SIG Foundation Luncurkan Program Recycle for Goods untuk Daur Ulang Sampah

Sampah memang masih menjadi salah satu permasalahan yang kerap kali sulit untuk diatasi. Kebiasaan membuang sampah sembarangan juga masih menjadi salah satu kebiasaan buruk yang sulit untuk dihilangkan. Akibatnya, populasi sampah di muka bumi akan semakin banyak dan sampah yang menumpuk dapat menjadi sebuah permasalahan baru. Biasanya, daur ulang menjadi pilihan utama untuk membantu mengurangi jumlah sampah.

Advertisement

Untuk mengatasi permasalahan seputar sampah tersebut, kita tidak bisa tinggal diam saja, melainkan kita harus berinovasi dan membuat pergerakan agar sampah di bumi tidak semakin banyak. Kita tidak bisa memberhentikan populasi sampah, tetapi kita bisa bantu untuk mengurangi jumlah sampah dengan cara mendaur ulang.

SIG Foundation menyediakan fasilitas bagi SoHip yang ingin mendaur ulang sampah melalui program bank sampah Recycle for Goods. Program ini mengajak masyarakat untuk mengumpulkan dan memilah sampah untuk didaur ulang menjadi barang-barang yang lebih bermanfaat. Nah, untuk mengetahui lebih lengkapnya, simak selengkapnya yuk, SoHip~

Kurangi populasi jumlah sampah di bumi dengan mendaur ulang sampah melalui program Recycle for Goods

Didi Kaspi Kasim dan Noer Wellington saat mengenalkan program Recycle for Goods

Didi Kaspi Kasim dan Noer Wellington saat mengenalkan program Recycle for Goods | Foto: Hipwee/Ryandita Fadillah

Istilah bank sampah mungkin sudah tidak asing lagi karena kini banyak wilayah tempat yang mulai menerapkan pengumpulan sampah melalui bank sampah. Namun, ada yang berbeda dari program bank sampah milik SIG Foundation Recycle for Goods ini.

Advertisement

SIG Foundation mengajak masyarakat untuk bisa mengumpulkan sampah dan memilah sampah yang dapat didaur ulang agar bisa mengurangi jumlah populasi sampah di bumi. Program Recyle for Goods ini bertujuan agar masyarakat semakin sadar dengan bahayanya sampah di bumi yang semakin melonjak tinggi, serta mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kondisi bumi yang semakin memprihatinkan.

“Program ini cukup simple, jadi kita meminta masyarakat untuk mengumpulkan sampah-sampah yang bisa didaur ulang,” ujar Noer Wellington, Head of Market Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam SIG Indonesia.

Kurangnya kesadaran untuk memilah sampah membuat Indonesia menjadi negara penyumbang sampah yang cukup besar

Drop point Recycle for Goods yang terletak di Cibubur Junction | Foto: Hipwee/Ryandita Fadillah

Drop point Recycle for Goods yang terletak di Cibubur Junction | Foto: Hipwee/Ryandita Fadillah

Advertisement

Bukan tanpa alasan menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki drop point untuk menampung sampah-sampah yang akan didaur ulang. Sebab, Indonesia menjadi negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara sehingga sampah yang dihasilkan tentu juga cukup besar.

“Sebagian besar masyarakat Indonesia tuh belum bisa melakukan pemilahan sampah, jadi di sini kita berusaha untuk membantu mengubah perilaku masyarakat untuk bisa memilah sampah antara sampah yang bisa di-recycle dan kemudian bisa dibawa ke drop point,” tutur Didi Kaspi Kasim, Editor-in-Chief National Geographic Indonesia.

Didi juga menyebut bahwa untuk mengurangi jumlah populasi sampah, tidak bisa hanya dengan sekedar kalimat “jangan membuang sampah sembarangan saja, melainkan harus menciptakan budaya baru dengan cara aktif mendaur ulang sampah.

“Menurut saya, sekarang tuh ayolah kita jalan dulu, jangan terus-terusan mikirin solusinya tapi nggak ada tindakan sama sekali. Jadi, lebih baik kita keluar cari komunitas yang bisa mendaur ulang sampah, contohnya SIG Recyle for Goods ini,” kata Didi.

Didi mengatakan bahwa kemampuan mengolah sampah masyarakat Indonesia itu baru sekitar 60-70% saja sehingga masih banyak sampah yang berdampak buruk bagi lingkungan jika tidak segera diatasi.

“Kita tuh jadi negara penyumbang sampah yang cukup besar, kepedulian kita terhadap sampah juga masih kurang. Jadi ayo untuk membuat budaya baru dan mengajak yang lainnya juga, supaya Recycle for Goods ini bisa semakin banyak diterapkan,” pungkas Didi.

Cara praktis mendaur ulang sampah melalui aplikasi Recycle for Goods

Produk hadiah yang bisa ditukarkan melalui poin yang telah dikumpulkan lewat aplikasi Recycle for Goods

Produk hadiah yang bisa ditukarkan melalui poin yang telah dikumpulkan lewat aplikasi Recycle for Goods | Foto: Hipwee/Ryandita Fadillah

Tidak seperti mengumpulkan sampah pada umumnya, SIG Foundation mengajak masyarakat untuk mengumpulkan sampah untuk didaur ulang yang nantinya sampah-sampah tersebut bisa ditukar menjadi sebuah produk yang bermanfaat melalui poin yang telah dikumpulkan.

Caranya sangat mudah, cukup dengan mengunduh dan melakukan registrasi melalui aplikasi Recycle for Goods di Google Play Store atau Apps Store. Setelah itu, kita hanya perlu melengkapi data yang dibutuhkan dan selanjutnya bisa langsung memberikan sampah yang telah dikumpulkan di drop point yang tertelak di Cibubur Junction.

Semua jenis sampah bisa dikumpulkan dan disetor kepada SIG Foundation Recycle for Goods, kecuali sampah organik saja. Masing-masing jenis sampah memiliki jumlah poin yang berbeda. Misalnya, sampah kaca memiliki 300 poin/kg, kemudian ada sampah kertas dengan jumlah 400 poin/kg, minyak jelantah 2000 poin/kg, plastik 1000 poin/kg, dan masih banyak lainnya.

Semakin banyak sampah yang kita berikan untuk didaur ulang kepada Recycle for Goods, maka jumlah poin yang akan kita dapatkan akan semakin besar dan banyaknya poin yang kita miliki dapat ditukarkan ke produk-produk menarik, seperti minyak, susu, teh, gula, kopi, dan sebagainya.

Jadi, mulai dari sekarang kumpulkan dan pilah sampah anorganik yang dapat didaur ulang. Sebab, mulai dari gerakan kecil yang kita lakukan bisa berdampak baik untuk bumi dan lingkungan, SoHip!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE