Menuju UNESCO Mondiacult 2022, Indonesia Pimpin Sidang Pertemuan Regional Asia-Pasifik

Sidang ini merupakan bagian persiapan konferensi dunia yang bertujuan menguatkan kebudayaan untuk wujudkan pembangunan berkelanjutan.

Seiring berkembangnya zaman, tatanan kehidupan masyarakat secara global berubah signifikan. Banyak sekali isu-isu baru bermunculan, termasuk di sektor kebudayaan yang kerap mengundang berbagai opini. Namun, yang mungkin belum dipahami banyak orang, hal tersebut ternyata telah menjadi pemicu perpecahan hubungan antar negara, sehingga menjadi permasalahan global yang cukup serius.

Untuk menangani permasalahan tersebut, berbagai kebijakan harus terus diadaptasi oleh seluruh negara. Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini, hubungan budaya, sosial, dan ekonomi antar negara jadi sedikit terhalang. Nah, untuk tetap bisa mengambil langkah meski kondisi pandemi masih belum sepenuhnya pulih, UNESCO pun akan menggelar Konferensi Kebijakan Kebudayaan Dunia Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan Persatuan Bangsa-Bangsa (UNESCO World Conferense on Cultural Police) – Mondiacult 2022.

UNESCO Mondiacult 2022 kembali hadir sebagai sarana dialog global terkait kebudayaan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan

Bendera anggota PBB

Bendera Anggota PBB di kantor UNESCO | Credit by Fred Romero on Flickr

UNESCO World Conferense on Cultural Police – Mondiacult tahun ini akan diadakan oleh pemerintah Meksiko pada tanggal 28-30 September 2022. Acara ini digelar 40 tahun setelah Mondiacult pertama di Meksiko tahun 1982, dan 24 tahun setelah UNESCO World Conference on Cultural Police for Development di Swedia pada 1998. Konferensi dunia ini akan membawa momentum baru dalam perkembangan dialog global terkait peran kebudayaan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Disampaikan oleh Asisten Direktur Jenderal Kebudayaan UNESCO Ernesto Ottone, hingga saat ini UNESCO telah melibatkan negara-negara anggota PBB dalam membuat kebijakan kebudayaan, untuk menangani masalah global yang saat ini menjadi persoalan serius di dunia internasional.

“Memasuki Dekade Aksi dalam upaya memenuhi Tujuan Global Persatuan Bangsa-Bangsa untuk Pembangunan Berkelanjutan (UNSDGs), UNESCO melibatkan negara-negara anggotanya dan masyarakat internasional secara umum untuk memulai sebuah refleksi baru mengenai kebijakan kebudayaan yang dapat menyelesaikan permasalahan global seperti ketidaksetaraan, konflik, reolusi teknologi atau peruahan iklim,” kata Ernesto melalui keterangan tertulis pada Rabu (12/1).

UNESCO Mondiacult 2022 menjadi kesempatan terbaik membangun kolaborasi untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nadiem Makarim | Credit by Sikarin on Commons Wikimedia

Diadakannya konferensi kelas dunia melalui UNESCO Mondiacult 2022 menjadi momentum emas bagi negara-negara anggota PBB. Nggak hanya sebagai ajang diskusi untuk menentukan kebijakan, konferensi ini juga bertujuan untuk menjalin kerjasama antar negara di sektor kebudayaan.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nadiem Makarim berpendapat bahwa kesempatan ini akan menjalin kolaborasi regional di kawasan Asia Pasifik yang memiliki beragam budaya sebagai inti dari pembangunan yang berkelanjutan.

“Melalui kolaborasi regional ini, saya yakin kita akan melangkah maju menuju masa depan berkelanjutan di mana, menggunakan istilah yang digunakan oleh Mr. Ernestto Ottone, bahwa kebudayaan diletakkan sebagai inti dari pembangunan,” ujar Nadiem.

Menuju UNESCO Mondiacult 2022, Indonesia berkesempatan memimpin proses koordinasi untuk kawasan Asia Pasifik

Dirjen Kebudayaan Hilfar Farid | Credit by Kemendikbudristek

Dalam menyambut konferensi dunia ini pada September mendatang, tentunya banyak sekali hal yang harus dipersiapkan. Berbagai koordinasi dan pertemuan harus dilaksanakan untuk kesuksesan UNESCO Mondiacult 2022. Setidaknya ada lima pertemuan regional yang rencananya akan diselenggarakan antara Desember 2021 hingga Februari 2022 sebagai bagian dari persiapan konferensi tersebut.

Dalam kesempatan ini, Indonesia terpilih menjadi pemimpin proses koordinasi untuk kawasan Asia Pasifik, salah satu kawasan terluas dengan keberagaman terbanyak di dunia. Para menteri dan pejabat senior negara, serta organisasi-organisasi internasional antar negara dan non-negara terkemuka di Asia Pasifik akan bertemu secara daring untuk mengidentifikasi tren utama, permasalahan dan area prioritas kebijakan kebudayaan.

Diselenggarakannya sidang pertemuan regional Asia-Pasifik merupakan salah satu upaya demi menyukseskan UNESCO Mondiacult 2022. Dengan digelarnya sidang pertemuan ini, segala tujuan dari konferensi diharapkan bisa tercapai dan membawa dampak yang baik bagi kehidupan masyarakat dunia, terutama di sektor kebudayaan untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat buku dan perjalanan

Editor