Ilmuwan: Bumi Cuma Punya Waktu 12 Tahun untuk ‘Bangkit’. Kalau Tidak, Bencana Besar Akan Menanti

Tanda kondisi bumi sudah sangat memprihatinkan

Selayaknya manusia, planet kita tercinta ini juga makin hari makin bertambah umurnya. Menurut laporan, usia bumi saat ini sudah mencapai 4,5 miliar tahun lebih. Kondisinya juga sudah jauh berbeda dengan zaman dahulu kala saat bumi pertama kali terbentuk. Ya mirip manusia gitu, yang makin tua akan makin kehilangan fungsi tubuhnya. Banyaknya cuaca ekstrem dan fenomena alam yang terjadi belakangan ini bisa jadi salah satu tanda planet bumi memang sudah semakin memburuk.

Berdasarkan laporan terbaru dari UN Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) , para ilmuwan bahkan memprediksi manusia cuma punya waktu 12 tahun untuk memperbaiki kondisi bumi dari climate change atau perubahan iklim. Karena kalau nggak, akan semakin banyak bencana besar menghampiri, mulai dari kekeringan parah, kebakaran, banjir, sampai krisis pangan! Kalau dilihat dari kondisi bumi sekarang rasanya langsung bisa memaklumi kenapa sampai ada prediksi menyeramkan macam itu. Kali ini Hipwee News & Feature udah merangkum 5 bukti kuat kalau bumi emang udah ‘sekarat’. Simak deh!

1. Salah satu tandanya bisa dirasakan dari suhu bumi yang semakin meningkat. Kerasa ‘kan kalau kita lebih sering kepanasan daripada kedinginan?

Bumi terus memanas via www.worldatlas.com

Menurut banyak ilmuwan, suhu bumi saat ini memang semakin menghangat akibat efek dari pemanasan global. Terhitung sejak tahun 1900, temperatur bumi sudah naik sebesar 1 derajat Celcius. Para ahli mengatakan kalau suhu ini bertambah lagi jadi 1,5 derajat Celcius, maka bencana besar bisa saja terjadi. Kemungkinan ini tentu sangat mungkin jadi kenyataan kalau dari pemerintah atau ilmuwan dunia nggak segera mencari solusi buat mengatasinya. Prediksinya sih 2030 mendatang temperatur bumi akan mengalami kenaikan 1,5 derajat Celcius.

2. Sebenarnya dari meningkatnya suhu bumi aja dampaknya udah luas banget. Salah satunya musim panas jadi lebih lama

Musim panas jadi lebih lama via edition.cnn.com

Ingat nggak sih dulu pas zaman kita SD, semua buku paket sepakat mengatakan kalau musim hujan di Indonesia berlangsung dari bulan September-April, dan musim kemarau dari April-September. Tapi sadar nggak kalau sekarang seringkali musim kemarau berlangsung lebih lama? Ternyata di belahan dunia dengan 4 musim, musim panasnya juga jadi lebih lama lho. Kondisi ini merupakan salah satu efek dari pemanasan global guys. Bisa dibayangin dong, kalau bumi makin panas, bisa jadi malah nggak akan ada musim dingin lagi. Serem ya!

3. Selain itu, pemanasan global juga berdampak pada mencairnya es di kutub. Akibatnya air laut semakin naik, daratan juga makin berkurang

Es di kutub mencair mengancam banyak pulau tenggelam via www.investors.com

Terhitung sejak 1870, level permukaan air di bumi meningkat hingga 20,3 cm setiap tahunnya. Kondisi ini adalah dampak nyata dari mencairnya es di kutub. Padahal gunung es di kawasan Arktik itu berperan penting untuk mengatur keseimbangan suhu bumi lho. Tapi ya karena global warming tadi, esnya jadi mencair dan membuat volume air di bumi makin bertambah. Mungkin di masa depan dataran-dataran rendah jadi tenggelam. Bencana banjir juga jadi tambah sering terjadi.

4. Meski mengerikan, bumi masih punya harapan. Orang sedunia harus bisa menurunkan polusi gas emisi karbondioksida sebanyak 45% sebelum tahun 2030

Harus ada perubahan drastis dalam cara kita menggunakan energi via indianexpress.com

Selama ini mungkin banyak dari kita yang nggak sadar tanda yang satu ini. Soalnya tiap hari masih bisa menghirup oksigen dengan lancar aja ‘kan ya. Padahal meskipun nggak kelihatan, kenyataannya kadar karbondioksida di bumi ini makin bertambah dan jumlahnya jauh lebih banyak dibanding ratusan tahun lalu lho. Menurut The Guardian , terhitung dari 20 tahun lalu, gas emisi CO2 ini meningkat 40%, dengan 2/3-nya terjadi di 10 tahun terakhir!

Fakta miris ini terjadi karena penggunaan energi listrik dan pembakaran yang nggak terkontrol, kayak di pabrik-pabrik atau bahkan rumah tangga. Kalau nggak segera diatasi, meningkatnya gas emisi ini bisa menyebabkan kerusakan properti dan ekosistem serta terganggunya pola hujan sehingga berpengaruh ke banyak hal, mulai dari kerugian negara sampai bencana alam. Walaupun kelihatannya emang ngeri banget, tapi kita masih punya harapan kok. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan memotong emisi gas karbondioksida sebesar 45% dari jumlahnya di tahun 2010. Batasnya sampai 2030.

5. Semua orang harus sadar kalau ini tugas bersama. Nggak cuma Indonesia aja lho, belahan dunia lain juga lagi sibuk bertahan menghadapi bencana yang terus menghampiri

Rentetan bencana alam terus terjadi via www.ucsusa.org

Masih ingat ‘kan deretan angin topan atau badai yang melanda benua Amerika beberapa waktu belakangan ini, kayak badai Harvey dan Florence yang menyebabkan kerugian yang nggak sedikit itu? Atau kebakaran hebat di Florida. Belum lagi kekeringan di sejumlah wilayah kayak Afrika atau Australia. Rentetan bencana alam yang seolah nggak habis-habis ini juga merupakan buah dari pemanasan global, ketidakstabilan iklim, serta kondisi bumi yang secara umum memang sudah semakin memburuk.

Kondisi-kondisi di atas jadi peringatan keras, nggak hanya bagi para ilmuwan, tapi juga kita semua sebagai umat manusia. Ngeri lho kalau bayangin manusia dan berbagai spesies akan punah gara-gara kondisi bumi sudah nggak memungkinkan buat ditinggali. Buat kita masyarakat awam cukup memulai dengan menghemat penggunaan energi listrik dan menjalani hidup yang lebih manusiawi. Intinya tetap berpikiran positif kalau kondisi bumi bisa benar-benar membaik di masa mendatang ya~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.