Pengolahan Limbah Medis Corona Belum Maksimal, Banyak Masker dan Sarung Tangan Mengambang di Lautan

Limbah medis corona

Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah penyebaran virus corona. Salah satunya adalah memakai masker saat bepergian keluar rumah. Sedangkan untuk tenaga medis yang bekerja di rumah sakit, mereka harus memakai alat pelindung diri lengkap agar lebih aman. Semua alatnya juga harus diganti secara berkala agar virus nggak bercokol di sana.

Advertisement

Setelah nggak digunakan lagi, alat-alat medis itu harus dibuang. Lalu bagaimana cara mengolah limbahnya? Apakah dibutuhkan prosedur khusus agar lebih aman? Yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Selama pandemi corona, banyak limbah medis yang dihasilkan setiap hari. Ada sebagian yang tercampur dengan limbah biasa sehingga membahayakan masyarakat

Limbah medis yang ditemukan di TPA Bekasi via megapolitan.kompas.com

Pihak kesehatan seperti rumah sakit menghasilkan ratusan ton limbah medis setiap hari di Indonesia. Sebab para tenaga medis harus memakai alat pelindung lengkap untuk mencegah penyebaran virus. Peralatan itu terdiri dari masker, face shield, sarung tangan, hazmat suit, dan lain-lain. Semua harus diganti secara berkala agar nggak jadi tempat berkembangnya virus. Setelah nggak dipakai lagi, peralatan itu harus dibuang dan diolah dengan baik.

Limbah medis mengandung berbagai virus dan bakteri yang berbahaya. Jadi limbah medis nggak bisa dibuang di tempat yang sama dengan limbah biasa. Tetapi dilansir dari Kompas , ditemukan sejumlah limbah medis di tempat pembuangan akhir (TPA) Sumurbatu dan TPA Burangkeng di Bekasi. Penemuan ini terjadi saat Koalisi Persampahan Nasional melakukan observasi pada 1 hingga 23 Juni silam. Mereka menemukan limbah masker, sarung tangan, dan tisu yang tercampur dengan limbah biasa. Diduga limbah tersebut berasal dari klinik, puskesmas, dan rumah sakit di walayah Kota Bekasi.

Advertisement

Menurut informasi yang diperoleh dari sejumlah pemulung, pembuangan limbah medis di TPA tersebut sudah berlangsung sejak kasus corona muncul di Bekasi. Tentunya ini sangat berbahaya. Pasalnya, virus corona bisa hidup selama beberapa hari di permukaan benda mati. Jadi limbahnya berisiko mengancam kesehatan warga sekitar TPA, para pemulung, dan petugas kebersihan yang bekerja di sana.

Di sisi lain, pengolahan yang kurang baik membuat banyak limbah medis berakhir di lautan. Bakal sulit terurai dan bisa membahayakan hewan-hewan di sana

Sarung tangan dan masker yang ditemukan di lautan via gulfnews.com

Dilansir dari CNN , terlihat banyak limbah medis yang mengambang di Laut Mediterania. Jumlahnya mencapai sekitar 5% dari keseluruhan limbah yang berhasil diangkat. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan alat pelindung diri yang terlalu banyak. Berdasarkan penelitian terbaru dari jurnal Environment, Science & Technology ; diperkirakan ada 129 miliar masker wajah dan 65 miliar sarung tangan yang digunakan setiap bulan. Nggak semua negara bisa mengolahnya dengan baik sehingga banyak limbah yang berakhir di lautan.

Fenomena ini bisa berdampak buruk pada alam. Pasalnya, masker medis dan sarung tangan plastik sulit untuk terurai. Jadi limbah ini bakal mengotori lautan dalam waktu yang sangat lama. Padahal penyu, kura-kura, dan burung laut sering salah mengiranya sebagai makanan. Mereka bisa keracunan kalau sampai menelannya. Apalagi sejumlah hewan bisa terjerat di antara limbah.

Advertisement

Agar limbah medis nggak mengotori alam dan membahayakan makhluk hidup, pemerintah perlu mengambil kebijakan tegas

Mengambil limbah dari rumah sakit via www.diena.lv

Banyak rumah sakit, klinik, dan puskesmas yang belum bisa mengolah limbah dalam jumlah masif. Jadi pemerintah perlu menunjuk pihak ketiga atau vendor dalam jumlah banyak. Pihak ini bisa ditugaskan untuk mengambil dan memusnahkan limbah sesuai standar kesehatan yang berlaku. Caranya, limbah medis harus disimpan dalam kemasan tertutup selama maksimal dua hari. Lalu dimusnahkan melalui fasilitas insinerator dengan suhu pembakaran 800 derajat celcius.

Di sisi lain, kita juga bisa membantu pengolahan limbah medis dengan cara sederhana. Nggak sulit kok asalkan mau meluangkan waktu untuk melakukannya

Masker bekas yang ditemukan di laut via hongkongfp.com

Kita bisa mengurangi sampah yang sulit terurai dengan cara yang simpel. Misalnya dengan mengganti masker medis sekali pakai dengan masker kain yang bisa digunakan berkali-kali. Kalau bukan tenaga medis, kita juga nggak perlu memakai sarung tangan plastik atau karet saat bepergian. Lebih baik jaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan dan memakai hand sanitizer.

Selain itu, kita perlu lebih cermat kalau mau membuang masker medis yang sudah nggak dipakai. Guntinglah masker dan tarik tali pengaitnya sampai rusak. Jadi masker bekas tersebut nggak bisa dipungut orang lain untuk dijual lagi. Langkah sederhana ini bisa mencegah penyebaran virus corona lo~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tinggal di hutan dan suka makan bambu

Editor

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day

CLOSE