Inovatif nan Ramah Lingkungan, Kini Ada Bungkus Saus yang Bisa Dimakan. Diharapkan Bisa Kurangi Limbah Plastik

Bungkus saus bisa dimakan

Bumi kita sudah semakin tua. Polusi di mana-mana, plastik mencemari laut dan daratan setiap hari. Sampah plastik yang sulit terurai menggunung tanpa kita sadari. Plastik adalah dilema. Di sisi lain kita membutuhkan plastik untuk membungkus sesuatu namun di sisi lain plastik ini merusak bumi dan lingkungan kita.

Advertisement

Meski kita tahu kalau plastik sangat merusak lingkungan karena sulit terurai, sampai hari ini kita masih belum menemukan solusi untuk menggantikan plastik. Terlepas dari segala masalahnya, perlahan tapi pasti inovasi untuk keluar dari ketergantungan pada plastik mulai dikembangkan. Mulai dari mengganti bahan makanan jadi berbahan stainless, bambu, hingga bahan lain yang bisa dimakan sebagai alternatif penggunaan plastik. Setelah itu kabar soal inovasi pengganti plastik kembali datang. Sebuah perusahaan bernama Notpla telah membuat sebuah bungkus saus dari bahan alami yang bisa dimakan.

Sebuah perusahaan bernama Notpla membuat bungkus saus yang berbahan dasar rumput laut. Selain bisa terurai dalam waktu singkat, bungkus ini juga aman untuk dikonsumsi lo~

Bungkus plastik via www.paconsulting.com

Inovasi cemerlang nan ramah lingkungan datang dari sebuah perusahaan ritisan bernama Notpla. Baru-baru ini mereka menciptakan sebuah bungkus saus alternatif berbahan dasar alami. Bungkus saus ini diciptakan dari tanaman rumput laut. Inovasi ini jadi kabar gembira. Pasalnya bungkus saus buatan Notpla dapat terurai secara alami atau bisa dimakan.

Alasan pendiri Notpla membuat bungkus saus alternatif dari rumput laut karena bahan tersebut alami dan nggak membutuhkan banyak tempat untuk membudidayakannya. Notpla sendiri mendapatkan bahan utama untuk produknya tempat budidaya rumput laut di daerah Perancis Utara.

Advertisement

“Ini salah satu sumber daya yang paling melimpah. Rumput laut yang kami gunakan bahkan tumbuh hingga 1 meter per hari tanpa pupuk dan penyiraman sehingga bisa kami gunakan sebagai sumber daya untuk waktu yang lama,” ungkap Rodrigo Garcia seperti dilansir dari Kompas .

Proses pembuatan bungkus ini juga cukup sederhana. Pertama rumput laut dikeringkan kemudian digiling hingga menjadi bubuk. Rumput laut tersebut kemudian diberi cairan kental hingga seluruh bahan membentuk zat serupa plastik. Oiya, selain membuat bungkus saus, Notpla juga membuat piring dan alat makan sekali pakai, pakaian sampai sekrup furnitur yang lebih ramah lingkungan.

Tujuan Notpla membuat bungkus saus alternatif dari bahan dasar rumput laut yaitu untuk mengurangi limbah plastik yang mencemari lingkungan

Advertisement

Plastic waste telah mencemari lingkungan kita via www.causeartist.com

Nggak dimungkiri lagi, alasan Notpla membuat bungkus saus alternatif ini demi mengurangi limbah plastik yang ada di bumi. Plastik adalah bahan yang sulit terurai. Butuh waktu ratusan tahun untuk membuat plastik terurai sepenuhnya. Berbeda dengan produk Notpla yang membutuhkan waktu empat sampai enam minggu untuk terurai secara alami. Jika waktu tersebut dirasa masih lama, kamu bisa memakan bungkus tersebut. Keren kan?

Selama ini kita sudah sering tergantung terhadap plastik. Bahan tersebut merajalela dan mencemari lingkungan. Bahkan menurut survey, ada 8 juta ton plastik yang berakhir di laut setiap tahunnya. Angka tersebut berpotensi untuk bertambah akibat pandemi Covid-19. Seperti kita tahu banyak alat medis yang menggunakan plastik. Bahkan jenazah yang meninggal karena Covid-19 harus dibungkus oleh plastik. Belum lagi limbah plastik dari rumah-rumah selama karantina dan isolasi mandiri.

Kehadiran bungkus saus alternatif ini bisa jadi sebuah langkah awal bagi kita. Meski terlihat sepele, percayalah bahwa suatu saat inovasi ini akan berkembang dan melepaskan kita dari ketergantungan plastik yang merusak.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Represent

Editor

Penikmat jatuh cinta, penyuka anime dan fans Liverpool asal Jombang yang terkadang menulis karena hobi.

CLOSE