4 Alasan Kenapa Sekarang Adalah Waktu Terbaik untuk Berhenti Merokok. Jangan Nunda-nunda Lagi!

Alasan berhenti merokok saat pandemi

Sudah sebulan lebih kita semua menjalani karantina massal dengan membatasi aktivitas fisik di luar rumah. Wabah corona yang masih terus berlangsung hingga sekarang memaksa manusia untuk mengubah gaya hidup mereka selama ini. Di satu sisi, pelan namun pasti, kita mungkin sudah mulai terbiasa dengan kondisi kayak gini. Orang-orang mulai menemukan cara  mereka masing-masing untuk mengatasi kebosanan saat harus banyak-banyak di rumah.

Advertisement

Salah satu yang mungkin jadi jalan keluar orang saat merasa jenuh adalah dengan merokok. Sebenarnya nggak perlu nunggu ada pandemi, sebelum corona datang pun, merokok kerap jadi pilihan kegiatan yang dilakukan di kala senggang. Padahal para ilmuwan memandang kalau saat-saat kayak gini justru jadi waktu terbaik untuk berhenti merokok, bukan malah menjadikannya lebih sering. Lo, kenapa ya? Simak, yuk, alasannya berikut ini~

1. Simpelnya, karena virus corona ini menyerang paru-paru dan bagian tubuh lain. Merokok, akan menjadikan tubuh kita lebih rentan terinfeksi

WHO telah meminta orang supaya berhenti merokok, sebab virus corona akan lebih rentan menginfeksi para perokok. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, virus yang tergolong baru ini menyerang organ paru-paru manusia. Gejala awalnya mirip flu pada umumnya; batuk, demam, sakit tenggorokan, dan ditambah sesak nafas. Pada kasus yang parah, pasien bahkan mengalami kesulitan bernafas hingga berujung kematian. Bayangin aja saat paru-paru kita yang notabene udah “rusak” karena merokok, terserang virus ini. Kondisinya bakal makin runyam, kan…

2. Riwayat merokok juga terbukti turut memperparah kondisi pasien Covid-19. Mereka akan lebih rentan kena serangan jantung, yang selama ini ternyata jadi penyebab kematian banyak pasien corona

Serangan jantung via www.express.co.uk

Data yang dihimpun tenaga medis dari Cina menyebutkan kalau pasien Covid-19 yang punya riwayat merokok, kondisinya akan lebih cepat memburuk. Ia rentan terkena serangan jantung, yang sejauh ini jadi penyebab banyak sekali pasien Covid-19 meninggal dunia. Terbukti dengan kasus kematian corona di Italia, The Centre for Evidence-Based Medicine, University of Oxford , melaporkan kalau merokok tampaknya jadi salah satu faktor yang menyebabkan kematian di sana tinggi, di mana 24% penduduknya memang perokok.

Advertisement

3. Merokok juga meningkatkan kemungkinan virus sampai ke mulut. Karena dengan merokok kan kita jadi lebih sering menyentuh wajah, terutama area mulut

Kemungkinan virus masuk tubuh lebih besar via blog.tiket.com

Aktivitas merokok yang melibatkan tangan dan mulut akan semakin memperbesar kemungkinan virus masuk ke tubuh. Perokok akan lebih sering menyentuh wajah dan area mulut. Padahal belum tentu tangan mereka bersih. Rasanya sulit juga memastikan mereka cuci tangan sesuai anjuran tiap sebelum merokok. Jadi ya, virus bakal lebih punya banyak kesempatan untuk masuk ke dalam tubuh perokok dibanding yang bukan perokok.

4. Selain itu, berhenti merokok di tengah krisis besar-besaran ini jelas akan menguntungkan dari sisi finansial. Duit buat beli rokok bisa dialihkan ke barang kebutuhan pokok

Hingga detik ini, jutaan orang telah kehilangan pekerjaan akibat wabah yang melanda dunia. Mereka terutama yang bekerja di sektor pariwisata, travel, atau transportasi harus rela diberhentikan karena perusahaan nggak punya pemasukan dan nggak bisa menggaji karyawan. Berhenti merokok di tengah pandemi dan krisis kayak gini akan menguntungkan secara finansial. Soalnya uang yang biasanya dihabiskan buat beli rokok bisa dipakai buat beli beras, minyak, atau barang kebutuhan pokok yang lain. Lagian, di saat-saat kayak gini kita mesti pinter-pinter berhemat, kalau bisa menyiapkan tabungan, minimal buat sampai akhir tahun. Karena nggak ada yang bisa memastikan kapan pandemi ini berakhir.

Kayaknya alasan-alasan di atas sudah cukup jelas buat meyakinkan perokok menghentikan kebiasaannya itu. Mungkin memang sulit banget awalnya, tapi nggak ada salahnya buat dicoba lo. Kalau dirasa perlu, bisa juga menghubungi dokter atau psikolog biar mereka bisa membimbingmu mencari distraksi agar nggak ketergantungan lagi sama rokok.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

Editor

An amateur writer.

CLOSE