Inovasi Anak Muda Dorong Sinergi Gender dalam Usaha Sosial

Pelaksanaan program YCSE Academy kali ini mengangkat tema female socio-techpreneur

Jakarta, 12 Maret 2020. Datang dari seluruh penjuru Indonesia, 30 anak muda Indonesia kembali menunjukkan kemampuan terbaik mereka. Di panggung @america, Pacific Place, 10 tim anak muda ini mempresentasikan berbagai inovasi dalam membangun usaha berdampak sosial, mulai dari permasalahan lingkungan, pendidikan, disabilitas, hingga peningkatan kesehatan dan kesetaraan. Kegiatan ini juga menjadi kali pertama kesempatan mereka untuk mempresentasikan inovasi di hadapan sejumlah investor, sesama pelaku usaha sosial, media, dan lainnya, sebagai finalis program Young Changemakers Social Enterprise (YCSE) Academy 2.0.

Pelaksanaan program YCSE Academy kali ini juga menjadi spesial terkait tema yang diangkat, yaitu female socio-techpreneur. Tema ini diangkat program YCSE Academy dalam upaya mengatasi ketidakseimbangan kesempatan antara pemimpin laki-laki dan perempuan karena kemajuan ekonomi bisa dicapai ketika semua pihak saling bekerja sama.

Para finalis ini terpilih dari 216 tim pendaftar dan telah melewati sejumlah rangkaian kegiatan. Salah satunya adalah coaching class, di mana peserta mendapat kesempatan untuk belajar membangun tim yang tepat, memanfaatkan peluang penggunaan teknologi dalam bisnis, serta sejumlah materi bermanfaat lainnya dari Lemonilo, HARA, Tanihub, STOQO, dan Alpha JWC Ventures. Finalis juga telah melewati sejumlah proses seleksi dari Campaign.com, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, dan Alpha JWC Ventures, serta tahapan public voting.

Langkah 10 tim yang terpilih kemudian dimulai dengan bootcamp bersama Social Innovator Acceleration Program (SIAP) selama empat hari secara intensif di Jakarta, serta presentasi inovasi usaha sosial mereka di @america. Kegiatan presentasi ini juga disaksikan juri untuk memilih tiga tim terbaik, serta disiarkan secara livemelalui media sosial.

“Kami ke sini memang pengen belajar mengenai impact mission, dan kami merasa materi yang diberikan tepat banget, persis seperti apa yang kami butuhkan. Kami kan juga belum punya mentor, jadi ikut acara ini tuh senang banget,” tutur Kharolin Hilda Amazona dari tim Menganyam Pesisir.

“Saya senang sekali 10 tim di sini sangat diverse. Biarpun isunya beda-beda, di sini kami justru menemukan kalau kami semua punya visi yang sama, sama-sama mau berbuat baik dan bergerak bersama,” tutur Lufthans Arstipendy dari tim Nichoa Chocholate.

Kegiatan presentasi ini juga ditutup dengan panel talkshow bertajuk Making an Impact Together! Women’s Lead in Tech and Sociopreneurship bersama Evan Fowler (Economic Officer, U.S. Embassy Jakarta), William Gondokusumo (CEO Campaign.com, Representative YCSE Academy 2.0), Erika Dianasari Go (Alpha JWC Ventures), Aghnia Banat (SIAP), Alivia Alfiarty (Bumi Kami, Participant of YCSE Academy 1.0). Panel ini membahas peran perempuan bersaing kompetitif sebagai pelaku usaha sosial, serta bagaimana industri usaha sosial turut mendukung menciptakan kesempatan bagi perempuan.

Program Young Changemakers Social Enterprise Academy 2.0 sendiri merupakan penyelenggaraan kedua, setelah pertama kali sukses digelar pada sepanjang 2019, dan bertujuan mendorong dan membimbing anak muda Indonesia untuk memulai usaha sosial mereka. Sesuai dengan tujuan tersebut, para panelis mengajak masyarakat untuk dapat mendukung gerakan anak muda pelaku usaha sosial dengan bergabung dalam komunitas #BeSociopreneur di www.campaign.com/besociopreneurdan mengikuti kegiatan YCSE Academy 2.0 berikutnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini