Jutaan Penduduk Venezuela Tinggalkan Negaranya. Katanya, di Sana Sudah Sulit Bertahan Hidup

Venezuela ditinggalkan penduduknya karena krisis

Carut marut yang terjadi di negeri kita saat ini tampaknya belum ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan yang dialami para penduduk Venezuela. Sejak krisis ekonomi menimpa negara di Amerika Selatan itu, kondisi dan situasi di sana kian hari kian memburuk. Harga kebutuhan pokok melonjak naik, barang sehari-hari makin langka, fasilitas umum banyak yang tutup. Akibatnya, jutaan warga Venezuela berbondong-bondong meninggalkan negaranya. Bukan dengan naik kendaraan atau transportasi umum, tapi kebanyakan mereka jalan kaki!

Krisis ini tentu jadi PR juga buat negara-negara di sekitarnya, soalnya imigran Venezuela ini pada memaksa masuk demi kehidupan lebih baik. Dan menurut PBB, sepanjang 2019 diperkirakan akan ada lebih banyak lagi pengungsi dari Venezuela lo! Waduh, gimana nasib mereka nantinya ya? Kali ini Hipwee News & Feature sudah menyiapkan rangkumannya buat kamu nih. Simak deh!

Krisis Venezuela merupakan buah dari sistem pemerintahan Hugo Chavez yang mengandalkan kekayaan minyaknya sepenuhnya. Akibatnya, pas harga minyak dunia anjlok, mereka langsung ‘jatuh miskin’

Venezuela jatuh miskin via www.thetimes.co.uk

Dulu, Venezuela ini termasuk negara yang kaya minyak lo, guys. Karena sumber daya minyaknya yang melimpah ini, mantan presiden Hugo Chavez –menjabat 1999-2003– mengambil keuntungan dengan mengekspornya. Hasilnya ini dipakai buat membangun sarana-prasarana umum dan meningkatkan taraf hidup warganya. Rakyat memang hidup makmur, tapi karena terlalu bergantung sama minyak, saat harga minyak dunia anjlok pada 2014, negara ini malah jadi mendadak miskin. Inflasi pun nggak bisa dihindari.

Apalagi waktu itu pemerintah langsung menetapkan sendiri harga kebutuhan pokok, tujuannya sih biar terjangkau rakyat miskin. Tapi ini malah bikin perusahaan-perusahaan swasta banyak yang bangkrut, soalnya nggak bisa dapat laba.

Kesalahan selanjutnya, waktu lagi anjlok-anjloknya, pemerintah malah mencetak banyak uang kertas. Uang di sana jadi nggak berharga

Beli tissue pakai uang segepok via www.hipwee.com

Tujuannya mungkin biar nggak kekurangan duit, tapi justru keputusan mencetak duit banyak-banyak itu menyebabkan hiperinflasi parah. Mata uang Venezuela jadi nggak berharga. Saking parahnya, buat beli segulung tissue aja mereka harus mengeluarkan segepok uang kertas.

Rela makan daging busuk 🙁 via www.bbc.com

Dan karena barang kebutuhan makin langka, banyak lo yang memilih buat makan daging busuk demi bertahan hidup, seperti dikutip BBC . Mereka sudah nggak mikir lagi betapa jijiknya itu, padahal daging itu juga diperoleh dari hasil mengais-ngais sampah! Kebutuhan dasar lain seperti layanan kesehatan juga menjadi semakin langka karena rumah sakit-rumah sakit di sana tidak lagi bisa menyediakan obat. Bahkan sebagaimana dilaporkan Reuters , banyak ibu-ibu hamil di Venezuela harus ke negara lain seperti Brazil untuk melahirkan.

Suramnya masa depan di Venezuela, akhirnya menyebabkan jutaan penduduknya memilih angkat kaki dari sana. Karena akses kendaraan sulit, banyak orang bahkan rela berjalan kaki

Mengungsi dengan berjalan kaki via www.theatlantic.com

Sejak krisis melanda, setidaknya sudah ada 3 jutaan penduduk Venezuela yang dilaporkan ‘minggat’ dari negaranya. Mereka lelah hidup tanpa masa depan. Yang mereka inginkan cuma kehidupan baru yang lebih baik. Katanya, lebih baik berjalan kaki daripada bertahan dalam keterpurukan yang juga nggak jelas kapan berakhirnya.

Negara-negara tujuan imigran via www.bbc.com

Dikutip BBC , mayoritas warga Venezuela mengungsi ke negara Amerika Selatan lain, seperti Kolombia, Ekuador, Peru, dan sekitarnya. Ada juga yang berusaha membobol pertahanan Amerika Serikat.

Krisis ini juga jadi PR serius bagi negara-negara di sekitarnya yang kedatangan imigran dari Venezuela. Padahal banyak dari negara tujuan itu statusnya juga masih ‘berkembang’

Jadi PR serius bagi negara-negara di sekitarnya via moderndiplomacy.eu

Claudia Vargas Ribas, seorang ahli migrasi di Universitas Simón Bolívar in Caracas, dilansir BBC , mengungkapkan fakta pahit yang ikut dirasakan negara-negara tujuan imigran Venezuela. Bukannya nggak mau menerima imigran, tapi dengan jumlahnya yang sebanyak itu, masalah internal di negara-negara tersebut akan makin kompleks. Apalagi prediksi PBB, jumlah imigran ini akan terus bertambah sepanjang tahun 2019.

Kamp imigran Venezuela di Bogota, Kolombia via www.bbc.com

Negara-negara terdampak sih katanya sudah melakukan pertemuan demi membahas masalah ini. Upaya-upaya untuk mengurus bantuan kemanusiaan juga sudah diadakan. Tapi tetap saja problematika ini nggak sesederhana itu. Sedangkan kalau mau membatasi jumlah imigran, yang ada malah timbul kekacauan baru, kayak perdagangan narkoba, prostitusi, atau industri-industri ilegal.

Memang pelik sih ya masalah satu ini. Semoga cepat ada solusi yang lebih baik buat para pengungsi Venezuela ya…

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.