11 Potret Kemerdekaan yang Tidak Merata di Indonesia. Seakan-akan Berasa Hidup di Negara Lain

Masalah yang dihadapi di daerah pedalaman

Indonesia memang dikenal sebagai negara dengan ribuan pulaunya, dari Sabang sampai Merauke. Kondisi geografis ini memang membuat kita terlihat “kaya” di mata dunia. Kita punya berbagai macam pulau, suku, adat, budaya, dan sumber daya. Tapi di sisi lain, letak wilayah yang terpisah lautan ini menyulitkan pembangunan di banyak daerah terpencil. Selama ini pembangunan seolah hanya terpusat di pulau dan kota besar aja. Padahal ribuan pulau kecil ini juga butuh uluran tangan pemerintah.

Advertisement

Agar mata benar-benar terbuka dan hati kita sadar kalau masih banyak saudara kita di luar sana yang bahkan belum tersentuh air bersih, yuk simak ulasan Hipwee News & Feature berikut ini tentang 11 keterlambatan yang jadi masalah pelik di pedalaman.

1. Pendidikan yang belum merata itu sebenarnya udah jadi “lagu lama”. Tapi sedihnya, masalah satu ini kayak belum ada solusi yang berarti.

Padahal sekolah di kota udah makin canggih. Kok rasanya tidak adil~ via loop.co.id

Sebetulnya pemerintah udah punya Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan . Tapi tetap aja rasanya standar tersebut masih sulit diterapkan di sekolah-sekolah pedalaman.

2. Karena sekolah dan pendidikan masih belum memenuhi standar, anak-anak di pedalaman juga jadi minim motivasi

Supaya bisa bermimpi lebih tinggi, mereka juga perlu difasilitasi via www.bbc.com

3. Selain itu, Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu tampaknya juga masih jadi kendala di berbagai wilayah terutama yang memang belum tersentuh teknologi

Seperti penduduk di pedalaman Aceh Timur yang masih belum bisa membedakan P, V, dan F. Siswa masih sering salah menulis “Polisi” jadi “Volisi” via regional.kompas.com

4. Boro-boro teknologi atau transportasi canggih, listrik dan lampu sebagai kebutuhan dasar saat ini aja masih sangat minim. Ada pun kadang cuma bisa dinikmati beberapa jam dalam sehari

Di daerah perbatasan, mati listrik itu kejadian rutin via detak.co

5. Kalau listrik dan lampu tidak ada, apalagi internet? Kita yang di kota boleh mahir main social media, tapi saudara kita yang di pedalaman, mungkin malah belum tahu apa itu internet

Masih awam sama yang namanya internet via jurnalsumatra.com

6. Bahkan air sebagai kebutuhan dasar dan dibutuhkan hampir semua makhluk hidup aja seringkali sulit didapatkan. Kalaupun ada, tentu tidak sejernih air PDAM

Air juga minim, padahal air yang kurang bersih bisa jadi sumber penyakit via www.viva.co.id

7. Tidak sedikit juga yang malah tidak punya tempat perawatan kesehatan. Kalau ada juga pasti fasilitas dan tenaga medisnya kurang memadai

Kekurangan tenaga medis karena emang jarang ada yang mau ditempatkan di pedalaman terpencil via www.harnas.co

8. Mereka jadi tertinggal jauh sama kita juga karena akses atau infrastruktur jalan dari/menuju ke sana masih sangat buruk

Jadi kendala juga kalau mau membangun transportasi di sana via www.yukepo.com

9. Disaat Jakarta heboh DP rumah 0%-nya dan lahan perkotaan makin sempit, penduduk pedalaman masih harus survive tinggal di rumah tidak layak serta jadi sarang penyakit

Harus bertahan tinggal di rumah yang kurang layak via www.merdeka.com

10. Tidak jarang juga karena edukasi masih kurang, mereka malah kena tipu perusahaan besar yang pengen memanfaatkan sumber daya alam di sana.

Contohnya daerah-daerah tambang seperti di Papua, atau daerah perkebunan sawit di Bangka Belitung dan Kalimantan via investasi.kontan.co.id

Mereka kadang juga dipekerjakan sebagai petani sawit. Tapi ya gitu, upahnya bisa dibilang minim. Padahal ‘kan harusnya kebun itu jadi hak mereka yang tinggal di sana. Duh, miris ya…

Advertisement

11. Karena akses yang sulit, masyarakat perbatasan justru banyak bergantung dengan negara tetangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

Lebih pilih belanja di negara tetangga. Selain karena lebih cepat, harganya juga lebih murah katanya via kalbar.prokal.co

Penduduk di Sei Pancang, Kalimantan Utara misalnya, kota terdekat dengan mereka adalah Nunukan, padahal kota itu cuma bisa ditempuh lewat jalur udara atau pakai kapal. Jelas butuh biaya dan waktu yang tidak sedikit. Makanya, mereka lebih pilih membeli kebutuhan pokok di Kampung Serudong Laut, Malaysia, daripada di Nunukan. Ketergantungan ini yang harus jadi perhatian pemerintah.

Memang tidak mudah kalau ingin membangun Indonesia serentak secara instan. Selain karena PR pemerintah cukup banyak, masalah ini perlu penanganan berbagai aspek dan bidang. Untuk bisa menjangkau pedalaman, perlu transportasi memadai, tenaga manusia yang mengendalikan, pendampingan warga pedalaman agar mau terbuka dengan globalisasi, dll. Cukup kompleks. Tapi meski begitu, tidak ada yang tidak mungkin jika pemerintah dan seluruh elemen masyarakat mau mengerahkan segala tenaga yang dimiliki. 73 tahun bukan waktu yang sebentar untuk berbenah, ‘kan? Jadi kapan nih kita maju bareng? 🙂

#Edisi Refleksi 73 Tahun Indonesia

Bukan maksudnya ngeluh doang, tapi kita harus berani beropini, mengkritik, dan tentunya tidak lupa mengapresiasi perkembangan negeri ini dari tahun ke tahun

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

CLOSE