Kemenkes Minta Apotek dan Nakes Setop Obat Sirup Sementara, Imbas Kasus Gagal Ginjal Anak

Kenaikan angka kasus gagal ginjal misterius pada anak di Indonesia cukup meresahkan bagi masyarakat. Apalagi hingga saat ini penyebab penyakit tersebut masih dalam penyelidikan. Demi memantau perkembangan penyelidikan tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan surat edaran mengenai penggunaan obat sirup.

Advertisement

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap temuan kasus gagal ginjal misterius pada anak yang saat ini semakin bertambah.

Kemenkes instruksikan seluruh apotek di Indonesia menghentikan penjualan obat sirup sementara

Kemenkes obat sirup

Obat sirup | Foto dari Depositphoto

Instruksi yang dikeluarkan Kemenkes terkait penjualan obat sirup tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak.

Melansir dari CNN Indonesia, salah satu poin dalam SE tersebut menyebutkan bahwa apotek di seluruh Indonesia supaya nggak menjual obat sirup pada masyarakat untuk sementara, hingga ada pengumuman resmi dari pemerintah.

Advertisement

“Seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan atau bebas terbatas dalam bentuk sirup kepada masyarakat sampai dilakukan pengumuman resmi dari pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,” demikian bunyi poin 8 SE tersebut.

Kemenkes juga imbau nakes di seluruh faskes nggak meresepkan obat sirup untuk sementara

Kemenkes obat sirup

Obat sirup | Foto dari Depositphoto

Selain instruksi penyetopan sementara penjualan obat sirup di apotek, Plt Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Murti Utami, kemarin Selasa (18/10) juga meminta seluruh Tenaga Kesehatan (nakes) di seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan (faskes) sementara nggak merespkan obat-obatan dalam bentuk sirup.

Advertisement

“Tenaga Kesehatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk sementara tidak merespkan obat dalam bentuk cair atau sirup, sampai ada pengumuman resmi dari pemerintah,” kata Murti saat menegaskan imbauan Kemenkes, seperti yang dinukil dari Detik Health, pada Rabu (19/10).

Selain itu, Murti juga meminta agar faskes melakukan penatalaksanaan awal penyakit misterius ini mulai dari memberikan edukasi pada masyarakat terutama yang memiliki anak usia di bawah 6 tahun, dan  penyediaan fasilitas ruangan intensif seperti High Care Unit (HCU) dan Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Bagi faskes yang nggak memiliki fasilitas tersebut diimbau melakukan rujukan ke rumah sakit yang memiliki dokter spesialis ginjal anak dan fasilitas hemodialis anak.

Instruksi tersebut sebagai upaya kewaspadaan pada temuan gangguan ginjal akut di Tanah Air. Berdasarkan laporan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) per hari Selasa (18/10) kemarin sudah ada 192 kasus gagal ginjal akut misterius yang terjadi di Indonesia.

Kendati hasil penyelidikan belum resmi diumumkan, tampaknya pemerintah mencoba belajar dari kasus serupa yang terjadi di Gambia, Afrika Barat, di mana 60an anak meninggal dunia karena gagal ginjal yang disebabkan oleh paracetamol sirup. Produk paracetamol sirup tersebut yang meliputi Promethazine Oral Solution, Kofexmalin  Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup.

BPOM juga sudah memastikan bahwa produk yang diproduksi di India tersebut nggak beredar di Indonesia. Namun, langkah penyetopan obat sirup sementara ini tetap harus dilakukan sembari menunggu pengumuman dari pemerintah terkait hasil penyelidikan kasus gagal ginjal misterius pada anak di Indonesia.

Sementara obat sirup nggak boleh digunakan, Kemenkes mengimbau orang tua terutama yang memiliki anak usia di bawah 6 tahun supaya mengutamakan perawatan non-farmakologis seperti mencukupi kebutuhan cairan, kompres air hangat dan pakai pakaian tipis saat anak demam di rumah. Apabila demam anak semakin parah segera membawa anak ke faskes terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat buku dan perjalanan

Editor

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day

CLOSE