7 Formasi Awan yang Jadi Indikasi Bahaya. Terlihat Unik Tapi Dampaknya Buruk buat Cuaca

Formasi awan yang berpotensi menimbulkan cuaca buruk

Banyak orang yang mempertanyakan tentang kemunculan awan berbentuk garis lurus yang muncul di beberapa tempat, termasuk di Indonesia. Awan aneh yang nggak familiar ini disebut-sebut menjadi pertanda akan datangnya gempa bumi.

Advertisement

Awan gempa ini pernah diteliti oleh Zhonghao Shou , seorang pensiunan ahli Kimia di California dengan membuat prakiraan gempa bumi berdasarkan pola-pola awan hasil pencitraan oleh satelit. Ia mengungkapkan bahwa dari 36 awan yang diteliti, 29 di antaranya terbukti menjadi awal pertanda gempa. Kebanyakan awan tersebut berbentuk garis memanjang dengan ekor mengarah ke barat laut. Hal ini juga dikaitkan dengan fenomena sejenis di mana ditemui awan linier sebelum terjadinya gempa di beberapa wilayah seperti di China dan Jepang.

Meski begitu, fenomena kemunculan awan linier sebagai prakiraan gempa ini belum bisa diterima secara alamiah karena nggak didukung oleh aspek-aspek fisis yang cukup meyakinkan. Demikian juga para peneliti yang tergabung dalam The European Geosciences Union , menyatakan bahwa nggak ada hubungan statistik yang jelas antara formasi awan linear dengan gempa bumi. Dijelaskan bahwa awan ini merupakan formasi awan yang dibentuk oleh interaksi angin dan dipenuhi kelembapan yang melayang di atas gunung.

Sementara awan linier pertanda gempa masih jadi perdebatan, beberapa formasi awan aneh yang telah Hipwee News & Feature rangkum di bawah ini sudah pasti jadi indikasi cuaca buruk. Kalau kamu menemui formasi awan kayak gini, waspada ya, Guys!

Advertisement

1. Awan cumulonimbus yang bertumpuk-tumpuk bentuknya berpotensi menimbulkan muatan listrik yang menjadi pemicu badai petir

Menggembung ke atas via www.fukuoka-now.com

Cumulonimbus atau Cb diambil dari bahasa latin Cumulus yang artinya tumpukan dan Nimbus yang artinya awan badai atau hujan badai. Awan ini terbentuk karena adanya arus udara konveksi akibat ketidakstabilan atmosfer. Arus ini sangat kuat sehingga panas dan kelembapan udara naik begitu tinggi dan cepat mengembun. Awan akan terus berkumpul dan semakin lama semakin menggembung hingga membentuk bunga kol, berwarna abu-abu gelap menggantung di langit. Biasanya muncul saat pancaroba saat cuaca sedang terik disertai kelembapan tinggi.

Gesekan partikel di dalam awan Cb bisa menghasilkan muatan listrik yang menyebabkan hujan deras, petir, angin kencang, dan hujan es. Awan ini termasuk berbahaya bagi penerbangan karena menimbulkan turbulensi.

2. Awan cumulonimbus yang terlampau tinggi puncaknya akan membentuk awan anvil yang berpotensi menyebabkan badai supercell

Advertisement

Bagian puncaknya menyebar via weatherpix.photoshelter.com

Awan anvil bukanlah awan yang berdiri sendiri, tapi merupakan bentuk lanjutan dari bagian atas awan cumulonimbus. Awan ini juga bisa disebut cumulonimbus incus. Awan anvil mencapai tingkat stabilitas stratosfer sehingga bagian puncaknya meluas keluar dari awan induk. Karena saking tingginya, puncak anvil ini umumnya berisi partikel es.

Meski terlihat cantik, awan anvil ini sebetulnya menyeramkan karena bisa menyebabkan supercell atau badai petir berputar yang punya daya penghancur yang dahsyat.

3. Jika kamu melihat fenomena awan yang bentuknya seperti gelembung-gelembung yang menggantung di awan, bisa jadi badai ada di dekatnya

Kayak kapas-kapas gitu ya via www.pinterest.ca

Fenomena ini disebut awan mammatus yang dalam bahasa Latin berarti payudara, mungkin karena bentuknya yang bergelembung-gelembung mirip buah dada. Pada dasarnya, awan mammatus adalah awan terbalik yang terbentuk dari kantong udara dingin dan lembap yang tenggelam, bisa jadi mengandung partikel es di dalamnya. Bentuknya bergelembung-gelembung, lembut dan membentuk formasi berderet sehingga kelihatan indah banget. Meski begitu, kamu mesti waspada kemungkinan adanya cuaca ekstrim ataupun badai.

4. Waspada juga terhadap wall clouds, bagian bawah awan cumulonimbus tempat di mana tornado mulai berputar

Bentuknya mirip dinding membentang di langit via mashable.com

Nama wall clouds diambil dari fakta bahwa awan ini menyerupai dinding berwarna abu-abu gelap. Awan ini terbentuk saat updraft atau hentakan ke atas yang merupakan efek dari turbulensi menarik udara dari darat. Nah, udara yang tertarik ke atas awan guntur ini sangat lembap dan cepat mengembun di langit-langit daratan yang terik sehingga membentuk dinding awan. Bisa dibilang, wall clouds merupakan awan di mana tornado mulai berputar. Menurut National Whether Service , kisaran diameter awan pembawa tornado ini bisa mencapai 8 kilo lo!

5. Awan corong termasuk salah satu awan badai yang paling ditakuti dan mudah dikenali

Tornado yang hampir mencapai tanah via mashable.com

Awan corong adalah bagian yang terlihat dari tornado yang membentang turun ke bawah dari awan induknya dan membentuk sebuah corong atau kerucut. Awan ini terbentuk ketika kolom udara di awan induk mulai berputar karena kondensasi. Kalau corong udara ini sudah menyentuh tanah, maka sudah disebut sebagai tornado.

6. Meski bukan termasuk awan badai, awan gulung yang jarang ditemui ini sering disertai angin badai yang datang tiba-tiba

Bergulung-gulung dan memanjang via www.lazerhorse.org

Awan gulung ini merupakan salah satu fenomena meteorologi yang sangat langka. Bentuknya seperti pita bergulung horizontal yang menggantung rendah di langit. Awan ini terbentuk oleh aliran udara dingin karena pergeseran angin yang intens dan perubahan tekanan yang tajam pada permukaan tanah. Tetap waspada ya, awan langka ini biasanya disertai angin badai yang datang tiba-tiba.

7. Awan gelombang atau Kelvin-Helmholtz memang nggak menimbulkan badai, tapi mengindikasi kalau udara sedang nggak stabil

Mirip gelombang laut via steemit.com

Awan yang berbentuk gelombang lautan ini bisa tampak di mana saja dan di lapis atmosfer mana saja, tetapi hanya berlangsung beberapa menit sebelum akhirnya menghilang tanpa jejak. Awan ini terbentuk ketika hangat berhembus di atas udara yang lebih dingin, lebih padat di lapisan yang lebih lamban. Perbedaan kecepatan dan kepadatan dari udara ini menyebabkan tarikan ketika bertemu, membentuk semacam lekukan di batas antara keduanya.

Meskipun indah, atmosfer yang bergelombang ini adalah tanda bahwa udara sangat nggak stabil dan bisa membahayakan pesawat.

Meski formasi-formasi awan berpotensi bahaya di atas jarang ditemui, setidaknya ketika awan-awan ini mampir di sekitar kamu berada, kamu bisa menghindar alih-alih takjub dan mendekatinya. Jangan dulu percaya informasi-informasi mengenai fenomena yang terjadi di langit yang belum terbukti kebenarannya secara ilmu pengetahuan, ya. Apalagi dengan kondisi negara Indonesia yang rentan bencana.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

salt of the earth, light of the world

CLOSE