8 Kenangan Masa SD yang Nggak Terlupakan Buat Anak-anak Generasi ’90-an

kenangan SD untuk anak 90-an

Membahas kenangan masa SD memang nggak ada habis-habisnya. Selain yang terangkum di artikel ini, masih banyak kenangan lainnya yang belum sempat dibicarakan namun juga nggak kalah berkesan. Memutar kembali kenangan masa SD selalu mampu menghibur hati. Dengan ini, kita jadi menyadari: walau sekarang sudah dewasa, ternyata kita pernah polos dan jadi anak-anak juga, ya? 🙂

Advertisement

Selain pelajaran menulis halus yang bikin tangan pegal dan suntik imunisasi yang bikin deg-degan, kenangan-kenangan di bawah ini juga tak terlupakan buat anak SD generasi ’90-an. Masih ingatkah kamu saat mereka membuat masa kecilmu berwarna?

1. Masuk tahun ajaran baru harus dengan tas dan sepatu yang juga baru. Padahal, perlengkapan yang lama juga sebenarnya masih baik-baik saja

Waktu masih SD dulu, kamu pasti meminta dibelikan seragam, tas, sepatu, buku dan alat tulis yang serba baru setiap kenaikan kelas. Padahal tak jarang, barang-barangmu yang lama sebenarnya masih baik-baik saja dan tidak perlu diganti. Tapi kamu tetap meminta, karena nggak pingin kalah keren dari teman-teman sekelasmu. Namanya juga anak-anak 🙂

Zaman sekarang cukup berbeda, karena meski masih ada anak SD yang mengganti tas dan sepatu mereka setiap tahun, banyak juga yang enggak. Mungkin karena ada HP, tab, dan berbagai macam gadget yang hari gini lebih cocok buat dipamerkan?

Advertisement

Sayang ya! Anak-anak SD zaman sekarang jadi gak tahu deh serunya saling nginjek sepatu baru di hari pertama sekolah.

Ada lagi sih perbedaan lainnya antara generasi 90-an dan anak SD zaman sekarang. Zaman kita dulu, belum ada inisiatif massal dari para orangtua untuk mengantar anak mereka di hari pertama. Sekarang, justru orangtua berlomba-lomba selfie dan mengungkapkan rasa bangga bisa ngantar anak ke sekolah 😀

Advertisement

Belum ada juga ajakan seperti ini di media sosial:

Tahun '90-an dulu mana ada beginian?

Tahun ’90-an dulu mana ada beginian? via kemdikbud.go.id

Adik-adik, zaman kami dulu nggak ada infografis unyu kayak gini dari pemerintah. Adanya kami disuruh hafalin butir-butir Pancasila sama Kepala Sekolah. Kamu yang sekarang sudah lebih enak, yang rajin dan pintar-pintar ya di sekolah! 😉

2. Alat tulis anak-anak sekarang unyu dan mahal-mahal. Dulu sih kita sudah senang dengan alat tulis yang seadanya

pengahapus negara-negara yang bikin nosatalgia

pengahapus negara-negara yang bikin nosatalgia via s-media-cache-ak0.pinimg.com

Kalau sekarang kita main ke toko buku, pasti ketemu alat tulis dengan desain yang lucu dan macam-macam. Beda dengan zaman kita dulu. Buat generasi 90-an, yang namanya alat tulis ya penampakannya gitu-gitu aja:

penghapus : pasti alfabet dari A-Z kalau nggak bendera kayak di gambar atas

pensil : warnanya pasti merah-item. Khusus pensil 2B warnanya biru

rautan : bulet, ada kacanya. Sering ditaruh di atas sepatu buat ngintip isi rok anak-anak cewek -___-

Buku tulis aja sampulnya cokelat terus kertasnya garis tiga…

3. Dulu gak ada media sosial. Kita curhat dan saling komentar lewat diary atau orgy

koleksi lengkap biodata temen sekelas

koleksi lengkap biodata temen sekelas via roslan1.rssing.com

Nggak ada media sosial, jadi dulu kalau mau curhat di mana dong? Mana lagi kalau bukan diary atau orgy! Lucunya, walau banyak hal pribadi tertulis di buku ini, kita tetap dengan senang hati menyebarkannya ke seluruh kelas. Setiap anak kelas bisa ikut menulis di diary/orgy yang kita punyai.

Biasanya kita juga punya binder yang mengkoleksi kertas-kertas lucu. Tapi ada juga kertas warna putih yang bisa diisi biodata teman-teman kita. Kolomnya lucu-lucu lho, ada ‘makanan favorit’, ‘minuman favorit’, ada juga ‘moto hidup’.

Nama : Asfar

Moto hidup: SEMOGA BERJAYA!

4. Generasi kita gak akan lupa sama inspeksi kuku tiap pagi. Anak-anak disuruh baris dan yang kukunya panjang… gak boleh masuk kelas!

coba kukunya di liat udah rapih atau belum

coba kukunya diliat udah rapih atau belum via sdnegeri2kedungrejo.wordpress.com

“Iiih, kukunya panjang-panjang! Cepet dipotong, nanti ketahuan Bu Guru lho!”

Inspeksi kuku setiap pagi adalah momok buat anak-anak generasi 90-an. Maklum, kalau kukumu gak rapi atau panjang-panjang, jangan harap boleh masuk kelas! Ada juga lho anak 90-an yang telapak tangannya dipukul karena kuku yang kotor atau panjang-panjang. Hayo, mana nih yang dulu pernah dipukul pakai penggaris kayu sama Bu Guru? 😀

5. Kita juga sudah mulai mengenal cinta. Tapi entah kenapa, kita malah sering jutek atau jahil ke anak yang kita taksir

surat cinta anak sd

surat cinta anak sd via www.beranda.co.id

Entah apa yang ada di pikiran anak-anak SD. Suka sama temennya, eh temennya malah dijudesin atau dikerjain sampai nangis. Yah, tapi namanya juga anak SD, kita pun gengsi buat minta maaf. Sampai akhirnya perasaan itu dipendam terus dan lama-lama ilang. Move on deh!

Ah, seandainya cinta bisa sesederhana ini…

7. Permainan zaman SD selalu mengasyikkan meski kadang tak masuk akal. Contohnya, permainan meramal jumlah anak dari pergelangan tangan

main ramal bakal punya anak berapa

main ramal bakal punya anak berapa via boyzforum.com

 “Nanti kamu anaknya 2! Kalau kamu anaknya 3!”

“Ih, kok tau?”

Tau dong… Liat aja tanganmu!”

Entah gimana logikanya, kita percaya jumlah anak bisa diramal lewat pergelangan tangan. Nggak ada yang protes, semua senang dengan hasil ramalan. Kalau ada yang gak senang ya hasil ramalannya tinggal diubah — gampang!

Waktu SD dulu, permainan apapun memang terasa mengasyikkan. Bahkan walaupun itu tak masuk akal, seperti meramal anak dan tebak-tebakan apakah kamu masuk surga atau neraka.

8. Duduk yang rapi biar bisa cepat pulang!

yang paling rapih cepet pulang via uniq2116.blogspot.com

Bapak-Ibu Guru selalu punya jurus jitu untuk membuat kita tertib dan rapi. Mau seribut apapun, dalam sedetik akan berubah… jadi tenang (!) begitu Bapak-Ibu Guru bilang, “Hayoo, yang paling rapi boleh pulang duluan…”

Kita langsung duduk tegak dan melipat tangan di depan dada. Suasana tegang sekali karena kita semua sama-sama mau ditunjuk untuk pulang lebih dulu. Nah, yang beruntung ditunjuk duluan boleh berdiri, maju ke meja Bapak/Ibu Guru, salim, lalu pulang deh. Bangga rasanya kalau dianggap paling rapi; bangganya kebawa sampai rumah, deh!

Benar ‘kan, masih banyak banget kenangan dari masa kita SD dulu? Ah, seandainya kita bisa kembali ke masa riang dan menyenangkan itu 🙂

PS: buat adik-adik yang sekarang masih berseragam merah-putih, semangat belajar ya! Apa yang kamu punya sekarang sudah lebih baik dari zaman kakak-kakak dulu. Kami tidak punya lab komputer, proyektor, dan teknologi lainnya yang sekarang kamu miliki di sekolah. Tidak ada pula waktu khusus buat kami untuk membaca buku non-pelajaran, seperti yang baru saja diperkenalkan bapak menteri yang sekarang. Pun tidak ada ajakan kepada orangtua untuk terlibat lebih aktif dalam pendidikan anak-anaknya.

Nah, kalau kami yang “seadanya” saja bisa sebahagia ini dengan kenangan masa kecil kami, apalagi kamu, jika sudah dewasa nanti? 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Ophelia of the postmodern age.

CLOSE