Bank BRI Gelar BRILian Preneur 2019 UMKM Export, Jokowi: Saya Optimis UMKM Bisa Dominasi Kontribusi Ekspor

BRILian Preneur 2019 UMKM Export

Sudah nggak dimpungkiri lagi, UMKM di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Hari ini masyarakat berdaya dengan menciptakan usaha dan dengannya juga menyediakan lapangan pekerjaan bagi lingkungan sekitar. Hasil kerja UMKM ini juga nggak bisa dipandang sebelah mata. Banyak dari produk mereka terbukti bisa bersaing secara kualitas dengan produk usaha besar.

Advertisement

Meski begitu, dominasi pasar UMKM hingga saat ini masih terbatas di area domestik. Hal ini karena masih belum meratanya akses pelaku usaha kecil menengah kepada calon pembeli dunia. Untuk itu, Bank BRI melalui acara ‘BRILian Preneur 2019 UMKM Export’ menjadi wadah untuk memfasilitasi pengusaha UMKM untuk mendapat tempat di kancah dunia.

Terobosan Bank BRI untuk mengangkat pelaku UMKM ke tingkat selanjutnya

Direktur Utama Bank BRI, Sunarso, di acara pembukaan BRILian Preneur 2019 UMKM Export (Foto: Luthfi Rahmadian/Hipwee) via www.hipwee.com

Diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, acara ini berlangsung mulai 20-23 Desember 2019. Dalam gelaran ini, selain terdapat bazar produk UMKM yang terdiri dari kategori fashion, kopi dan makanan, juga terdapat coaching clinic. Direktur Utama Bank BRI, Sunarso, dalam pembukaan BRILian Preneur 2019 UMKM Export, Jumat (20/12/2019) mengatakan selain aktif memberdayakan UMKM, kegiatan ini bisa menjadi tempat ideal bertemunya pengusaha UMKM dengan calon pembeli dunia.

“Kegiatan ini diikuti oleh 155 UMKM binaan bank BRI dari berbagai bidang usaha. Di sini kami akan mempertemukan pengusaha UMKM dengan calon pembeli dunia. Kami harap BRI terus bisa memfasilitasi UMKM untuk go global, dan ke depannya kita akan lakukan kegiatan ini berkelanjutan,” ucap Sunarso.

Advertisement

Pengrajin tenun di acara BRILian Preneur 2019 UMKM Export (Foto: Luthfi Rahmadian/Hipwee)

Melalui coaching clinic yang terbuka untuk umum, pengunjung bisa mengunjungi 3 bilik yang terdiri dari Direktorat Pengembangan Produk Ekspor, Kementerian Perdagangan, dengan materi packaging dan produk. Direktorat Bea Cukai terkait perijinan UMKM dalam melakukan ekspor. Serta Badan Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal, terkait bagaimana caranya sebuah UMKM bisa mendapatkan sertifikasi halal. Selain itu, ada stand dari pihak BRI yang siap menerima konsultasi terkait pinjaman untuk pengembangan usaha.

Jokowi optimis UMKM bisa dominasi kontribusi ekspor

Presiden Joko Widodo dalam pembukaan ‘BRILian Preneur 2019 UMKM Export’, Jumat (20/12) JCC, Jakarta. (Foto: Luthfi Rahmadian/Hipwee) via www.hipwee.com

Hadir dalam pembukaan ‘BRILian Preneur 2019 UMKM Export’ Jumat (20/12/2019) di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasinya terhadap peningkatan mutu dan kualitas produk-produk UMKM. Ia mengatakan, perkembangan UMKM cukup menggembirakan karena berhasil beradaptasi dengan zaman dalam menghadirkan model dan desain.

Advertisement

“Saya senang melihat produk-produk UMKM yang ada dalam kegiatan ini. Yang kategori fashion udah sangat fashionable sekali, udah enggak jadul-jadul. Sementara produk makanannya juga, kemasannya betul-betul didesain dengan baik,” ucap Jokowi.

Dengan perkembangan yang baik itu, Jokowi menyampaikan optimismenya terhadap persaingan UMKM di kancah dunia. Baginya, persoalan UMKM hari ini adalah bagaimana cara meningkatkan kapasitas agar bisa melakukan ekspor lebih banyak lagi.

“Kita tahu pasar domestik kita itu besar dan saya nggak mau pasar kita dibanjiri produk-produk impor,” ujarnya.

Menurut Jokowi, selain meningkatkan kapasitas produksi, hal yang harus diperhatikan penguasaha UMKM adalah bagaimana bersaing dari segi harga dan kemasan dengan berbagai produk impor yang menggempur pasar domestik.

Ki-ka: Menteri BUMN, Erick Tohir bersama Presiden Joko Widodo di acara pembukaan BRILian Preneur 2019 UMKM Export (Foto: Luthfi Rahmadian/Hipwee) via www.hipwee.com

“Kita emang nggak bisa menutup diri terhadap impor. Namun, agar bisa berkompetisi kita bisa mempertimbangkan entah itu dari sisi harga, desain, dan kemasan. Kita harus menang bersaing, dengan catatan nggak melupakan pasar domestik. Kuasai pasar dalam negeri lalu setelahnya masuk ke pasar global untuk menaikkan devisa,” jelas Jokowi.

Ia melanjutkan, meski saat ini kontribusi eskpor masih didominasi oleh usaha-usaha besar, perkembangan UMKM menyimpan potensi untuk membanjiri pasar ekspor dunia.

“Sekarang ini kontribusai UMKM masih 14%, namun dengan contoh produk-produk yang dipamerkan (BRILian Preneur 2019 UMKM Export), saya optimis barang-barang ini akan membanjiri pasar ekspor,” tutup Jokowi.

UMKM sebagai basis komunitas memberdayakan masyarakat

Wati Astuti, Co-Founder Circa Handmade dalam ‘BRILian Preneur 2019 UMKM Export’, Jumat (20/12) JCC, Jakarta. (Foto: Luthfi Rahmadian/Hipwee) via www.hipwee.com

Salah seorang pengusaha UMKM yang Hipwee temui dalam BRILian Preneur 2019 UMKM Export, Wati Astuti, mengatakan cukup mendapat respon positif baik dari konsumen maupun pemerintah sejak usaha yang ia inisiasi bersama kawannya berjalan. Bernama Circa Handmade, usaha Wati adalah mengolah boneka dan hiasan berbahan kanvas, katun, denim, dan karton. Ia mengatakan ide awal UMKM ini adalah untuk memberdayakan perempuan di daerah Cihanjuang yang pada rentang tahun 90-an kerap melakukan pernikahan dini karena kurangnya lapangan pekerjaan.

“Komunitas ini sebentuk wadah bagi perempuan agar berdaya, menghindari pernikahan dini dan kekerasan. Selain membuat boneka, kegiatan komunitas ini juga meliputi edukasi. Seperti workhsop smart parenting, tentang kesehatan. Dan juga workhsop membuat video agar bisa tetap relevan dengan zaman,” ujar Wati.

Ia mengatakan sejauh ini respon pemerintah kepada UMKM yang ia jalankan cukup baik melalui sosialisasi dan ajakan untuk terlibat dalam berbagai acara. Sementara dari pihak swasta, ia mengatakan program CSR perusahaan juga kerap membantu melalui berbagai edukasi dan workhsop-workshop.

Produk UMKM ‘BRILian Preneur 2019 UMKM Export’ (Foto: Luthfi Rahmadian/Hipwee) via www.hipwee.com

Disinggung soal ekspor produk, Wati menjelaskan bahwa Circa Handmade dengan 20 pengrajin sudah memiliki konsumen tetap di Australia. Sementara untuk pasar domestik, ia mengatakan Jakarta dan Bali masih mendominasi pemesanan. Untuk konsumen di Australi, ia mengatakan sempat dikirimi kain suku Aborigin oleh pemesan untuk dijahit menjadi baju boneka.

“Untuk di Indonesia pesanan itu banyak datang dari Jakarta dan Bali. Kalau luar negeri, paling Australia. Mereka sering minta kita bikin boneka dengan ciri khas negeri mereka. Bahkan konsumen Australia pernah ada yang ngirimin kain suku Aborigin untuk diminta jahit jadi pakaian boneka,” tutur Wati.

Melihat keterbukaan informasi melalui teknologi, sepertinya bertarung di kancah dunia adalah kemungkinan bagi setiap pihak. Seperti Wati yang bisa meraih pelanggan di Australia meski basis produksi berada di Cihanjuang dan hanya memberdayakan 20 pengrajin.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE