternyata anak-anak memiliki efek yang lebih tinggi bahkan beberapa di antaranya akan menangis, mual sampai muntah hingga keinginan untuk terus dekat bersama orang tua. Nah lo, karena takut si kecil bakal nempel orang tuanya terus nih~

Walaupun seolah tidak berbahaya atau bahkan mungkin anak tak tahu apa yang ditontonnya hingga bagaimana jalan ceritanya, menonton film horor ternyata dapat membuatnya mengalami dampak yang tak hanya berlaku saat itu saja tapi juga jauh ke depannya. Sehingga jika sangat ingin menontonnya, ada baiknya anak melakukan aktivitas lain dengan pasangan atau kamu bisa melakukannya saat si kecil sedang tidur.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

An avid reader and bookshop lover.