Budaya Kerja Sambilan di Berbagai Negara. Kenapa Jarang Ada Lowongan untuk Pelajar di Indonesia?

Kerja sambilan

Banyak orang yang ingin mencari penghasilan sendiri sejak muda. Sayangnya, pelajar dan mahasiswa sulit untuk bekerja full-time. Jadi mereka memilih bekerja sambilan atau part-time. Apa sih perbedaan keduanya? Biasanya, karyawan full-time harus bekerja 8 jam sehari. Sedangkan karyawan part-time cukup bekerja 3-5 jam per hari. Tentu kewajiban dan haknya juga berbeda.

Advertisement

Penasaran nggak sih seperti apa kerja sambilan di Indonesia dan luar negeri? Pasti kondisinya berbeda, sebab setiap negara mempunyai budaya dan aturan sendiri. Yuk kita simak perbandingannya!

1. Di negara ekonomi berkembang seperti Indonesia, kerja sambilan jarang tersedia untuk pelajar. Sebab angka pengangguran masih tinggi sehingga pekerjaan jadi rebutan

Kerja sambilan di Indonesia via www.dream.co.id

Pelajar yang masih bersekolah sulit mencari pekerjaan part-time di Indonesia. Sebab, angka pengangguran di negara kita tergolong masih tinggi. Jadi lowongan yang tersedia diutamakan untuk orang-orang yang lebih dewasa dan berpengalaman. Tetapi, lowongan kerja sambilan bakal terbuka lebih lebar kalau sudah jadi mahasiswa. Mereka bisa menjadi pelayan restoran, penjaga toko, atau melakukan berbagai proyek freelance seperti penulis lepas. Bayarannya pun bervariasi karena nggak ada standar tetapnya. Biasanya juga nggak dibutuhkan izin dari sekolah atau kampus untuk bekerja part-time.

2. Jepang menyediakan berbagai pekerjaan part-time untuk pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat umum. Bahkan orang asing juga bisa melakukan pekerjaan ini

Penjaga minimarket di Jepang via matcha-jp.com

Kalau kamu sering menonton film atau anime buatan Jepang, pasti sudah akrab dengan budaya kerja sambilannya. Negara ini membuka berbagai pekerjaan part-time atau arubaito untuk pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat umum. Hal ini wajar karena Jepang sudah membiasakan budaya kerja keras sejak muda. Dilansir dari laman resmi lembaga pendidikan Motivist Japan , pelajar diperbolehkan bekerja selama 28 jam dalam seminggu. Waktunya bertambah jadi 40 jam dalam seminggu selama liburan.

Advertisement

Mereka bisa bekerja sebagai pelayan restoran atau kafe, penjaga minimarket, tutor di lembaga bimbingan belajar, dan masih banyak lagi. Rata-rata penghasilannya adalah 1.000 yen per jam atau sekitar 133 ribu rupiah. Asyiknya, pelajar dari luar negeri juga bisa melakukan kerja sambilan asalkan mendapat izin dari kantor imigrasi.

3. Berbeda dengan drama Korea, kerja sambilan di Korea Selatan nggak seindah bayangan. Dibutuhkan banyak kerja keras dan kedisiplinan agar bisa bertahan

Kurir pengantar makanan di Korea Selatan via www.koreaherald.com

Dalam drama Korea, orang yang sedang kerja sambilan atau arebaite bisa tiba-tiba bertemu jodoh yang tampan. Atau bisa punya rekan kerja yang ternyata orang kaya. Tetapi, di dunia nyata nggak seperti itu. Orang-orang Korea Selatan sangat menghargai waktu dan uang. Jadi saat bekerja sambilan, mereka melakukannya dengan serius tanpa kebanyakan drama. Bahkan banyak yang mengambil pekerjaan lebih dari satu untuk menambah penghasilan.

Dilansir dari Trading Economics , upah minimum pekerja di Korea Selatan pada 2020 adalah 8.590 won atau sekitar 101 ribu rupiah per jam. Banyak lowongan pekerjaan yang dibuka untuk pelajar maupun mahasiswa. Mereka bisa menjadi pramusaji, penjaga kasir, sampai kurir layanan pesan-antar makanan. Bagaimana dengan mahasiswa asing yang sedang kuliah di sana? Mereka bisa bekerja part-time selama 20 jam per bulan asalkan mempunyai visa khusus D-4 .

Advertisement

4. Di kalangan anak muda Indonesia, Jerman terkenal atas upah kerja sambilan yang tinggi. Nggak heran kalau banyak yang berminat kuliah di sana sambil kerja sambilan

Penjaga perpustakaan pun gajinya lumayan via brandcollegeconsulting.com

Sebagai negara maju, Jerman sangat memerhatikan kesejahteraan warganya. Jadi banyak sekolah dan kampus yang digratiskan. Selain itu, banyak lowongan kerja part-time untuk pelajar dan mahasiswa. Jadi mereka sudah terbiasa bekerja sejak muda. Apalagi nggak ada batas waktu kerja untuk mahasiswa yang berasal dari Jerman dan negara-negara Eropa lainnya. Sedangkan untuk mahasiswa asing, batas waktu kerjanya adalah 120 hari penuh atau 240 setengah hari per tahun.

Lalu apa saja pekerjaan yang bisa dilakukan? Banyak! Mereka bisa menjadi loper koran, staf perpustakaan, asisten akademis di kampus, dan lain-lain. Bayarannya pun bervariasi. Dilansir dari Reuters , upah minimum di Jerman pada 2020 adalah 9,35 euro atau hampir 150 ribu rupiah per jam. Jumlah ini dianggap cukup tinggi, terutama oleh pendatang dari negara berkembang seperti Indonesia.

5. Amerika mempunyai jumlah penduduk yang sangat banyak dan heterogen. Jadi dalam pekerjaan, mereka harus menghadapi persaingan yang tinggi

Kasir restoran via www.dailymail.co.uk

Banyak imigran datang ke Amerika karena ingin mendapat kehidupan yang lebih baik. Nggak heran kalau Amerika mempunyai jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Kondisi ini membuat persaingan kerja jadi tinggi. Banyak warga umum yang nggak diterima kerja full-time, jadi harus kerja part-time seperti pelajar dan mahasiswa. Ada berbagai jenis lowongan yang tersedia. Mulai dari babysitter, pelayan di restoran franchise seperti McDonald’s dan KFC, sales, sampai bartender.

Mereka harus kerja keras untuk mempertahankan pekerjaan itu. Bahkan banyak yang melewatkan istirahat makan siang supaya bisa kerja terus. Lalu bagaimana dengan bayarannya? Dilansir dari Statista , upah minimum di Amerika Serikat pada 2020 adalah 7,25 dollar AS atau sekitar 103 ribu rupiah per jam. Tetapi, jumlahnya bisa bervariasi di setiap negara. Upah minimum paling rendah terdapat di Georgia dan Wyoming (5,15 dollar AS per jam), sedangkan yang paling tinggi terdapat di Kolombia (14 dollar AS per jam).

Itulah budaya kerja sambilan di berbagai negara. Ternyata masing-masing mempunyai kebiasaan dan aturan yang berbeda ya! Semoga Indonesia bisa meniru negara maju dan menyediakan lebih banyak pekerjaan part-time untuk pelajar maupun mahasiswa. Pasti asyik kalau terbiasa cari uang sendiri sejak muda~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tinggal di hutan dan suka makan bambu

Editor

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day

CLOSE