Buka-bukaan Biaya Hidup Mahasiswa di Yogyakarta, Apa Benar Semurah Kata Orang-Orang? [Reportase]

Biaya hidup mahasiswa Yogyakarta

7. Tentunya mahasiswa butuh buku dan keperluan kuliah, juga biaya buat nge-print dan fotokopi. Kira-kira berapa ya?

Tergantung kebijakan kampus juga nih via www.hipwee.com

Namanya juga mahasiswa, pasti butuh modul buat belajar. Harganya bervariasi tergantung kebijakan kampus dan kebutuhan si mahasiswa. Biaya terendahnya adalah Rp20.000 (mahasiswa UGM dan Sanata Dharma). Mahasiswa UGM ini memang nggak butuh buku kuliah karena tinggal skripsian. Sedangkan mahasiswi Sanata Dharma masih aktif kuliah, tapi kebijakan kampusnya nggak menyuruh beli buku cetak lagi, hanya memakai soft file.

Sedangkan biaya tertinggi adalah Rp200.000 (UIN). Biasanya karena masih perlu beli buku dan banyak nge-print serta fotokopi tuh. Contoh lain adalah mahasiswi UNY yang mengeluarkan biaya Rp150.000 per bulan. Soalnya dia masuk Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, jadi setiap bulan harus membuat media ajar sekitar Rp100.000. Jadi biayanya tergantung jurusan juga nih, cuma cara mengakalinya sebisa mungkin adalah mencari tempat fotokopian yang termurah.

8. Kadang-kadang anak kos juga butuh memanjakan diri. Itulah saatnya beli baju / sepatu / barang baru / makeup buat cewek

Lumayan nih buat menghadiahi diri sendiri via www.hipwee.com

Dari narasumber Hipwee, seluruh mahasiswa cowok nggak punya anggaran khusus buat beli baju, sepatu, atau barang baru  per bulan. Rata-rata hanya beli beberapa kali saja setahun, itu pun jumlahnya nggak pasti. Sedangkan untuk cewek, sebaliknya, hanya ada satu orang yang kayak gitu.

Biaya tertinggi diraih oleh mahasiswi Janabadra, yaitu Rp450.000 per bulan. Terdiri dari makeup Rp150.000 dan baju / tas / barang lainnya Rp300.000. Mahasiswi ini pergi ke mal 5-9 kali per bulan, jadi godaan buat berbelanja memang lebih besar. Sedangkan mahasiswi Sanata Dharma hanya belanja kebutuhan itu beberapa kali aja dalam setahun. Tapi dia memilih merek yang tahan lama seperti Maybelline, Eager, dan Swatch.

9. Kadang-kadang anak kos juga butuh biaya nongkrong sama teman atau pacar. Lumayan buat refreshing!

Lumayan lo buat refreshing via www.hipwee.com

Sendirian terus di kos bisa bikin kesepian. Karena itulah anak kos juga perlu nongkrong sama teman atau pacar. Nggak perlu bayar mahal lo. Bahkan mahasiswa UGM, UIN, dan YKPN nggak keluar uang sama sekali buat nongkrong. Caranya adalah pilih tempat yang gratis kayak kampus atau perpustakaan kota. Sedangkan mahasiswa UGM selalu memilih waktu yang sama buat nongkrong dan makan sehari-hari. Jadi cukup satu budget!

Biaya tertinggi buat nongkrong dikeluarin oleh mahasiswi Janabadra, yaitu Rp400.000 per bulan. Dia memang sering nongkrong di mal dan bioskop. Sedangkan urutan kedua adalah mahasiswi UNY, yaitu Rp200.000 per bulan. Biasanya dia nongkrong empat kali sebulan dan suka mentraktir teman-temannya.

10. Anggaran buat hobi juga boleh disisihkan setiap bulan. Jumlahnya sih tergantung hobinya apa~

Tergantung hobinya nih~ via www.hipwee.com

Biar nggak stress, kesibukan belajar juga perlu disela hobi. Biayanya tergantung jenis hobinya apa. Bahkan bisa jadi nggak perlu ngeluarin uang lo kayak mahasiswa UNY, Sanata Dharma, ISI, dan UIN. Narasumber kami dari UNY sukanya baca komik online yang gratis. Sedangkan mahasiswa ISI punya hobi fotografi. Karena dia udah punya kamera sejak lama, jadi nggak perlu keluar uang lagi buat melakukan hobinya.

Sedangkan biaya tertinggi dikeluarin oleh mahasiswi MMTC dan Janabadra. Hobi mahasiswi MMTC ini adalah berenang dan membaca buku, jadi butuh ongkos buat tiket masuk kolam renang dan beli buku. Sebenarnya kalau ingin baca buku gratis, bisa juga lo pinjam di perpustakaan kampus. Di Yogyakarta juga ada perpustakaan kota dan provinsi.

11. Kadang-kadang anak kos juga butuh obat saat sakit. Asuransi juga cukup penting lo buat berjaga-jaga soal kesehatan

Jangan lupa jaga kesehatan 🙂 via www.hipwee.com

Ternyata sebagian besar mahasiswa yang diwawancara nggak punya anggaran rutin buat obat-obatan dan asuransi. Sebagian merasa kurang perlu sehingga nggak mendaftar asuransi. Di sisi lain, mahasiswi Sanata Dharma punya asuransi tapi nggak perlu bayar. Soalnya, dia udah dimasukin asuransi ayahnya yang bekerja sebagai pegawai swasta. Wah, lumayan juga ya~

Biaya tertinggi ternyata dikeluarkan oleh mahasiswi UNY, yaitu Rp178.500 per bulan. Soalnya dia membayari asuransi BPJS buat seluruh anggota keluarganya. Total ada tujuh orang lo, masing-masing Rp25.000. Semua itu dibayar dengan penghasilannya dari mengajar TPA. Betul-betul anak yang berbakti!

12. Jika rata-rata dari 11 kebutuhan biaya hidup mahasiswa di Yogyakarta itu dihitung, maka hasilnya adalah angka berikut

Hmm ternyata segini jumlahnya~ via www.hipwee.com

Hasil ini hanya berdasarkan sampel acak lo. Jadi nggak mewakili keseluruhan tiap kampus. Tapi seenggaknya bisa ngasih sedikit gambaran tentang kuliah di Yogyakarta. Berdasarkan data, ternyata biaya hidup mahasiswa yang terendah adalah Rp 1.223.000 per bulan. Sedangkan biaya hidup tertinggi adalah Rp 2.949.000 per bulan. Setengah dari seluruh narasumber belum bekerja, jadi mereka sepenuhnya hidup dari uang kiriman orangtua. Pekerjaan sambilan mereka adalah ilustrator lepas, pengajar TPA, pekerja kantoran, dan desainer grafis lepas. Penghasilannya pun bervariasi, mulai dari Rp50.000 sampai di atas Rp1.000.000 per bulan.

Gimana, udah dapat gambaran yang lebih jelas tentang merantau dan kuliah di Yogyakarta? Dengan angka itu, sebenarnya memang tergolong minim dibanding kota-kota besar lain. Namun harus didukung dengan kemampuan manajemen finansial yang baik, jika tidak ya bisa empot-empotan juga.

Jadi, apakah kamu siap menuntut ilmu ke negeri Cina di Yogyakarta?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tinggal di hutan dan suka makan bambu

Editor

Ecrasez I'infame