Ajaib, Bayi Paling Tua Lahir dari Embrio Beku 27 Tahun. Usia Aslinya Cuma Beda 18 Bulan dengan Ibu

embrio beku 27 tahun

Sejak belum menjadi manusia pun, calon janin sudah menujukkan berbagai keajaiban yang akan membuatmu merasa takjub. Proses perkembangan dari yang tak ada menjadi ada saja mungkin sudah membuatmu kagum, apalagi jika ada fakta bahwa usianya ternyata bisa dibekukan juga. Bayangkan saja, baru-baru ini ada anak yang seharusnya sudah berusia 27 tahun jika dilahirkan namun malah baru lahir dalam bentuk bayi setelah embrio hasil pembuahan dibekukan selama 27 tahun lamanya. Usianya hanya beda 18 bulan dengan ibunya yang melahirkan.

Advertisement

Bayi ini memecahkan rekor jadi bayi ‘paling tua’ yang pernah dilahirkan dan membalap rekor dari kakaknya sendiri yang juga dibekukan selama 24 tahun lamanya. Hmm, makin bikin penasaran ya cerita yang satu ini. Yuk simak selengkapnya!

Molly Everette Gibson lahir setelah dibekukan sejak tahun 1992 sebelum seorang ibu mengapdosi dan melahirkannya

Dilansir dari New York Post , Molly tepatnya dibekukan pada bulan Oktober 1992 atau 18 bulan setelah ibunya, Tina lahir pada April 1991. Akhirnya Molly berhasil dilahirkan ke dunia pada 26 Oktober 2020 lalu yang sekaligus memecahkan rekor baru sebagai pembekuan paling lama setelah saudaranya, Emma Wren lahir. Emma menghabiskan masa pembekuan selama 24 tahun sebelum dilahirkan pada tahun 2017 lalu. Keduanya merupakan saudara dengan genetik penuh yang dibekukan pada waktu yang sama setelah didonasikan oleh orang tua biologis yang identitasnya tak mau disebutkan. Keduanya sama-sama diadopsi dan dilahirkan oleh ibu yang sama pula yaitu Tina.

Advertisement

Kelahiran dua bayi ini difasilitasi oleh National Embryo Donation Centre (NDEC) di Knoxville yang menerima donasi embrio dari orang tua biologis yang menjalani program bayi tabung tapi entah apa alasannya memutuskan untuk tidak menggunakan embrio yang sudah difertilisasi. Nantinya embrio ini akan dibekukan dan didonasikan kepada mereka yang ingin melahirkan bayi tersebut layaknya Tina.

Mungkin kamu masih merasa asing namun juga penasaran dengan bagaimana metode pembekuan embrio ini dilakukan

Advertisement

Metode pembekuan embrio merupakan sebuah cara yang dilakukan untuk membekukan dan menyimpan embrio yang belum akan digunakan pada proses bayi tabung. Alasannya biasanya macam-macam seperti karena pasangan yang ingin menunda kehamilan namun tetap ingin menjaga kualitas embrio atau pasangan yang ingin menggunakan metode bayi tabung dan menciptakan banyak embrio sekaligus sehingga jika gagal bisa langsung menjalankan siklus berikutnya.

Dilansir dari Fertility Center , ada dua metode untuk membekukan embrio yaitu pembekuan cepat dan slow progammable freezing yang lebih lambat dan dilakukan melalui beberapa tingkatan. Kedua metode ini akan menjalani proses cryopeservation yaitu prosedur untuk menghilangkan air dan diganti dengan cryoprotectant. Hal ini dilakukan karena ketika embrio dibekukan ketika masih ada air maka sel akan berpotensi rusak ketika dicairkan kembali. Setelahnya melalui proses tersebut, embrio akan dibekukan melalui proses vitrification.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan pembekuan embrio dengan berbagai tujuan

Walau dikatakan bahwa biasanya pembekuan bayi tak bisa dilakukan dalam waktu yang lama namun dengan bantuan teknologi hal ini mungkin saja terjadi, buktinya bayi Molly. Lagipula ternyata lamanya pembekuan embrio juga tak mempengaruhi kesuksesan metode IVF. Akan tetapi, tak ada juga jaminan bahwa kehamilan di masa mendatang akan sukses 100%. Biaya yang dibutuhkan untuk proses ini juga terbilang cukup mahal, jadi pertimbangkan matang-matang jika ingin melakukannya ya.

Keajaiban akan kehidupan manusia dengan bantuan teknologi ternyata bisa bekerja sejauh ini. Bahkan donasi embrio yang dilakukan sejak tahun 1992 pun masih bisa bermanfaat bagi orang lain hingga kini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

An avid reader and bookshop lover.

CLOSE