Tak Tahan Lihat Foto-Foto Anak Suriah, Trump Langsung Bertindak. Serangan Militer ke Suriah Dimulai

Menyusul serangan gas beracun yang tidak berperikemanusiaan di kota Khan Sheikhoun, Suriah kemarin, Amerika Serikat di bawah pimpinan Donald Trump membuat langkah mencengangkan dunia. Tanpa basa-basi atau menunggu hasil perundingan PBB, pagi ini militer AS menembakan sekitar 59 rudal ke arah pangkalan udara Suriah. Melancarkan serangan militer bukanlah keputusan mudah bagi sebuah negara. Selain menyulut gendang perang. dampak turunan di sektor ekonomi dan sosial juga sangat besar. Terbukti pasar saham AS anjlok sesaat setelah berita serangan rudal AS ini keluar.

Advertisement

Namun tampaknya pemerintahan Trump yakin benar dengan keputusannya menyerang rezim Assad. Seperti yang dikatakan Rex Tillerson, Menteri Luar Negeri AS dalam wawancara dengan CNN: “Tidak diragukan lagi bahwa Assad yang ada dibalik serangan itu”. Sampai saat ini, berita mengenai dampak serangan rudal Trump masih simpang siur. Beberapa media lokal Suriah dan Rusia menyebutkan bahwa sekitar 5-6 orang tewas dan semuanya adalah warga sipil di kebetulan berada di sekitar pangkalan udara.

Tindakan Trump ini jelas mengambil perhatian dunia. Ada yang bilang Trump super gegabah dan malah memperburuk keadaan. Tapi bukankah Trump selalu begitu? Tak tertebak dan bikin semua orang ternganga? Simak yuk ulasan Hipwee News & Feature!

Setelah serangan gas terjadi PBB langsung gelar rapat besar. Trump yang nggak sabaran memutuskan untuk jalan duluan

Rudal Tomahawk yang diluncurkan pagi tadi via edition.cnn.com

Kisah pilu anak-anak merenggang nyawa dan tangis duka orang-orang yang kehilangan anggota keluarga di Suriah kemarin, sepertinya membuat Trump juga tersulut emosi. Tanpa menunggu hasil resolusi dari rapat besar PBB yang digelar pasca serangan gas awal minggu lalu, Trump memutuskan mengambil tindakan ekstrem.

Advertisement

“Malam ini saya memerintahkan serangan militer ke pangkalan udara Suriah yang mana tempat serangan gas itu diluncurkan. (serangan) ini demi keamanan nasional Amerika Serikat dan mencegah penyebaran ataupun penggunaan senjata gas berbahaya.” Ungkap Trump kepada awak media, seperti yang dilansir dari CNN .

Perintah serangan ini diberikan sesaat sebelum pertemuan Trump dengan Presiden Cina, Xi Jinping. Jadi sementara kedua kepala negara itu duduk bersama dalam acara makan malam, serangan sedang berlangsung di Suriah sana.

Penggunaan gas kimia yang membunuh puluhan nyawa membuat Trump tak bisa tinggal diam. Beralasan demi keamanan bersama, Trump memulai serangan

Advertisement

Trump mengecam penggunaan gas kimia via www.nbcnews.com

Foto-foto yang beredar di media setelah serangan gas di salah satu kota yang diduduki pemberontak Suriah itu memang menyita perhatian dunia. Penggunaan senjata gas kimia terlarang yang digunakan dinilai nggak manusiawi dan melanggar ketentuan PBB. Dalam hal ini, mungkin Trump sudah beranggapan bahwa pemerintah Suriah tidak lagi mempedulikan posisi PBB. Jadi daripada terus-terusan berunding untuk temukan solusi, Trump memilih ambil tindakan.

“Tak bisa dibantah lagi bahwa penggunaan senjata kimia terlarang oleh Suriah melanggar ketentuan dari “Chemical Weapons Convetion” dan mengabaikan Dewan Keamanan PBB. Bertahun-tahun usaha untuk mengubah perilaku  Assad telah gagal dan gagal dengan sangat dramatis.”

Dulu pada zaman Obama, Trump jelas-jelas menentang serangan militer ke Suriah. Tapi mungkin situasi saat ini dianggap sudah melampaui batas wajar, sampai ia berubah pikiran

Sebenarnya apa yang dilakukan Trump ini seperti ‘jilat ludah sendiri’. Serangan gas pernah terjadi sebelumnya di tahun 2013. Saat itu, Trump ‘menasihati’ Obama lewat twit supaya tidak menyerang Suriah karena dinilai itu tidak ada manfaatnya. Dalam sebuah interview dengan TV, Trump juga menyatakan bahwa Amerika Serikat punya problem yang lebih besar daripada Assad.

Di masa kampanye, Trump juga menyatakan tidak akan ikut campur secara militer terkait konflik di Suriah. Berbeda dengan pandangannya dulu, sekarang Trump justru yakin perbuatan Bashar Al-Assad sudah kelewatan.

“Bila kamu membunuh anak-anak tak berdosa, bayi-bayi tak berdosa, bayi kecil dengan sebuah senjata kimia yang sangat mematikan–orang-orang sangat terkejut dengan pemakaian gas tersebut– itu artinya sudah melewati kelewatan”

Secara umum, serangan ini bisa dianggap sebagai tantangan perang yang justru memperburuk situasi. Karena inilah Rusia dan banyak negara mengritik habis-habisan kebijakan Trump

Rusia mendukung pemerintahan Bashar Al-Assad via www.japantimes.co.jp

Seperti banyak kebijakannya yang lain, tindakan Trump ini menuai banyak kecaman dari banyak pihak. Penyelesaian konflik Suriah yang selama ini diupayakan lewat jalur negosiasi dan diplomasi, jelas terancam dengan serangan rudal AS tadi pagi. Rusia yang selama ini dikenal seringkali ‘pembela’ pemerintah Suriah di Dewan Keamanan PBB, langsung bereaksi dan mengecam keras keputusan Trump. Sempat dikabarkan punya hubungan ‘belakang’, seperti pandangan Trump dan Putin tentang Suriah benar-benar berbeda.

“Ini adalah tindakan yang bersifat agresi terhadap anggota PBB. Kerjasama antara Rusia dan Amerika Serikat mungkin akan diputus (shut down) setelah serangan Amerika Serikat.” Ungkap Viktor Ozerov, Kepala Komite Pertahanan Dewan Federasi Rusia.

Kritikan juga sebenarnya tak cuma datang dari negara yang memiliki kepentingan di Suriah seperti Rusia. Banyak negara lain yang juga menilai serangan militer AS tersebut terlalu gegabah. Salah satunya Indonesia. Dikutip dari Metrotvnews ,  juru bicara Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir menyatakan: “Indonesia prihatin atas tindakan unilateral atas alasan apapun. Tindakan militer yang tidak mendapatkan persetujuan dari DK PBB, tidak sejalan dengan hukum internasional,”.

Namun Arrmantha juga menyatakan bahwa sebagai negara yang menandatangani konvensi gas kimia, Indonesia mengutuk penggunaan zat kimia yang menimbulkan banyak korban.

Trump memang gegabah dan mungkin berisiko besar. Tapi pada saat yang sama, PBB dan pemimpin dunia lain sebenarnya perlu berkaca bahwa situasi darurat seperti ini, perlu tindakan cepat

Rapat darurat pertama nihil hasil, butuh berapa kali rapat biar dapat keputusan? via france24.com

Tindakan Trump ini memang tergolong gegabah dan kurang bijak. Tapi di sisi lain, kita tak bisa mengesampingkan fakta kalau jalur negosiasi dan diplomasi yang selama ini diupayakan PBB dan pemimpin dunia lain belum menghasilkan resolusi. Terutama untuk Suriah. Sementara PBB terus berunding dan berunding untuk cari solusi, konflik terus berjalan di tahun ke enam. Ribuan nyawa sudah melayang, kalau terus-terusan dibiarkan mau berapa lagi yang harus dikorbankan?

Selama ini resolusi PBB terkait Suriah seringkali gagal karena veto Rusia yang terus-terusan mem-backup pemerintah Assad. Di satu sisi memang berbahaya dan gegabah, tapi di sisi lain sampai kapan kita harus menunggu kumpulan negara-negara berunding mencari kesepakatan. Masih ingat gadis kecil yang dengan berani melaporkan situasi genting dari Aleppo dulu? Tidak tahan dengan tragisnya nasib teman-teman seumurannya yang mati sia-sia karena menghirup gas paling beracun sedunia, Bana Alabed bahkan me-twit dukunganya terhadap Donald Trump

‘Aku anak Suriah yang menderita di bawah Bashar al Asad & Putin. Aku menyambut baik aksi Donald Trump terhadap orang-orang yang membunuh saudaraku

Demi menghindari keruhnya situasi, memang solusi melalui dialog dan perundingan lebih dianjurkan. Tapi situasi di Suriah semakin lama semakin mengkhawatirkan. Mari kita berharap konflik ini segera menemui titik terang, sehingga tak lagi berjatuhan korban.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

CLOSE