Mengenal Buyer’s Remorse yang Sering Muncul Habis Belanja. Ada Tips Khusus dan Cara Menghindarinya~

Mengenal buyers remorse

Hayo ngaku siapa yang akhir-akhir ini terus pantengin platform e-commerce untuk mencari diskon? Terlebih lagi sewaktu Hari Belanja Nasional atau Harbolnas yang jatuh pada tanggal 12 Desember kemarin, orang-orang bisa seharian penuh memburu diskon belanja online. Di masa pandemi yang mengharuskan kita untuk di rumah dan melakukan semuanya via daring, ternyata membuat lebih banyak orang kalap belanja.

Advertisement

Walaupun diskon memang rasanya sayang banget ya kalau dilewatkan, tapi banyak juga orang yang akhirnya langsung menyesal begitu selesai belanja. Kamu pun pasti pernah kan mengalami perasaan yang dikenal luas sebagai buyer’s remorse atau penyesalan pembeli ini? Fenomena ini ternyata juga sudah banyak diteliti lo~

Munculnya buyer’s remorse atau selalu menyesal setelah membeli barang dialami banyak orang. Secara psikologis, ini lo penyebab utamanya 

Ilustrasi buyer’s remorse I Photo by StockSnap via pixabay.com

Apakah kamu termasuk orang yang sering merasa sering menyesal setelah membeli barang? Kalau iya, kamu mungkin terjebak dalam fase yang disebut buyer’s remorse. Dikutip dari laman Who What Wear Art Markman, Ph.D. profesor psikologi dan pemasaran di University of Texas, AS, berpendapat kalau buyer’s remorse ini bisa terjadi dengan melibatkan dua emosi.

Advertisement

Yang pertama avoidance motivational system (menghindar) untuk menjauhkan hal-hal buruk yang mungkin terjadi di sekitar, misal kamu sudah terlalu bosan dengan kegiatan yang sama berulang kali. Emosi yang kedua adalah approach system (pendekatan) dengan memfokuskan diri pada hal-hal yang kamu sukai, termasuk belanja.

Gabungan dari dua emosi itu seringkali jadi pembenaran ketika kamu dihadapkan dengan serbuan diskon. Meskipun dimulai dengan tujuan jelas seperti mencari sepatu baru karena sepatu lama sudah rusak, kamu akan dengan mudah tergiur dan memutuskan untuk membeli barang lain dengan alasan “Nggak apa-apa kok lagi diskon ini.”

Perjalanan mencari dan menemukan diskon ini memang mampu menaikkan mood-mu dan memberi kebahagiaan sesaat. Namun ketika kamu melihat angka-angka tagihan, rasa penyesalan pasti akan datang.  

Advertisement

Untuk itu perlu banget kamu tahu cara mencegah rasa menyesal setelah membeli barang, biar pengalaman itu nggak terulang lagi

Pentingnya perencanaan keuangan I Photo by www.picjumbo.com via pixabay.com

Kamu bisa mencegah kok, biar penyesalan sehabis belanja nggak terulang kembali. Beberapa hal berikut bisa banget kamu terapkan untuk meminimalisir risiko penyesalan:

  • Cari tahu penyebab susahnya menahan diri untuk nggak belanja

Dilansir dari Klikdokter.com psikolog Ikhsan mengatakan untuk mengidentifikasi dulu kira-kira apa penyebabnya jadi impulsif. Misalnya apa kamu merasa cemas dengan keadaan, merasa jenuh, lari dari kenyataan atau butuh hiburan? Kalau sudah tahu alasannya maka kamu renungkan solusi terbaik, seperti kalau kamu butuh hiburan, kamu bisa memilih untuk pergi ke luar, ke suatu tempat sejuk atau memiliki udara segar. Di samping biaya yang dikeluarkan nggak terlalu banyak kamu jadi nggak terpaku untuk terus berbelanja.

  • Buat target bulanan supaya pengeluaran kamu terencana dengan matang

Niatkan diri untuk membuat target bulanan. Latih diri kamu, dalam satu bulan misalnya, kamu hanya boleh memakai 10 persen dari gaji untuk membeli barang sebagai tanda hadiah untuk diri sendiri, beli 3 barang yang bukan kebutuhan sehari-hari. Selain itu, buat juga tabungan terpisah. Hanya berbelanja dari anggaran jajan akan menurunkan risiko penyesalan di kemudian hari. 

  • Pilihlah sesuatu yang dalam jangka panjang dapat dikenang, pengalaman misalnya

Kadang kamu ngerasa nggak sih kalau beli barang tuh jarang yang bisa bertahan lama, bahkan ada yang baru beberapa bulan sudah rusak begitu saja. Makannya di sini Hipwee menyarankan kamu untuk beri pengalaman saja, contohnya uang simpanan kamu bisa digunakan untuk traveling atau mengikuti sesuatu positif yang kamu sukai kaya dance, kursus bahasa Inggris atau mengikuti seminar yang membuat value diri kamu semakin meningkat. Dijamin hasil akhirnya nggak akan buat kamu menyesal karena berguna banget untuk jangka panjang.

  • Selanjutnya yang nggak kalah penting untuk kurangi aktif di media sosial

Nggak salah kok kalau kamu mau aktif terus di media sosial apalagi jika berhubungan dengan pekerjaan. Namun, jika hal tersebut nggak bisa kamu lakukan, ada cara lain, yakni dengan membatasi akun yang kamu ikuti. Nggak harus meng-unfollow kamu bisa saja untuk mute beberapa akun online shop yang seringkali buat kamu resah dengan diskon yang ditawarkan atau produk terbarunya. Yuk bisa yuk~

Terus gimana kalau sudah kejadian, uangnya kan nggak bisa balik lagi? Maka ini cara yang bisa kamu lakukan

Good money habit I Photo by Steve Buissinne via pixabay.com

Yang sudah terjadi biarlah berlalu, dari pengalaman itu kamu bisa temukan solusi untuk mengembalikan keuanganmu agar tetap stabil, diantaranya pertama  rawat barang yang telah kamu beli sebaik mungkin, kalau bisa sih biar awet sampai tahunan jadi kamu nggak akan nyesel-nyesel banget.

Kedua, jika barang yang kamu beli masih mempunyai nilai yang tinggi, kamu bisa menjualnya kembali atau setidaknya dilakukan preloved, namun resikonya sudah pasti harga yang dijual lebih rendah dari harga pembelian.

Terakhir, terapkan “Good money habit” Meski sudah punya penghasilan sendiri, bila tidak dikelola dengan baik biasanya kamu akan selalu merasa kurang. Padahal sudah banyak artikel mengenai keuangan untuk membantu kita mengatur penghasilan dan pengeluaran pribadi, bahkan sekarang sudah ada aplikasi keuangan, kan.

Nah, mulai detik ini, biasakan mencatat segala pengeluaran agar keuangan kamu lebih terkontrol. Kalau perlu nih, lakukan financial check-up secara berkala. Yakin deh, kejadian penyesalan setelah beli barang nggak akan terjadi lagi. Semangat ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day

CLOSE