Ironi Kemiskinan Indonesia, Bocah 12 Tahun Dikurung Oleh Orangtuanya di Bekas Kandang Ayam. Kasihan~

Anak dikurung di kandang ayam

Potret kemiskinan di Indonesia rupanya memang tak pernah ada habisnya. Hal tersebut seperti yang sedang dialami oleh bocah berumur 12 tahun bernama Efendi. Anak malang yang baru saja menuju usia remaja itu terpaksa menghabiskan waktunya sehari-hari di dalam bekas kandang ayam berukuran 1 x 0,5 meter.

Advertisement

Hal tersebut dilakukan oleh orang tuanya lantaran Efendi dianggap membahayakan diri sendiri dan lingkungannya setelah divonis mengidap gangguan jiwa sejak kecil. Selain itu, faktor keterbatasan ekonomi yang dimiliki oleh orang tua Efendi membuat mereka tak mampu mengobati anaknya di rumah sakit.

Efendi telah mengalami gangguan jiwa sejak diri masih balita

Kondisi Efendi via regional.kompas.com

Mengutip dari berbagai sumber, Efendi dikurung di bekas kandang ayam oleh orang tuanya lantaran gangguan jiwa yang dideritanya. Sebenarnya, saat masih bayi Efendi tumbuh normal seperti anak pada umumnya. Namun saat berusia 3 tahun, mulai terlihat perbedaan dirinya dengan anak normal.

Di usia tersebut, Efendi kesusahan untuk berbicara dan berjalan seperti anak normal. Alhasil, dia merangkak untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dan orang-orang di sekitarnya tak bisa memahami apa yang dikatakan oleh Efendi karena memang tidak ada bahasa yang bisa diucapkan secara lancar olehnya.

Advertisement

Di bekas kandang ayam berukuran 1 x 0,5 meter Efendi menghabiskan waktunya. Sedih banget :'(

Kandang kecil di mana Efendi tinggal via www.timesindonesia.co.id

Mirisnya, bekas kandang ayam yang digunakan oleh orang tua Efendi untuk mengurung anaknya tersebut hanya berukuran 1 x 0,5 meter, bahkan untuk satu orang saja tetap terlihat begitu sempit. Selain makan dan juga minum, di tempat yang terbuat dari bambu-bambu bekas tersebut Efendi juga melakukan kegiatan lain seperti buang air besar dan kecil.

Tak ada jendela maupun penutup yang layak untuk menutupi bekas kandang ayam tersebut. Melansir laporan Kompas , Efendi mencoba untuk membangun komunikasi dengan orang-orang yang mengunjunginya dengan cara berdiri dan berpegang ke bilah-bilah bambu yang ada. Tak ada percakapan, ia hanya dapat meronta-ronta dan sesekali tertawa girang saat melihat orang lain.

Sebenarnya orang tua Efendi tak tega memperlakukan anaknya seperti itu, mereka melakukannya demi keselamatan anaknya sendiri

Advertisement

Harusnya pemerintah turun tangan dalam mengatasi permasalahan rakyat kecil seperti ini via www.aa.com.tr

Lagi-lagi, kemiskinan dan keterbatasan ekonomi keluarga Efendi menjadi faktor utama alasan mengapa orang tuanya memutuskan untuk mengurung Efendi. Sebelum menempati bilik bambu, Efendi pernah ditempatkan oleh orang tuanya di dalam surau. Namun ketika lepas dari pengawasan karena orang tuanya bekerja, Efendi merangkak ke luar dan kerap kedapatan memungut makanan yang tak layak.

Selain itu, Efendi juga pernah ditemukan di pinggir sungai dan hutan sekitar rumah. Hal tersebutlah yang membuat orang tuanya mengurung Efendi di dalam bekas kandang ayam demi keselamatan anaknya. Masalah semacam ini kerap terjadi di masyarakat bawah. Seharusnya pemerintah peka dan memberikan solusi agar kejadian semacam ini tidak berulang.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

CLOSE