Setelah menyusui selama dua tahun, tiba waktunya bagi anak untuk disapih. Momen ini pastinya tidak mudah untuk dilalui Moms dan si kecil. Pada fase ini, anak biasanya akan sulit tidur dan ibu pun akan mengalami gejolak emosi karena tidak tega melihat perangai anak yang minta untuk tetap menyusu. Berbagai cara pun dilakukan agar anak dapat disapih. Beberapa ibu di zaman dahulu melakukannya dengan mengoleskan obat merah atau memberi pahit-pahitan agar anak mau berhenti. Namun, efektif kah cara ini?
Sebetulnya, menyapih dengan metode tersebut tidak tepat. Selain berpotensi membuat anak trauma, ibu pun berisiko mengalami mastitis karena produksi asi dihentikan secara tiba-tiba. Untuk mengatasinya, mari belajar metode menyapih dengan cinta atau populer dengan sebutan Weaning with Love (WWL).
1. Untuk menyapih dengan cinta, Moms dan si kecil harus sama-sama siap

Bukan hanya si kecil, Moms juga perlu mempersiapkan diri dan hati untuk menyapih | Photo by MART PRODUCTION from Pexels via www.meditationinfortmyers.org
Banyak orang beranggapan menyapih adalah proses yang sulit untuk anak. Padahal, proses ini sama sulitnya untuk Moms. Banyak Moms yang merasa berat harus mengakhiri momen-momen mesra menyusui sambil menatap mata si kecil. Anak pun akan cenderung lebih rewel dan sulit tidur saat proses penyapihan.
Jadi, sebelum memutuskan untuk mulai menyapih, pastikan Moms dan si kecil sudah sama-sama siap. Kesiapan si kecil bisa dilatih lewat cara mengganti ASI dengan sumber nutrisi lain. Kesiapan dua belah pihak akan memudahkan proses menyapih dengan cinta.
2. Lakukan proses penyapihan secara bertahap dengan mengganti waktu meng-ASI-hi dengan susu lain atau kudapan sehat

Beru susu lain atau kudapan bernutrisi sebagai pengganti ASI | Photo by AMSW Photography -Alisha Smith Watkins from Pexels via www.worldfishing.net
Menyapih dengan cinta dilakukan dengan cara mengurangi jadwal menyusu dan menggantinya dengan asupan lain yang bergizi untuk si kecil. Kurangi frekuensi menyusu secara bertahap, misalnya di awal ganti satu waktu menyusui dengan susu formula. Setelah anak terbiasa, ganti dua kali waktu menyusui dengan susu formula dan kudapan sehat. Lakukan hal ini terus menerus hingga si kecil terbiasa menjalani hari tanpa menyusu langsung. Sediakan pula air putih untuk ditawarkan pada anak ketika ia terbangun dari tidur.
3. Minta bantuan Dads atau anggota keluarga lain untuk mendampingi si kecil yang rewel saat disapih

Libatkan ayah dalam membantu proses menyapih | Photo by William Fortunato from Pexels
Anak menangis atau tantrum saat proses disapih adalah hal yang tidak dapat dihindari. Untuk menyiasatinya, Moms dapat meminta tolong Dads atau anggota keluarga lain untuk menawarkan alternatif minuman atau kudapan saat jam menyusu tiba. Menjelang waktunya tidur, Moms dapat mengganti kebiasaan menyusu dengan hal lain seperti memeluk, mengelus, atau menyanyikan lagu untuknya.
4. Tunda dulu proses penyapihan jika anak mengalami kondisi berikut ini

Anak sangat membutuhkan Moms ketika sakit | Photo by Polina Tankilevitch from Pexels
Saat anak sedang sakit atau dalam masa penyesuiaan di lingkungan baru, sebaiknya tunda proses menyapih. Dalam masa-masa tersebut, pemberian ASI akan sangat membantu anak. ASI terbukti mengandung antibodi yang dapat membuat proses penyembuhan anak lebih cepat. Selain itu, proses menyusui akan membantu anak untuk merasa lebih nyaman menghadapi masa-masa sulit.
5. Selalu ingatkan si kecil bahwa berhenti meng-ASI-hi bukan berarti Moms berhenti menyayanginya

Rajinlah memeluk dan mencium si kecil setelah disapih | Photo by Kamaji Ogino from Pexels via blog.placeboeffect.com
Rewelnya anak saat disapih juga dipengaruhi oleh kondisi psikologisnya. Anak sebetulnya ingin tetap berada di dekat Moms karena hal tersebut membuatnya merasa aman dan juga nyaman. Karena itu, meski sedang proses menyapih, tetap jaga ikatan dengan anak dengan sering memeluk atau menciumnya. Ingatkan juga bahwa berhenti menyusu tidak berarti Moms berhenti menyayanginya.
6. Menyapih dengan cinta mungkin bisa berlangsung lebih lama, tetapi manfaat yang didapat sepadan Moms dan si buah hati

Menyapih dengan cinta baik untuk si kecil dan Moms | Photo by Taryn Elliott from Pexels
Menyapih dengan cinta mungkin tidak dapat dilakukan secara instan. Beberapa Moms ada yang berhasil melakukannya dalam hitungan hari, ada yang butuh waktu beberapa minggu, bahkan beberapa bulan. Tidak ada rumus pasti yang dapat diikuti setiap orang karena semua kembali pada kondisi Moms dan si kecil.
Meski lebih lama, menyapih secara bertahap akan membuat Moms terhindar dari risiko pembengkakan payudara. Produksi asi dihentikan secara perlahan-lahan seiring penuruan frekuensi si kecil menyusu. Bagi anak, proses penyapihan secara berkala akan membuatnya lebih tenang karena ia mendapat waktu untuk mempersiapkan diri. Secara psikologis, hal ini juga berpengaruh pada anak karena ia tidak mengalami trauma saat momen favoritnya dihentikan secara tiba-tiba.
Meski begitu, ada beberapa kondisi yang mungkin membuat Moms terpaksa menyapih anak secara tiba-tiba, misalnya saat Moms hamil lagi atau sedang dalam masa pengobatan yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI. Dalam kondisi ini, anak dapat diberikan susu formula atau susu pertumbuhan sesuai dengan usianya.
Meng-ASI-hi adalah momen yang sangat spesial. Momen yang dimulai dengan cinta ini juga sebaiknya diakhiri dengan cinta. Jangan akhiri sesuatu yang berharga dengan cara meninggalkan trauma karena hubungan Moms dan si kecil begitu berharga!