Mati suri adalah sebuah fenomena ketika seseorang kembali hidup setelah dinyatakan meninggal dunia dalam rentang waktu tertentu
Mati suri sering dikaitkan dengan hal-hal gaib dan mistis yang mungkin bagi sebagian orang terdengar menakutkan. Pengalaman orang-orang yang pernah mengalami mati suri semakin mendukung atmosfer horor yang tercipta ketika kita sedang membicarakan soal mati suri ini. Mungkin kalian pernah dengar cerita orang yang saat mati suri mengaku melihat manusia disiksa, dikejar-kejar makhluk, atau kejadian mengerikan lain. Meski ada juga yang cuma melihat cahaya terang atau bayangan putih.
Sekitar 4-15 persen penduduk dunia katanya pernah mati suri. Tapi jumlahnya yang banyak itu nggak lantas mampu menjawab teka-teki mati suri selama ini. Sementara para ahli masih terus berusaha memecahkan misterinya, sampai ada suatu penelitian di Belgia, yang mengumpulkan ratusan kisah mati suri dan menganalisis polanya. Seperti apa ya fakta ilmiah soal mati suri ini? Simak bareng yuk!
ADVERTISEMENTS
Penelitian yang dilakukan ilmuwan dari University Liège di Belgia ini mengumpulkan 154 kisah mati suri dari 154 responden berbeda. Mayoritas dari mereka mengaku merasakan kedamaian saat mati suri
Charlotte Martial dan timnya mengumpulkan 154 orang yang mengaku pernah mengalami mati suri. 80 persen di antaranya merasakan kedamaian saat mati suri. Ada yang mengaku melihat cahaya terang, ada juga yang menemui roh-roh orang yang telah meninggal. Sedangkan hanya sedikit sekali yang melihat masa depan, dan tak ada yang melihat hal-hal mengerikan. Sepertiga dari responden juga merasakan arwahnya berpisah dari tubuh sebelum akhirnya kembali lagi.
ADVERTISEMENTS
Sayangnya, riset di atas cuma memaparkan pengalaman orang-orang mati suri aja. Tapi ada penelitian lain yang mengungkap kalau orang yang mati suri itu tidak benar-benar mati lo
Mark Crislip, seorang dokter dari Oregon Emergency Room pernah meneliti orang mati suri memakai alat namanya elektroensefalograf (EEG). Pokoknya yang dipasang di kepala gitu deh jadi bisa melihat aktivitas otak. Hasilnya, mayoritas pasien yang jadi ia teliti nggak benar-benar mati. Cuma sedikit yang menunjukkan garis datar –yang artinya jantungnya berhenti– saat mati suri. Itu pun paling lama cuma 10 detik sebelum akhirnya sadar kembali.
Sedangkan sisanya nggak menunjukkan garis datar alias otaknya aktif terus walau dia diam seperti mati.
ADVERTISEMENTS
Ada juga nih penelitian lain yang mengaitkan sama gas karbondioksida dalam tubuh. Gas itulah yang memengaruhi aktivitas otak saat orang mati suri, dan membuatnya seolah melihat cahaya, terowongan, atau kematian
Penelitian lain mengaitkan mati suri dengan adanya gas CO2 dalam tubuh seseorang. Keberadaan gas itu ternyata bisa mengganggu keseimbangan kimia dalam otak seseorang, sehingga ia seperti melihat cahaya, terowongan, bahkan kematian, saat mati suri. Pengalaman mati suri yang berhubungan dengan adanya gas CO2 ini juga dirasakan pasien-pasien penyakit jantung yang sempat ‘collapse‘ selama 20-30 detik, yang setelahnya diikuti dengan berhentinya fungsi otak mereka.
ADVERTISEMENTS
Nah, terkait ‘penglihatan’ orang mati suri ini ternyata juga ada yang menarik kesimpulan dengan menghubungkannya dengan gangguan tidur
Studi yang ditulis di European Academy of Neurology Congress pada Juni 2019, menyatakan kalau mati suri mungkin ada hubungannya dengan gangguan tidur atau kalau di sini dikenal dengan istilah tindihan. Nah, seseorang yang sering mengalami gangguan tidur tahap REM –tahap di mana orang bermimpi sementara ototnya ‘lumpuh’– ternyata memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami mati suri. Hmm.. begitu ya..
Intinya meski banyak teori yang membahas mati suri, belum ada riset yang benar-benar bisa menjelaskan fenomena ini secara detil. Yang terpenting, kejadian mati suri bukanlah sesuatu yang perlu ditakutkan, karena nyatanya orang-orang yang mati suri memang belum benar-benar mati~