Belajar dari Cina, Mudik Imlek Kemarin Bikin Virus Tersebar Luas. Makanya, Jangan Mudik Dulu, ya~

Mudik imlek Cina virus corona

Lebaran tinggal menghitung hari. Jika nggak ada virus corona, mungkin sudah banyak orang yang mulai mudik hari ini. Sejak kita kecil, mudik sudah jadi ritual wajib setiap Idulfitri. Baru tahun ini, mudik jadi kegiatan yang terlarang. Pemerintah juga sudah mengeluarkan imbauan agar masyarakat nggak mudik tahun ini. Untuk sedikit menghibur rasa sedih atau kecewa mereka yang gagal mudik, pemerintah kabarnya bakal menggeser cuti bersama Hari Raya ke akhir tahun. Tentunya dengan harapan di tanggal itu wabah virus corona sudah berakhir.

Advertisement

Situasi yang kita hadapi saat ini sebenarnya mirip-mirip dengan yang terjadi di Cina saat virus corona pertama kali merebak. Waktu itu, masyarakat Cina juga sedang menghitung hari untuk merayakan Chinese New Year atau Imlek. Nggak sedikit masyarakat yang udah terlanjur mudik ke kampung halaman. Alhasil, angka persebaran virus corona di Cina kemarin meningkat cukup drastis.

Salah satu penyebab kenapa persebaran virus corona di Cina kemarin tinggi banget karena banyak masyarakat yang sudah terlanjur mudik untuk merayakan Imlek bersama keluarga di kampung halaman

Banyak orang terlanjur mudik via www.businessinsider.sg

Sama seperti lebaran, perayaan Tahun Baru Cina juga identik dengan mudik. Perayaan itu jadi salah satu perayaan penting dan terbesar di sana. Saat virus corona pertama kali terungkap di Wuhan, kondisinya sebagian masyarakat sudah mulai nyicil mudik. Padahal sebagian di antaranya mungkin sudah membawa virus tersebut. Akibatnya, angka kasus di Cina cepat sekali bertambah dan terus meluas ke banyak daerah.

Bisa dibilang pemerintah Cina kemarin termasuk telat menerapkan kebijakan buat menekan persebaran virus corona. Walau sebelum puncak mudik terjadi, mereka akhirnya memutuskan lockdown total wilayahnya

Lockdown di Wuhan via www.cnnindonesia.com

Seandainya pemerintah Cina waktu itu lebih cepat dan tanggap lagi menerapkan aturan untuk meminimalisir persebaran virus corona, mungkin angka kasus di sana nggak setinggi kemarin. Dan mungkin dampaknya secara global nggak bakal sebesar ini. Walau begitu, sebelum puncak mudik terjadi di Cina, pemerintah sudah sepakat melakukan kuncitara Wuhan sebagai titik awal virus corona, dan sejumlah wilayah yang sudah terjangkit. Bedanya lockdown di Cina kemarin benar-benar dilakukan secara sungguh-sungguh, bukan cuma sekadar formalitas belaka.

Advertisement

Selain me-lockdown wilayahnya, pemerintah juga melarang orang-orang yang sudah terlanjur mudik untuk kembali ke daerah rantaunya. Semua transportasi juga dihentikan sementara

Kota jadi sepi via www.aa.com.tr

“Kecolongan” di awal nggak membuat pemerintah Cina gentar menghadapi virus corona. Mereka tetap yakin dan tegas menguncitara wilayah-wilayah yang sudah terjangkit virus corona. Pemudik yang sudah berada di kampung halaman ditahan agar nggak kembali ke kota rantau. Yang belum mudik juga dilarang melanjutkan rencana mereka pulang kampung. Hilir mudik orang ini dibatasi dengan cara melarang semua transportasi beroperasi. Libur Chinese New Year diperpanjang, supaya orang bisa lebih lama berada di tempatnya masing-masing.

Sebenarnya pemerintah Indonesia sudah menentukan keputusan yang tepat dengan mengeluarkan larangan mudik. Tapi entah kenapa penerapannya masih cenderung “lembek”. Nggak sedikit yang memanfaatkan agen-agen travel gelap atau cara-cara licik lainnya supaya tetap bisa pulang kampung. Apalagi belum lama ini, ada kabar kalau Menhub membuka kembali moda transportasi beroperasi. Kebijakannya kayak saling tumpang tindih dan nggak nyambung gitu, bikin bingung aja.

Tapi, bukan berarti kita jadi boleh mudik secara bebas ya, karena mudik tahun ini tetap dilarang. Please tahan dulu kangennya, toh semua ini demi keluarga tercinta di kampung agar nggak tertular virus yang mungkin kita bawa tanpa sadar.

Yuk, terus tambah kebaikanmu di bulan ramadan ini bersama Hipwee! Jangan lupa kunjungi halaman #RamadanDirumah  ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

Editor

An amateur writer.

CLOSE