Stres Akut, Ibu di Purwakarta Kubur Bayinya Hidup-hidup. Ini Fakta Miris di Balik Depresi Postpartum

Penyebab, gejala, dan penanganan postpartum

Seorang ibu umumnya akan merasa senang ketika akhirnya dapat melihat sang buah hati terlahir ke dunia. Namun sayang, karena sejumlah faktor, tak sedikit pula yang justru merasa sedih bahkan stres hingga depresi saat menghadapinya. Seperti yang baru-baru ini dialami oleh seorang ibu berinisial W di Purwakarta, yang diduga mengalami depresi hingga bahkan tega mengubur anaknya hidup-hidup di belakang rumah.

Advertisement

Dilansir dari laman detik.com , saat ditanya bibi korban yang bernama Atikah tentang keberadaan anaknya, seorang ibu berinisial W mengatakan bahwa anaknya hilang (27/3). Untungnya Atikah sempat melihat W menggali tanah di belakang rumah di hari sebelumnya. Ia lantas memeriksanya karena curiga. Akhirnya si bibi menemukan sang bayi dengan keadaan sangat lemah dan kotor. Si bayi pun segera dibawa ke Puskesmas Wanayasa dan kemudian dirujuk ke RSUD Bayu Asih Purwakarta untuk ditangani lebih intensif.

Mirisnya, sang ibu berinisial W ini diduga sudah mengalami baby blues (depresi saat hamil hingga pasca melahirkan) sejak usia kehamilan masih 7 bulan. Dalam kasus semacam ini kita memang tak bisa serta merta menyalahkan dan menghakimi sang ibu sepenuhnya. Pasalnya, keluarga dan lingkungan punya peran penting dalam memicu hal seperti stres bahkan depresi. Baby blues atau stres pasca melahirkan yang tak tertangani, bisa berlanjut ke fase post partum depression yang lebih berbahaya lo. Simak ulasan berikut untuk tahu perbedaannya.

1. Depresi postpartum memiliki gejala yang berbeda dengan baby blues. Seramnya, yang ini ternyata lebih parah lo!

Sampai ingin mati via pandagossips.com

Baby blues berkaitan dengan perubahan emosi seperti rasa sedih, rasa cemas, hingga stres setelah melahirkan. Sedangkan depresi postpartum memiliki gejala yang sama, bedanya yang satu ini juga membuat ibu susah makan dan tidur atau justru sebaliknya kelebihan nafsu makan dan kelebihan jam tidur.

Advertisement

Ibu yang mengalami postpartum juga takut jika dia tidak bisa mengurus anaknya dengan baik. Perasaan cemas ini juga menganggu dalam waktu yang lama. Bahkan menurut Help Guide , beberapa ibu memiliki keinginan untuk bunuh diri. Duh, jangan sampai deh begini!

2. Keduanya juga memiliki perbedaan durasi. Jika stres terlalu lama dialami, bisa jadi itu bukan baby blues lagi

Sudah berapa lama? via unsplash.com

Meski keduanya bisa dimulai sejak bayi masih dalam kandungan seperti yang dialami W, baby blues biasanya akan muncul lebih cepat yaitu setelah dua atau tiga hari setelah kelahiran sang bayi. Biasanya berlangsung selama sekitar dua minggu saja. Sedangkan, depresi postpartum bisa saja muncul setelah agak lama seperti dua bulan setelah kelahiran.

Tapi, depresi postpartum juga berlangsung lebih lama. Bukan hanya mingguan, tapi hal ini bisa terjadi hingga berbulan-bulan atau bahkan hingga satu tahun lebih.

Advertisement

3. Bukan hanya gejalanya, penyebab dua hal ini ternyata juga berbeda. Coba cek dulu, siapa tahu ada di kamu

Beda penyebabnya via www.parents.com

Dua-duanya memiliki penyebab hormonal dan perubahan fisik. Tapi, jika baby blues lebih banyak disebabkan kondisi hormon dan perubahan psikologis dari dalam diri sendiri, depresi postpartum diperparah dengan keadaan di sekitar seperti kondisi ekonomi yang buruk, pasangan yang kasar dan tidak ada dukungan emosional. Hal ini menyebabkan sang ibu merasa sedih yang mendalam, menyalahkan diri sendiri hingga merasa tidak berguna. Sedih ya 🙁

4. Memang tak semua ibu baru pasti akan mengalami baby blues atau depresi postpartum. Akan tetapi kemungkinan terjadinya cukup tinggi lo

Senangnya kalau banyak teman seperjuangan via yachtchartermallorca.info

Munurut Hello Sehat sebanyak 30-75% wanita mengalami baby blues setelah melahirkan. Sedangkan postpartum dialami satu dari tujuh perempuan. Kemungkinan risiko akan bertambah saat dalam masa kehamilan sang ibu sudah mengalami stres, memiliki riwayat depresi atau kurang dukungan dari sekitar.

5. Penanganan depresi postpartum berbeda dengan penanganan baby blues, karena baby blues bisa saja hilang bahkan tanpa penanganan

Konsultasi ke dokter via www.psychologytoday.com

Baby blues memiliki kemungkinan untuk hilang seiring berjalannya waktu dengan adanya dukungan dari orang-orang sekitar. Sedangkan depresi postpartum memerlukan penanganan yang lebih lanjut seperti ke terapis hingga pengobatan medis. Tapi selain hal-hal itu, postpartum bisa juga dikurangi dengan berolahraga, meditasi, dan jalan-jalan keluar. Jangan lupa mencari dukungan ke orang lain juga ya.

Meskipun mengubur anak hidup-hidup merupakan tindakan yang salah, sebaiknya kita tidak lantas 100% menyalahkan sang ibu saja. Sebaliknya, keluarga atau teman terdekat diharapkan dapat segera memberikan pertolongan pada sang ibu yang sedang terguncang kejiwaannya.  Jika saat ini kamu merasa sedang tertekan, sedih atau kebingungan merawat bayimu, jangan segan-segan untuk mencari pertolongan ya. Seorang ibu memang layak dapat dukungan dan bantuan penuh. Bukankah kita manusia biasa, yang kadang bisa lemah dan lelah juga?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE