Saat Atlet Macho Bruce Jenner Ingin Menjadi Wanita, Bukankah Ini Seharusnya Reaksi Kita?

Dalam wawancara eksklusif dengan stasiun televisi ABC minggu lalu (26/04), mantan olahragawan asal Amerika Bruce Jenner membuat pengakuan bahwa ia kini menjalani hidup sebagai wanita.

Bruce Jenner

Bruce Jenner via abcnews.go.com

Advertisement

“Saya, dalam seluruh kegiatan hidup dan untuk segala kesempatan, adalah seorang wanita.”

Nama Bruce pertama kali dikenal setelah sukses meraih medali emas cabang dasalomba pada Olimpiade Montreal tahun 1976

Olimpiade, medali emas

Olimpiade, medali emas via olympictalk.nbcsports.com

Bruce sukses meraih medali emas di cabang atletik dasalomba, yang meliputi lari 100, 400, dan 1500 meter, lompat jauh, tolak peluru, lompat tinggi, lari gawang, lempar cakram, lempar lembing, dan lompat galah. Sesuai tradisi Olimpiade, Bruce digelari “the world’s greatest athlete” atas pencapaiannya. Ia menjadi simbol maskulinitas, pahlawan sekembalinya ke Amerika.

Bruce menikah 3 kali dan memiliki 6 anak kandung.

Bruce Jenner dan keenam anaknya

Kendall, Cassandra, Burt, Brandon, Brody ,Kylie via okmagazine.com

Burt Jenner dan Cassandra Jenner dari pernikahannya dengan Chrystie Crownover (1972-1981), Brandon dan Brody dari Linda Thompson (1981-1986), serta Kendall dan Kylie dari Kris Kardashian (1991-2013).

Advertisement

Ia juga dikenal sebagai ayah tiri Kim Kardashian sekaligus bintang reality show Keeping Up With the Kardashians

Keeping Up With The Kardashians

Keeping Up With The Kardashians via www.buzzfeed.com

Bruce adalah ayah tiri bagi Kim Kardashian dan 3 saudara Kim yang lainnya. Ia juga ikut tampil dalam 117 episode reality show Keeping Up With the Kardashians sejak tahun 2007. Kesuksesan reality show tersebut membawa nama Bruce kembali berada “dalam radar”. Kehidupan pribadi dan aktivitasnya sehari-hari kembali menjadi sorotan.

Bruce berkata bahwa selama ini ia merasa hidup dalam kebohongan.

Bruce Jenner / ABC

Bruce Jenner / ABC via okmagazine.com

“Mengapa baru sekarang, setelah 65 tahun?”

“Saya tidak bisa lagi bersembunyi dan menutupi ini.”

Advertisement

Bruce melanjutkan, “Saya tidak merasa terjebak dalam tubuh siapa-siapa. Saya yang sebenarnya, ya yang seperti ini.”

Bruce telah menyadari sisi feminin dari dirinya sejak usia 7-8 tahun. Orang pertama yang ia beritahu adalah istri pertamanya, Chrystie Crownover.

Pengakuan Bruce Jenner menjadi topik hangat di dunia maya. Berbagai dukungan datang dari orang biasa maupun public figure ternama

 

 

Dukungan juga mengalir dari orang-orang terdekat Bruce selama ini, yakni keluarga dan mantan istrinya

Bruce dan keluarga

Bruce dan keluarga via hollywoodlife.com

 

Tak ayal, transisi Bruce dari pria menjadi wanita juga menjadi bahan pembicaraan di Indonesia

Komentar netizen

Komentar netizen via showbiz.liputan6.com

Selain populer di seluruh dunia dan Amerika, tagar #BruceJenner juga sempat menjadi trending topic di Indonesia. Banyak pula warga internet di negeri kita yang turut menyumbang komentar mereka.

Dukungan untuk Bruce Jenner adalah angin segar di tengah perlakuan diskriminatif yang masih banyak diterima kaum transgender di seluruh dunia

Mengapa tak memberikan penghormatan yang sama pada transgender lainnya yang ada di sekitar kita?

Pesantren waria di Jogja (kredit: Fulvio Bulgani / TIME)

Pesantren waria di Jogja (kredit: Fulvio Bulgani / TIME) via time.com

Kita masih sering menjadikan kaum transgender bahan lelucon sehari-hari. Pun ringan menyebut mereka dengan kata ‘banci’.

/

Dita Alangkara / AP via www.buzzfeed.com

Padahal, perjuangan yang mereka hadapi sudah pasti luar biasa. Justru karena tak sekaya Bruce Jenner mereka jauh lebih butuh penghormatan dari lingkungannya

Dita Alangkara / AP

Dita Alangkara / AP via www.buzzfeed.com

Tidak hanya dalam hal sederhana seperti memilih masuk toilet yang mana dan mengisi kolom KTP dengan jenis kelamin apa. Di Indonesia, kaum transgender juga menghadapi diskriminasi di bursa pencarian kerja dan sekolah. Tak sedikit pula yang terusir dari rumah — termasuk rumah ibadah.

Kita diberi kemudahan oleh Tuhan: nyaman dengan kondisi fisik sendiri sejak dilahirkan. Tak perlu takut dicemooh, tak perlu merasa hidup dalam kebohongan.

Dita Alangkara / AP

Dita Alangkara / AP via www.buzzfeed.com

Jika harus memilih, semua orang pasti menginginkan fisik dan jiwa yang selaras satu dan lainnya. Yang maskulin sewajarnya ingin memiliki fisik laki-laki, dan yang feminin menginginkan penampilan selayaknya wanita. Namun kenyataannya, tak semua orang di dunia cukup beruntung dikaruniai tubuh yang sesuai dengan keinginan mereka.

Banyak transgender yang kemudian berjuang mengumpulkan uang untuk terapi hormon dan operasi transisi kelamin. Prosedur medis ini bukan hanya mahal, namun juga menyakitkan. Semua dijabani dengan sukarela demi hidup yang lebih bermakna.

Bisakah terbayang betapa beruntungnya kita, yang tak perlu repot-repot mengubah fisik agar bisa sepenuhnya merasa bahagia?

Kita tak harus menyetujui pilihan hidup mereka. Namun, bukankah adalah kewajiban kita untuk menghormati mereka layaknya seorang manusia?

Dita Alangkara / AP

Dita Alangkara / AP via www.buzzfeed.com

Kita boleh memiliki pendapat sendiri tentang Bruce Jenner dan para transgender lainnya. Tidak menyetujui pilihan hidup mereka pun adalah sebuah hak yang sah untuk kita punya.

Namun bukan berarti kita tak punya kewajiban untuk tetap saling menghormati. Untuk menahan diri dari sikap merendahkan tiap kali para transgender menghampiri untuk bernyanyi. Untuk menyadari bahwa di balik makeup dan wig mereka yang tebal, di balik sepatu high-heels dan stoking transparan yang mereka kenakan, ada jiwa yang tak pernah lelah berjuang. Ada hati yang terus berdoa demi bisa diterima oleh masyarakat di sekitar mereka.

Mereka berbeda, namun tak perlu dibeda-bedakan. Mereka berbeda, bukan berarti tak layak menerima kebaikan.

Tidak ada “pesan terselubung” di artikel ini. Hanya ajakan untuk saling menghargai, alih-alih menghakimi dan menyakiti.

“Jadi cowok kok sensitif gitu sih? Kayak banci aja.”

“Iiiih… Lihat gak tadi? Ada cowok tapi pakai rok sama sepatu. Itu lhoo, tuh, tuh…”

“Cakep ya? Sayang jadi-jadian, bukan cewek beneran. Hehehe.”

Semua dari kita punya impian sama: ingin menjadi manusia yang lebih baik lagi, dari hari ke hari. Ada banyak yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan impian ini. Lebih menghargai dan menghormati mereka yang hidup berbeda dari kita, adalah salah satunya.

Jika kita mampu menghormati Bruce, mengapa tak melakukan hal yang sama kepada para transgender lainnya yang hidup lebih dekat dengan kita? Bukankah justru mereka yang tidak seberuntung, tidak sekaya, dan tidak seterkenal Bruce Jenner adalah yang paling membutuhkan penghargaan dan penerimaan dari lingkungannya?

Tidak ada “pesan tersembunyi” apa-apa dari pos ini. Hanya ajakan sederhana untuk sama-sama lebih menjadi manusia yang berempati. Karena pada akhirnya, toh kalimat ini ada benarnya:

Be kind, for everyone you meet is fighting a hard battle.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Ophelia of the postmodern age.

CLOSE