Menurut Profesor di Denmark, Ngajar Pakai PowerPoint Itu Malah Bikin Mahasiswa Bodoh. Ini Alasannya

Mengajar pakai PowerPoint

Sebetulnya, ada banyak sekali metode mengajar yang bisa diterapkan dosen di universitas. Tapi entah kenapa, PowerPoint (PPT) jadi cara yang paling banyak digunakan. Mungkin karena tergolong mudah dioperasikan. Coba hitung deh, di kampusmu ada berapa orang dosen yang mengajarnya pakai PPT? Atau malah semuanya pada pakai?

Advertisement

Bertahun-tahun PPT jadi media favorit para dosen buat menyampaikan materi ajarnya. Padahal setelah diteliti, PPT justru bisa bikin mahasiswa cepat bosan, bodoh, dan nggak berkembang lo! Malah muncul imbauan yang ditujukan kepada universitas agar melarang penggunaan PPT sebagai media mengajar dosen. Wah, kok bisa ya? Memangnya, apa salah PPT yang tak berdosa itu?

PPT memang diciptakan buat memudahkan presentasi. Tapi ternyata PPT justru dianggap tidak efektif ketika digunakan sebagai media mengajar. Ini yang bilang profesor di Denmark lo

Bayangin betapa ngantuknya kalau slidenya sepanjang ini via linkjehion.articlealley.com

Profesor Bent Meier Sørensen di Copenhagen Business School, Denmark, mengatakan kalau PPT justru bisa membuat mahasiswa bodoh dan dosen makin terlihat membosankan, dilansir The Conversation . Saking nggak efektifnya, Bent sampai mengimbau pihak universitas untuk melarang penggunaan PPT sebagai media mengajar para dosen. Wah, padahal banyak banget dosen di perkuliahan Indonesia pakai PPT buat menjelaskan bahan ajarnya.

Pendapat Bent ini sejalan sama makalah ilmiah tahun 2006 yang membahas soal PPT. Dalam makalah itu disebutkan kalau PPT sebenarnya nggak efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran atau nilai mahasiswa

Katanya nggak efektif via today.line.me

Russel Craig dari University of Newcastle, Australia, dan Joel Amernic dari University of Toronto, Kanada, berkolaborasi untuk membandingkan antara pengajaran lewat slide PPT dengan metode lain seperti pembelajaran berbasis masalah. Hasilnya, dengan menggunakan metode kedua, siswa tampak lebih bisa mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dengan menghadapi permasahan yang realistis dan menantang.

Advertisement

Alasannya sebenarnya sederhana, karena menurut Bent, PPT itu bisa mencegah mahasiswa berpikir kritis dan menimbulkan ketergantungan

Mencegah siswa berpikir kritis via theconversation.com

Para dosen yang menggunakan PPT untuk mengajar, akan merangkum materi ajarnya dan membagikannya ke mahasiswa. Cara itu ternyata menurut Bent mencegah mahasiswa berpikir kritis, karena cuma terpaku sama slide. Padahal perkuliahan yang berbobot itu kalau bisa memancing diskusi para mahasiswa di dalam kelas.

Selain itu PPT akan membuat mahasiswa ketergantungan karena terbiasa diberi “catatan”. Sehingga kalau ada dosen yang ngajarnya nggak pakai PPT, bakal langsung dikritik karena nggak memberikan catatan yang tepat. Dan karena ketergantungan ini, bukan nggak mungkin mahasiswa malah jadi berubah pandangannya. Pikirnya, ngapain buang-buang waktu baca buku atau bangun pagi-pagi buat kuliah, kalau dengan slide PPT aja mereka bisa menghafal pelajaran.

Kalau kata dosen di Universitas Diponegoro, gimana-gimana PPT masih jadi alat bantu sarana pembelajaran yang efektif, asal nggak dijadikan bahan ajar utama

Advertisement

Yang bener tuh kayaknya yang sering diskusi-diskusi gitu via learnerlog.org

Dikutip dari Tirto , dosen mata kuliah Hukum Internasional dan Hukum Pidana Internasional di Universitas Diponegoro, Nuswanto, mengatakan kalau PPT masih efektif buat dipakai mengajar, dengan catatan PPT nggak digunakan sebagai bahan ajar utama. Misalnya, di samping pakai PPT, sebaiknya dosen juga membuka diskusi agar para mahasiswanya aktif.

Supaya bisa mendorong mahasiswa tetap mau membaca, kata Nuswanto, dosen-dosen juga bisa memberi tugas dengan sumber wajib dari buku. Jadi mau nggak mau mereka harus membaca buat bisa mengerjakan tugas.

Nah, kalau kalian sendiri sebagai mahasiswa lebih suka dosen yang ngajarnya pakai PPT atau yang nggak nih, Guys?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

Editor

An amateur writer.

CLOSE