Ribuan Bangunan Hancur, Turki Tetapkan 131 Tersangka Penyebab Bangunan Tak Tahan Gempa

Gempa dahsyat yang mengguncang Turki masih menjadi perhatian masyarakat dunia. Meskipun sudah berlalu selama beberapa hari, nyatanya gempa sebesar 7,8 Magnitudo yang terjadi di Turki-Suriah memberikan dampak yang berkelanjutan. Gempa yang terjadi pada hari Senin (6/2) pukul 04:17 waktu setempat tersebut tidak hanya memberikan duka mendalam bagi korban, tetapi juga menjadi perhatian dunia internasional.

Gempa tersebut juga menimbulkan puluhan ribu korban jiwa akibat tertimbun reruntuhan bangunan yang tidak tahan gempa. Pemerintah mulai menyorot soal kekuatan bangunan dan memanggil pihak yang paling bertanggung jawab soal bangunan itu. Bagaimana investigasi tersebut dilakukan? Simak informasinya.

Pemerintah melakukan investigasi soal bangunan yang tidak tahan gempa

Berdasarkan informasi yang dikutip dari Tempo, Menteri Lingkungan Hidup, Murat Kurum menyatakan bahwa sebanyak 24.921 bangunan roboh dan rusak berat akibat gempa. Ini sudah dinilai lebih dari 170.000 bangunan yang ada di seluruh wilayah yang terdampak gempa di Turki. Bangunan yang hancur dan rusak parah membuat puluhan ribu nyawa melayang.

Saat ini, pemerintah tengah melakukan investigasi terkait bangunan yang tidak tahan gempa. Mengingat hampir seluruh bangunan rata dengan tanah akibat goncangan yang terasa sampai ke negara Suriah, Lebanon, Yunani, Yordania, dan bahkan Mesir. Kerusakan parah pada bangunan tersebut membuat dugaan adanya kelalaian manusia.

Gempa yang terjadi menjelang pemilihan presiden itu membuat pemerintah banyak diserang kritikan dari warganya. Mulai dari tuduhan soal aturan pendirian bangunan yang tidak tegas, hingga pembelanjaan pajak. Hal itu membuat pemerintah makin genjar melakukan investigasi.

Pemerintah telah menetapkan 113 tersangka terkait kerusakan bangunan yang cukup parah saat gempa

Selain menyelidiki kerusakan bangunan, tim SAR Turki juga masih terus mencari korban yang sampai saat ini belum ditemukan. Dilansir dari halaman Tempo, korban tewas diperkirakan sudah mencapai 28.000 orang. Kemungkinan jumlah korban masih akan terus bertambah lagi.

Pemerintah menetapkan 113 orang tersangka yang dianggap paling bertanggung jawab atas banyaknya pembangunan gedung yang tidak tahan gempa. Penyelidikan pun dilakukan dan perintah untuk menahan 113 orang itu pun dikerahkan.

Fuat Oktay, Wakil Presiden Turki, mengungkapkan bahwa sejauh ini pemerintah telah mengidentifikasi 131 orang tersangka yang bertanggung jawab atas runtuhnya bangunan akibat gempa. Terhitung sebanyak ribuan bangunan runtuh di 10 provinsi.

“Perintah penahanan telah dikeluarkan untuk 113 orang,” ungkap Oktay dikutip dari Tempo saat diwawancara oleh wartawan ketika pengarahan di pusat koordinasi penanggulangan bencana di Ankara hari Minggu, (12/2).

Pemerintah kini hendak menindaklanjuti investigasi ini sampai ke proses selanjutnya. Mayoritas bangunan yang rusak maupun roboh, menimpa korban yang mengakibatkan luka-luka dan bahkan ada yang menyebabkan kematian.

“Kami akan menindaklanjuti ini dengan cermat sampai proses peradilan yang diperlukan selesai, terutama untuk bangunan yang mengalami kerusakan berat dan bangunan yang menyebabkan kematian dan luka-luka,” lanjut Oktay.

Kementerian kehakiman juga telah membentuk biro investigasi kejahatan gempa bumi di seluruh provinsi zona gempa yang ada di Turki demi penyelidikan korban meninggal maupun cedera. Berdasarkan laporan dari kantor berita Anadolu, kejaksaan di negara bagian Adana telah memerintahkan penahanan terhadap 62 orang tersangka dalam investigasi atas bangunan yang roboh. Sedangkan kejaksaan menuntut penangkapan terhadap 33 orang di Diyarbakir.

Sementara itu jumlah 8 orang sudah ditahan di Sanliurfa dan empat orang tersangka ditahan di Osmaniye. Mereka ditangkap karena dituduh telah melakukan kesalahan seperti memindahkan tiang yang menyebabkan bangunan roboh dan hancur. Selain itu, polisi juga menahan developer sebuah kompleks perumahan yang rata dengan tanah di Antakya di Bandara Istanbul ketika ia hendak naik pesawat ke Montenegro hari Jumat malam. Ia ditangkap secara resmi pada hari Sabtu.

Kompleks perumahan yang selesai dibangun 10 tahun lalu tersebut merupakan perumahan kelas atas yang terdiri dari 12 lantai dan berisi 249 apartemen. Hingga kini, belum ada laporan korban jiwa di apartemen yang runtuh tersebut.

Meski begitu, tentu saja para tersangka membantah tuduhan tersebut karena mengaku sudah mendirikan bangunan sesuai prosedur. Sehingga, saat ini tim investigasi masih terus menyelidiki terkait banyakanya bangunan yang rusak parah akibat gempa.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Introvert

Editor

Penikmat buku dan perjalanan