Menengok Perspektif Anak Muda dari 23 Negara Mengenai Perubahan Iklim dalam Laporan Terbaru British Council

Perubahan iklim

Planet Bumi sedang tidak baik-baik saja. Perubahan iklim adalah ancaman terbesar yang tengah dihadapinya. Dampak yang sudah muncul adalah tingginya curah hujan, musim kemarau yang berkepanjangan, mencairnya es di kutub, hingga perubahan habitat.

Advertisement

Untuk dapat mengatasi kondisi tersebut, perlu keterlibatan semua orang termasuk anak muda. Laporan terbaru British Council berjudul “Global Youth Letter Report” bahkan menggarisbawahi keterlibatan anak muda dalam kebijakan perubahan iklim sebagai suatu kebutuhan mendesak.

“Laporan kami mengungkapkan potensi anak muda yang belum dimanfaatkan di seluruh dunia untuk berkontribusi terhadap aksi perubahan iklim,” kata Deputy Chief Executive British Council Kate Ewart-Biggs dalam peluncuran Global Youth Letter Report, Kamis (9/9).

Beberapa temuan utama Global Youth Letter Report menegaskan alasan anak muda perlu terlibat dalam kebijakan perubahan iklim

| dok. British Council

Dalam laporan yang disusun berdasarkan survei terhadap 8.000 anak muda berusia 18-35  tahun dari 23 negara, termasuk Indonesia, Brasil, India, Kenya dan Inggris, British Council menemukan perspektif yang kuat dan kritis dari anak muda terkait perubahan iklim.

Advertisement

Survei melibatkan sebanyak 25 persen anak muda dari daerah pedesaan dan 75 persen dari daerah perkotaan. Responden didominasi perempuan sebanyak 55 persen. Laporan tersebut juga didasarkan pada suara anak muda penyandang disabilitas, masyarakat adat dan kelompok minoritas.

Dalam laporan ini, sebanyak 67 persen anak muda merasa pemimpin negara mereka tidak dapat mengatasi perubahan iklim sendiri. Mereka juga merasa prihatin terkait suara perempuan dan kelompok minoritas yang tidak tercermin dalam kebijakan perubahan iklim saat ini.

Advertisement

Mereka juga merasa keterlibatan anak muda dalam kebijakan dapat memberikan pengaruh untuk mengatasi perubahan iklim. Sayangnya, laporan ini mengungkap masih banyak dari mereka yang tidak memiliki kesempatan. Pembuat kebijakan perlu mengakomodir semangat berkontribusi ini.

Sebanyak 75 persen anak muda melaporkan punya keterampilan untuk menangani masalah iklim di komunitas, dan 63 persen mengetahui Konferensi Para Pihak Perubahan Iklim PBB (COP26). Namun, 69 persen dari mereka menyatakan tidak pernah berpartisipasi dalam aksi perubahan iklim.

Dijelaskan bahwa partisipasi mereka terhambat karena beberapa hal, termasuk akses digital yang terbatas, budaya sosial hierarkis yang mengecualikan anak muda, dan kurangnya akses terhadap pelatihan dan pengembangan keterampilan.

Global Youth Letter Report juga menyoroti peran dan potensi saluran digital sebagai media bagi anak muda dalam mengatasi perubahan iklim. Di sisi lain, laporan ini mengakui bahwa kesenjangan digital yang membuat beberapa orang dikecualikan harus dipertimbangkan.

Dijelaskan bahwa anak muda memandang media sosial sebagai platform penting untuk berbagi pesan terkait perubahan iklim. Mereka juga mengandalkan media sosial untuk melawan disinformasi. Sementara untuk mereka yang tidak memiliki akses internet, televisi dan radio dianggap dapat memberikan informasi terkait perubahan iklim.

British Council ajak anak muda bubuhkan tanda tangan pada Global Youth Letter

Diskusi virtual peluncuran Global Youth Letter Report, Kamis (9/9) | dok. Tangkapan layar/Microsoft Teams

Temuan-temuan dari laporan tersebut telah digunakan untuk menulis “Global Youth Letter”, sebuah rencana aksi yang menetapkan aspirasi dan rekomendasi anak muda seputar perubahan iklim.

Surat tersebut secara langsung akan ditujukan kepada para pembuat kebijakan dan pemimpin dunia yang nantinya menghadiri COP26 pada tanggal 1-12 November 2021 di Glasgow, Skotlandia, Britania Raya.

Oleh karena itu, anak muda pun diajak menandatangani surat tersebut melalui https://confirmsubscription.com/h/y/73992BCF41392DAB, dan berjanji untuk mengatasi perubahan iklim dengan menambahkan rekomendasi mereka sendiri untuk dipertimbangkan.

Hingga saat ini, sebanyak 588 anak muda Indonesia telah membubuhkan tanda tangannya pada surat tersebut. Country Director British Council Indonesia Hugh Moffat berharap langkah ini dapat menegaskan pentingnya memasukkan suara anak muda dalam percakapan perubahan iklim.

“Kami bangga dengan 588 pemuda Indonesia yang telah membubuhkan tanda tangan mereka pada Global Youth Letter kami sejauh ini, menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk tindakan segera. Saya harap ini mengirimkan pesan yang kuat tentang pentingnya memasukkan suara pemuda dalam percakapan perubahan iklim,” ujar Hugh Moffat.

Penelitian untuk Global Youth Letter Report merupakan bagian dari program Climate Connection British Council yang diluncurkan bulan Juni lalu dengan tujuan menyatukan orang-orang di seluruh dunia untuk mengatasi perubahan iklim.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

CLOSE