Mengenal 3 Mutasi Virus Corona yang Sudah Masuk Indonesia. Penting Banget Kita Tahu!

Mutasi virus corona Indonesia

Pertanyaan “kapan pandemi akan selesai?” tampaknya belum bisa terjawab. Menginat kasus positif di Indonesia masih terus ditemukan, bahkan di beberapa kota cenderung meningkat. Sejak akhir tahun 2020, mutasi baru dari virus ini juga mulai dilaporkan muncul di berbagai belahan dunia. Sejak pertama kali ditemukan kasus positif di Wuhan pada November 2019 lalu, setidaknya ada ribuan mutasi virus corona yang telah ditemukan di berbagai negara hingga saat ini.

Advertisement

Nah, bagaimana dengan Indonesia?

Dilansir dari laman Antara , Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia cabang Provinsi Sumatera Barat, Defriman Djafri mengatakan ada kemungkinan terjadi mutasi virus corona di Indonesia. Mutasi virus merupakan suatu proses yang alami, sehingga bisa terjadi di negara mana pun. Meski ada kemungkinan mutasi juga terjadi di Indonesia, namun sejauh ini belum ditemukan kasus tersebut.

Mutasi virus corona yang sudah terdeteksi di Indonesia | Credit teks by hipwee, photo by Kjpargeter via www.freepik.com

Saat ini ada tiga mutasi virus corona yang sudah ditemukan di Indonesia yaitu D614G atau sering juga disebut G614, B1117 dan N439K, ketiganya masing-masing berasal dari Cina, Inggris dan Skotlandia. Lalu bagaimana tingkat keganasan mutasi virus ini? Apakah masih aman dari virus aslinya? Nah, berikut ini Hipwee jelaskan ketiga mutasi virus tersebut yang sudah terdeteksi di Indonesia, ya. Yuk kenali dan pahami!

Advertisement

D614G. Varian virus corona ini yang pertama terdeteksi di Indonesia setelah virus corona aslinya. Memiliki jumlah virus lebih banyak, varian mutasi ini telah menyebar ke seluruh dunia

Virus corona | Photo by CDC via www.pexels.com

Mutasi virus corona pertama kali masuk ke Indonesia pada April 2020. Mutasi D1614G ini berasal dari Cina dan beberapa ilmuan mengatakan bahwa varian ini 10 kali lipat lebih menular dari virus aslinya. Dilansir dari Alo Dokter , mutasi D614G ini memiliki jumlah virus yang lebih banyak di dalam tubuhnya. Meski begitu, tidak ditemukan bukti bahwa D614G menyebabkan gejala Covid-19 yang lebih parah.

B1117. Varian ini memiliki 40% – 70% penularan yang lebih cepat daripada variasi sebelumnya. Mutasi virus ini masih bisa ditangani dengan vaksin dan masih terdeteksi dengan tes PCR

Meski lebih cepat menular, jenis mutasi ini masih bisa diatasi dengan vaksinasi | Photo by Steven Cornfield via unsplash.com

Dilansir dari Kompas , bertepatan dengan peringatan 1 tahun virus corona di Indonesia, Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono mengonfirmasi bahwa mutasi B1117 yang pertama kali terdeteksi di Inggris, kini telah ditemukan di Indonesia. Para ilmuan di Inggris memperkirakan bahwa mutasi ini 40-70% lebih menular berdasarkan analisis populasi yang terkena dampaknya di Inggris.

Namun jangan khawatir ya, meski berkali lipat lebih menular, mutasi B1117 masih bisa diatasi oleh vaksin. Seperti dilansir dari Kompas , Ketua Satgas covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. dr. Zubairi Djoerban mengatakan, tindakan vaksinasi tetap efektif terhadap varian baru virus corona B1117. Selain ini, variasi ini juga tetap akan terdeteksi menggunakan uji PCR.

Advertisement

N439K. Disebut lebih ‘cerdas’ dalam melawan antibodi, varian ini mampu mengubah domain imunitas untuk menghindari kekebalan tubuh

Saat ini belum ditemukan vaksin yang mampu menangani N439K | Photo by Prashes Shiwakoti via unsplash.com

Setelah ditemukannya B1117 di Indonesia, IDI juga mewaspadai varian baru lainnya yaitu mutasi N439K. Mutasi ini pertama kali ditemukan di Skotlandia dan telah menyebar di 30 negara. Dilansir dari Detik Health , Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Prof Amin Subandrio, sudah ada 48 kasus  mutasi N439K yang ditelukan dari 547 sampel yang diteliti dan dikirim ke bank data Globan Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

“Jadi dari 547 sampel yang sudah dilaporkan, ada 48 yang membawa mutasi N439 di Indonesia.” Ungkap Amin

Pelaporan ini memang baru dikonfirmasi pada bulan maret 2021, namun menurut data Kemenkes, mutasi N439K ini sudah masuk ke Indonesia pada November 2020. Dilansir dari Kompas , Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hingga saat ini belum memperoleh perhatian khusus dari Lembaga Kesehatan Dunia WHO sebagaimana varian-varian besar seperti B1117 (Inggris), B1351 (Afrika Selatan), dan P1 (Brazil).

Hal yang perlu jadi perhatian dari N439K ini adalah sifatnya yang resistan atau lebih kebal terhadap antibodi yang telah disuntikkan ke tubuh. Selain itu, mutasi ini juga punya banyak cara mengubah domain imunitas untuk menghindari kekebalan tubuh manusia, sehingga mutasi ini disebut-sebut lebih cerdas dari mutasi sebelumnya.

Dari mutasi-mutasi virus corona yang sudah terdeteksi di Indonesia ini, mengingatkan kita bahwa segala upaya memang sedang dilakukan baik oleh para ahli, pemerintah dan masyarakat dunia untuk bisa segera pulih dari kondisi pendemi ini. Satu hal bisa kita lakukan adalah tetap waspada dan menjalankan protokol kesehatan sebagaimana yang telah diterapkan oleh WHO dan kebijakan pemerintah. Jangan lupa jaga kesehatan ya, stay safe, stay health!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat buku dan perjalanan

Editor

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day

CLOSE