Buku merah itu apa sih? Kok dari semalam ramai banget di media sosial? Sampai trending di Twitter lo.
Buku merah – Novel Baswedan – rekaman CCTV, sejak semalam memang mewarnai linimasa media sosial, terutama Twitter. Banyak banget yang nge-tweet soal itu, sampai artikel ini ditulis, tagar #NovelBaswedan dan #BukuMerah masih merajai trending topic.
Temuan buku merah menyibak rentetan peristiwa pada April 2017: penyidik KPK yang tasnya dirampok, perusakan buku merah oleh dua penyidik KPK dari kepolisian, dan penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
Simak laporan Indonesialeaks soal Buku Merah. pic.twitter.com/8GYQ8oXpY4
— tirto.id (@TirtoID) October 17, 2019
Kehebohan itu bermula dari Twitter Tirto.id yang mengunggah video rekaman CCTV para penyidik KPK yang tampak mengutak-atik buku merah. Video itu jadi bukti baru kasus buku merah yang sempat merebak di media tahun 2018 kemarin. Waktu itu memang sudah ada rumor kalau buku merah ini memang sengaja dirusak. Tapi baru sekarang ini bukti CCTV-nya muncul ke publik. Tenang, tenang, buat yang masih bertanya-tanya, buku merah tuh sebenarnya apa sih?? Yuk, kita bahas bareng.
ADVERTISEMENTS
Jadi sebetulnya, rekaman CCTV yang viral itu merupakan buntut dari kasus penyiraman air keras kepada penyidik KPK Novel Baswedan tahun 2017 silam
Terkuaknya rekaman CCTV di gedung KPK itu bisa dibilang jadi angin segar bagi kasus Novel yang udah 2 tahun lebih ini kayak nggak ada perkembangan yang berarti. Pelakunya siapa juga belum ketahuan kan sampai sekarang. Tapi sebelum Novel disiram air keras, ada kasus korupsi yang melibatkan pengusaha daging, Basuki Hariman.
Bingung? Oke, mari kita coba runtut dari awal –soalnya emang panjang banget 🙁
- Awal 2017: Basuki, Direktur CV Sumber Laut Perkasa diduga menyuap Hakim Konstitusi, Patrialis Akbar, agar memenangkan putusan perkara terkait uji materi UU tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Intinya uji materi itu ke depannya akan menentukan nasib pengusaha importir daging macam Basuki.
- Dalam penyelidikannya, KPK menemukan bukti sebuah buku merah di kantor perusahaan Basuki. Buku merah ini berisi catatan transaksi keuangan perusahaan (aliran dana suap) Basuki Hariman kepada sejumlah pejabat, salah satunya Kapolri Tito Karnavian.
- Muncul isu kalau penyidik senior Novel Baswedan sengaja menarget Tito supaya ditangkap.
- Tanggal 4 April 2017: Novel berinisiatif menemui Tito di rumah dinasnya, katanya sih tujuannya buat meyakinkan Tito kalau KPK bakal bekerja secara objektif, nggak ada penargetan tokoh tertentu kayak kabar yang berhembus. Cuma detail perbincangan mereka ya pasti dirahasiakan.
- Malamnya setelah pertemuan itu, laptop Surya Tarmiani (penyidik KPK) yang berisi dokumen buku merah dirampok orang.
- Tanggal 7 April 2017: Dua perwira Polri yang bertugas di KPK –Harun dan Roland Ronaldy– sengaja merusak buku merah. Tindakan itu dilakukan di Ruang Kolaborasi Lantai 9 Gedung KPK dan kabarny terekam CCTV. Waktu itu rekamannya belum beredar ya.
- Tanggal 11 April 2017: Novel Baswedan disiram air keras waktu habis subuhan di masjid dekat rumahnya.
- Oktober 2018: IndonesiaLeaks merilis laporan soal perusakan buku merah yang berujung pada penangkapan Abdul Manan, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI), yang ikut jadi inisiator berdirinya IndonesiaLeaks.
Indonesialeaks merupakan kanal bagi para informan publik yang ingin membagi dokumen penting tentang skandal yang layak diungkap. Mereka bisa merahasiakan identitas. Prinsip anonimitas ini bertujuan untuk menjamin keselamatan para informan — Tirto.
ADVERTISEMENTS
Bukti baru buku merah, rekaman CCTV perusakan buku merah di Gedung KPK ‘bocor’ ke publik. Ini merupakan hasil investigasi IndonesiaLeaks yang kemudian dilaporkan juga oleh Tirto.id
Nah, baru-baru ini, rekaman CCTV di Gedung KPK lantai 9 itu bocor ke publik. Video itu berhasil didapatkan tim IndonesiaLeaks pada pertengahan tahun ini. Di dalam video itu terekam aktivitas para penyidik KPK yang berupaya merusak barang bukti buku merah. Harun terlihat membawa buku merah dan tipp-ex, membelakangi CCTV.
Semenjak bukti baru itu tersebar, belum ada keterangan apapun dari pihak kepolisian. Kira-kira apa ya yang bisa kita lakukan sebagai masyarakat biasa? Sepertinya mendoakan wartawan Tirto dan tim IndonesiaLeaks baik-baik saja adalah keputusan yang paling tepat, bisa langsung dilakukan, dan minim risiko, setidaknya untuk saat ini…