Gong Xi Fa Cai! Nggak Cuma Ada Kalender Masehi atau Cina Lho, 8 Penanggalan Ini Juga Mesti Kamu Tahu

Tahun Baru Imlek

Sebagai mahluk yang cukup perhitungan, manusia memang suka menghitung apa pun. Buktinya, kita selalu menggunakan jam sebagai patokan perhitungan waktu, penggaris sebagai perhitungan ruang, hingga kalender sebagai penghitung hari. Membayangkan hidup tanpa adanya perhitungan-perhitungan ini sebenarnya cukup merepotkan. Susah dong kalau mau janjian kencan. Masa sih janjiannya, “ketemuannya nanti malam ya, setelah bulan setinggi ubun-ubun tapi geser dikit.” Duh 🙁

Advertisement

Pada dasarnya perhitungan memang memudahkan manusia dalam melakukan kegiatannya sehari-hari. Hitungan hari, bulan, dan tahun adalah salah-satunya. Lebih kompleks lagi, ternyata perhitungan kalender ini memang produk sebuah peradaban. Masing-masing masyarakat menyepakati sebuah perhitungan kalender dengan patokan yang juga beda-beda. Hal inilah yang menghasilkan adanya macam-macam kalender yang digunakan. Bahkan sampai sekarang, beberapa perhitungan kalender kuno masih digunakan lho. Yuk simak uraian Hipwee News & Feature ini biar wawasanmu makin luas!

Perhitungan tahun masehi adalah kalender paling populer dibanding yang lainnya. Indonesia juga salah satu negara yang secara resmi pakai tahun Masehi (2018)

Tahun Masehi via www.musement.com

Tahun Masehi merupakan sistem perhitungan tanggal yang paling banyak dipakai di seluruh dunia. Perhitungan ini merupakan warisan peradaban Roma yang ketika itu menyempurnakan sistem penanggalan Yunani kuno. Perhitungan masehi dipatok dari perhitungan revolusi bumi terhadap matahari sehingga jumlah hari setiap tahunnya adalah 365 hari pada tahun biasa dan 366 di tahun kabisat yang datang empat tahun sekali.

Penanggalan Hijriah juga populer di Indonesia. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia mayoritas beragama Muslim (1439)

Tahun Hijriah via www.islamiclandmarks.com

Jika sistem penanggalan masehi menggunakan matahari sebagai patokan perhitungannya, tahun hijriyah merupakan murni menggunakan revolusi bulan. Jumlah hari dalam tahun hijriyah adalah 354 hari dengan 12 bulan. Jumlah ini tentunya lebih pendek dari sistem penanggalan masehi. Kalender Hijriah digunakan secara resmi oleh negara-negara di timur tengah seperti Arab Saudi, Yaman, Yordania, dll.

Advertisement

Tahun baru Imlek yang besok akan dirayakan juga akrab dan populer di Indonesia. Perhitungannya menggunakan gabungan bulan dan matahari (4716 atau tahun anjing)

Berdasarkan perhitungan Cina via www.thesun.co.uk

Tahun baru Imlek merupakan hari libur yang dirayakan oleh orang di seluruh dunia. Meski secara resmi negeri Tirai Bambu tersebut nggak menggunakan sistem penanggalan ini, tapi tahun Cina digunakan untuk menentukan perayaan-perayaan khas Cina. Patokan perhitungan hari menggunakan perhitungan teliti terhadap garis bujur matahari dan revolusi bulan.

Sistem perhitungan orang Bali juga menghasilkan kalender mereka sendiri. Mereka menggunakan pakuwon dan Tahun Saka (1939)

Tahun Bali via travelzom.com

Sistem tanggal di Bali sangat kental oleh pengaruh ajaran Hindu yang memperkenalkan tahun saka. Patokan hari-hari di sistem penanggalan Bali sangat beruna untuk petunjuk hari besar keagamaan seperti Nyepi. Itulah mengapa hari besar keagamaan Hindu seperti Nyepi tidak jatuh di tanggal yang sama setiap tahunnya.

Orang Jawa punya sistem penanggalan yang dipengaruhi oleh sistem penanggalan Hindu dan Islam. Perhitungan kompleksnya bahkan sering dijadikan ramalan primbon Jawa dan perhitungan weton (1951)

Tahun Jawa via citraelo.com

Pada dasarnya sistem penanggalan Jawa dihitung berdasarkan revolusi bulan. Jumlah hari dalam setahun 354 hari, sama dengan sistem penanggalan hijriyah. Bedanya penanggalan Jawa punya nama hari yang berbeda dan sangat kental dengan mitos-mitosnya.

Advertisement

Masyarakat India menggunakan kalender dengan perhitungan mereka sendiri lho. Perhitungan ini adalah pengaruh Hindu dan sering juga disebut dengan Tahun Saka (2074)

India melakukan revolusi sistem penanggalan di tahun 1957. Secara resmi saat ini India menggunakan tahun saka atau perhitungan Vikram Samsat. Hasil perhitungan ini sebenarnya hampir sama dengan Cina yaitu menghitung revolusi matahari dan bulan lalu mengkalkulasikannya secara tepat.

Sedangkan penganut Yahudi juga punya sistem kalender sendiri lho. Mereka menggunakan perhitungan ini untuk acara keagamaan (5778)

t

Tahun Yahudi via www.breitbart.com

Penanggalan Yahudi menggunakan sistem gabungan perhitungan matahari dan bulan. Sistem ini digunakan oleh penganut Yahudi di seluruh dunia untuk petunjuk keagamaan dan secara resmi digunakan oleh masyarakat Israel.

Bonus

Kalau sistem di atas masih digunakan sampai sekarang. Ada juga kalender yang sudah kadaluwarsa lho, yaitu kalender suku Maya (5126) yang berakhir tahun 2012 kemarin

Kalian pasti masih ingat soal isu datangnya kiamat di tahun 2012. Salah satu pemicunya adalah karena pada tahun 2012 kalender suku Maya berakhir. Sistem penanggalan ini sebenarnya merupakan hasil pengamatan Suku Maya terhadap revolusi bumi terhadap matahari. Nggak tanggung-tanggung, sistem ini merupakan gabungan dari tiga metode berbeda. Jumlah hari dalam satu tahun adalah 365 hari. Sayangnya dalam catatan peninggalan suku Maya, sistem perhitungan ini berakhir di angka 5126 atau tepatnya pada 21 Desember 2012 yang lalu. Banyak orang menduga kalau ini merupakan ramalan kiamat suku Maya.

Kalender adalah sebuah kekayaan dari suatu peradaban. Hasil pemikiran dan pengamatan para cendekia terhadap fenomena perputaran matahari dan bulan ditransfer dalam bentuk angka yang menentukan perhitungan hari, bulan, dan tahun. Bersyukur kita yang hidup di masa sekarang tinggal meneruskan perhitungan ini jadi sistem kalender untuk menentukan kegiatan sehari-hari. Selamat tahun baru Cina!! 😀

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE