Gelar Hackhaton ‘Indonesia, (Re)energized’, New Energy Nexus Ingin Cari Inovasi Teknologi yang Manfaatkan Energi Terbarukan

New Energy Nexus Hackhaton 'Indonesia, (Re)energized'

Sampai saat ini, Indonesia masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil sebagai sumber energi dengan batu bara sebagai primadonanya. Namun, perkembangan zaman yang dinamis menuntut kita untuk bisa beradaptasi dengan kondisi yang sedang terjadi. Pemanasan global yang antara lain disebabkan oleh emisi gas rumah kaca dan pembakaran bahan bakar fosil, harus segera mendapat solusi. Salah satunya dengan upaya mengakselerasi penggunaan energi baru terbarukan (EBT).

Advertisement

Upaya akselerasi penggunaan EBT sebelumnya sudah dicanangkan oleh pemerintah dengan target akan memangkas penggunaan energi fosil sebesar 23 persen di tahun 2025. Dengan fakta bahwa Indonesia punya banyak potensi EBT mulai dari surya, air, angin, bioenergi, panas bumi, dan laut ketimbang negara lain, agaknya target tersebut realistis untuk dicapai. Bahkan negara seperti Swiss yang nggak punya sumber EBT sebanyak Indonesia saja berani menargetkan 100 persen bebas energi fosil di tahun 2050. Berangkat dari optimisme sekaligus mendukung terciptanya solusi inovatif berbasis energi pintar dan terbarukan bagi seluruh penduduk Indonesia, New Energy Nexus Indonesia menggelar kompetisi hackhaton ‘Indonesia, (Re)energized’. Dalam kompetisi yang mesti digelar di tengah pandemi ini, New Energi Nexus Indonesia menantang anak bangsa untuk menemukan solusi handal dengan semangat membangun negeri.

Salah satu upaya New Energy Nexus mengakselerasi penggunaan energi baru terbarukan di Indonesia

Direktur Program New Energy NEXUS Indonesia, Diyanto Imam dalam Konferensi Pers Kompetisi Hackathone 2020 oleh New Energy Nexus via Zoom, Kamis (24/9/2020) (dok. Tangkapan layar Zoom) via www.hipwee.com

Direktur Program New Energy NEXUS Indonesia Diyanto Imam, mengatakan New Nexus Indonesia sebagai organisasi sejak berdiri di tahun 2019 memiliki visi mendorong perekonomian berbasis EBT. Dalam upayanya, visi tersebut diwujudkan dengan misi memberikan dukungan terhadap wirausaha dan startup untuk bisa melahirkan ide yang dalam praktiknya memanfaatkan EBT demi kesejahteraan Indonesia.

“Sejak berdiri secara global sekitar 15 tahun silam dan di Indonesia sejak 2019 lalu, kami sudah mengupayakan beberapa kegiatan yang intinya mengajak generasi muda tentang pentingnya hal-hal terkait EBT. Kami berupaya untuk mendorong dan memberi support agar banyak terbentuk usaha dan startup berbasis energi terbarukan melalui berbagai program,” kata Diyanto dalam Konferensi Pers Kompetisi Hackathone 2020 oleh New Energy Nexus via Zoom, Kamis (24/9/2020).

Advertisement

Hackhaton ‘Indonesia, (Re)energized’ bisa dilihat sebagai satu bentuk dukungan New Energy Nexus terhadap anak bangsa untuk bisa melahirkan ide berbasis EBT. Karena dalam ajang ini para peserta akan ditantang untuk menemukan solusi handal berbasis energi pintar dan terbarukan yang bermanfaat bagi seluruh penduduk Indonesia. Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma, mengatakan sangat gembira dengan ajang ini, karena tren global saat ini adalah mengalihkan energi fosil ke EBT, dan Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk terlibat dalam tren tersebut.

Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma (dok. Tangkapan layar Zoom) via www.hipwee.com

“Mayoritas negara di dunia pada tahun 2050 sudah mencanangkan akan sepenuhnya menggunakan energi terbarukan. Ini luar biasa, dan akan terjadi perubahan-perubahan signifikan. Tentunya hal ini memerlukan sebuah sikap dan persiapan dari berbagai pihak khususnya anak bangsa dan generasi muda. Kami dari METI berupaya agar pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan berada di sisi yang sama untuk menggiring penggunaan energi terbarukan,” kata Surya.

Advertisement

Sementara Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM, Harris, S.T., M.T, mengatakan bahwa pemerintah tengah mengatur berbagai regulasi untuk menjaga komitmen seperti target pengurangan emisi gas rumah kaca di tahun 2025 bisa konsisten dijalankan, dan akselerasi enam kluster EBT yang dimiliki Indonesia bisa disegerakan.

“Ke depan, dengan rancangan perpres yang ada dan lebih powerfull, kita bisa akselerasi semua potensi energi terbarukan mulai dari surya, air, angin, bioenergi, panas bumi dan samudera. Dalam lima tahun ke depan, kita menargetkan untuk menambah pembangkit sebesar 9000 MW dengan perangkat hidro yang masih akan mendominasi, di susul surya, bioenergi, panas bumi dan angin,” jelasnya.

Kompetisi Hackhaton ‘Indonesia, (Re)energized’ terbuka untuk semua anak bangsa

(dok. New Energy Nexus) via indonesia.newenergynexus.com

Hackhaton ‘Indonesia, (Re)energized’ mengambil dua fokus challenge areas untuk para peserta. Yang pertama adalah produktivitas dengan penerapan energi terbarukan yang inovatif pada sektor esensial seperti pertanian, perikanan, dan trasnportasi. Sedangkan yang kedua adalah kesehatan masyarakat & sanitasi dengan pengembangan solusi berbasis EBT pada sektor kesehatan masyarakat dan sanitasi, baik bagi lingkungan perkotaan maupun pedesaan. Manager Program New Energy NEXUS Indonesia, Aditya Mulya Pratama, menjelaskan bahwa meski dua fokus tersebut terkait dengan kondisi pandemi saat ini, solusi atau inovasi yang diharapkan dari para peserta tetap harus berkelanjutan.

“Kita percaya untuk akselerasi ke EBT dibutuhkannya inovasi-inovasi. Kita mengharapkan solusi yang sustainable. Contohnya, saat pandemi ini akitivitas dan konsumsi listrik rumah sakit meningkat drastis. Bagaimana solusi agar penggunaan listrik tersebut bisa efektif,” jelas Aditya.

Manager Program New Energy NEXUS Indonesia Aditya Mulya Pratama (dok. Tangkapan layar Zoom) via www.hipwee.com

Lebih lanjut Aditya menjelaskan bahwa kompetisi ini terbuka untuk setiap anak bangsa dengan minimal usia 18 tahun, memiliki anggota tim maksimal lima orang, dan punya ketertarikan kuat terhadap inovasi berbasis EBT. Periode registrasi dan penyerahan solusi atau inovasi dibuka mulai tanggal 24 September hingga 10 Oktober 2020. Selanjutnya setelah melalui proses kurasi, pada tanggal 11 November akan diumumkan 10 tim yang terseleksi untuk bisa mengikuti virtual mentoring mulai tanggal 16 hingga 21 November. Demo day atau sesi presentasi solusi atau inovasi akan dilaksanakan pada 22 November 2020.

Sementara untuk kriteria seleksi, Aditya mengatakan peserta diharapkan mengajukan ide yang inovatif, dapat membantu menyelesaikan masalah, dapat menghasilkan bisnis yang berkelanjutan, serta berdampak positif untuk ekonomi atau reduksi emisi gas karbon, gender dan hal terkait lainnya.

Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia sekaligus salah satu juri untuk Hackhaton ‘Indonesia, (Re)energized’ Sudirman Said (dok. Tangkapan layar Zoom) via www.hipwee.com

Senada dengan itu, Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia sekaligus salah satu juri untuk Hackhaton ‘Indonesia, (Re)energized’, Sudirman Said, mengatakan bahwa kompetisi ini bisa jadi pemicu kehadiran beragam produk baru dari anak bangsa, yang diharapkan berkelanjutan jauh melampaui periode kompetisi.

“Bagi saya, energi itu adalah pintu peradaban. Makanya lomba (yang akan menghasilkan solusi atau inovasi terkait EBT) ini penting untuk trigger berbagai produk-produk baru, yang tidak berhenti pada lomba tapi berkelanjutan. EBT adalah salah satu cara praktis memberi akses energi ke wilayah-wilayah terpencil,” pungkas Sudirman.

Nah, kalau kamu punya solusi atau inovasi berbasis EBT, boleh lho didaftarkan dalam ajang Hackhaton ‘Indonesia, (Re)energized’. Siapa tahu kamu jadi the next Elon Musk, kan? Nggak harus berupa startup lo, asal memenuhi kriteria dan meski yang kamu punya hanya solusi pun bisa diikutsertakan. Selain bisa bertemu dengan orang-orang dengan misi serupa, kamu juga berkesempatan memenangkan hadiah total Rp100 juta lewat kompetisi ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

CLOSE