Mengulik Syarat Tampil di Times Square Billboard. Butuh Prestasi Atau Uang Sih?

Belakangan masyarakat Indonesia diramaikan dengan deretan figur publik atau influencer yang wajahnya terpampang di salah satu tempat paling ikonik di dunia. Yup! Times Square, New York. Salah satu persimpangan tersibuk yang ada di Manhattan. Area tersebut bahkan dijadikan salah satu tempat tujuan turis yang biasanya liburan ke Amerika Serikat. Berkat deretan gedung bertingkat hingga reklame dengan lampu LED yang memukau, Times Square jadi identik dengan atmosfer kota modern ala negeri Paman Sam.

Nah, wajar kalau ada kebanggaan tersendiri ketika idola atau karya seseorang terpampang di jantung ibu kota tersebut. Jangankan selebritas di luar Amerika Serikat, mereka yang menetap di sana pun sama bangganya saat iklan mereka muncul di billboard atau videotron Times Square, New York. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya selebritas yang mengunggah momen berfoto dengan background iklan dirinya di sana.

Nama Times Square dinilai prestisius. Kalau kamu ingat beberapa film populer Amerika, mereka memakai lokasi ini di salah satu adegan. Misalnya saja, “Friends with Benefits”, “Fast & Furious 8”, “The Amazing Spider-Man 2” hingga “Bird Man”. Faktor itulah yang membuat nama Times Square semakin populer terdengar. Lantas, lantaran banyaknya figur publik Indonesia yang mejeng di sana, publik jadi bertanya-tanya:

“Ada persyaratan khusus nggak sih, supaya wajah kita bisa eksis?”

Untuk menjawab rasa penasaranmu, Hipwee Premium akan berikan penjelasannya. Simak, ya!

Memilih billboard untuk membangun kesadaran merek, Times Square jadi pilihan banyak brand lantaran lokasinya sebagai pusat bisnis dan wisata tersibuk di Amerika

Times Square New York | Credit: Andreas M on Unsplash

Pada dasarnya bisa tampil di billboard Times Square sama saja seperti memasang iklan. Lokasi ini menjadi tempat ideal untuk menyebarkan promosi dengan beragam alasan. Dilansir dari NYC Official Guide, Times Square merupakan area bisnis dan wisata tersibuk di AS. Mayoritas mereka yang liburan ke New York pasti memasukkan lokasi ini sebagai list perjalanan.

Rata-rata, hampir 380.000 pejalan kaki melewati distrik tersebut setiap hari, termasuk 115.000 pengemudi dan penumpang. Bahkan, pada waktu sibuk jumlahnya bisa mencapai 460.000 orang. Maka, nggak heran kalau brand berlomba-lomba beriklan di sana untuk menjangkau khalayak yang lebih luas. Namun, di sisi lain banyak juga yang mempertanyakan apakah billboard tersebut khusus buat iklan produk saja? Jawabannya, tentu tidak.

Papan di Times Square bisa digunakan untuk membuat pengumuman penting bahkan tujuan yang sifatnya personal, seperti promosi diri hingga melamar pasangan. Salah satu billboard terbesar yang pernah ada di kawasan ini mencapai gedung 8 lantai lo. Jika disamakan, lebarnya mirip sebuah lapangan bola!

Iklan di billboard Time Square bisa sukses kalau waktu dan tempatnya tepat, hal ini terjadi kepada perusahan GameStop di Texas

Fenomena GameStop billboard | Credit: nypost.com

Mencari metode yang pas untuk memasarkan suatu produk memang punya pertimbangan yang matang. Ketika saham perusahaan GameStop di ambang kebangkrutannya, investor di aplikasi Reddit berbondong-bondong mengajak publik untuk membeli saham di sana, salah satunya dengan cara pemasangan billboard di Times Square bertuliskan “GME GO BRR.” Mereka bermaksud sarkas lantaran sebuah saham sedang naik berkat investor di Reddit, padahal sebelumnya sudah diprediksi bangkrut.

Akibat billboard tersebut, perusahaan GameStop mendapat sorotan dari media, seperti Business Insider, NY Post, The Sun, Daily Mail, hingga ABC News. Secara nggak langsung, media tersebut memberikan iklan secara cuma-cuma. Situs web GameStop langsung diakses oleh lebih dari 40.000 orang hanya dalam hitungan jam. Hal itu juga sejalan dengan naiknya saham yang ada di GameStop.

Tak selalu harus populer untuk bisa eksis di billboard Times Square, lantas bagaimana sih persyaratannya?

Belakangan, figur publik Indonesia turut meramaikan iklan di Times Square, New York. Sebut saja musisi berbakat yang disponsori oleh Spotify, seperti Rich Brian, Raisa, hingga Nadine Amizah. Pun, ada belasan brand Tanah Air yang sempat mejeng di sana, di antaranya Soleram, BohoPanna, Sabine and Heem, Letter in Pine, Sideline, Nona sampai Nyonya Nursing Wear. Terbaru yang menjadi perbincangan publik ialah brand Erigo yang membawa sederet artis dan influencer.

Kamu sedang membaca konten eksklusif

Dapatkan free access untuk pengguna baru!

Lanjutkan dengan Google Lanjutkan dengan Facebook Lanjutkan dengan Akun Hipwee

Kembali

Masuk Akun

Ingat Saya

Lupa Kata Sandi?

Masuk

Dilansir dari Investopedia, memasang iklan di billboard digital area Times Square bisa menghabiskan dana sekitar Rp15-57 miliar per tahunnya. Jika ingin beberapa hari saja, biaya yang dikeluarkan sekitar Rp72-724 juta per hari. Hal ini juga tergantung dengan lokasi yang diambil, durasi penayangan, ukuran billboard yang dipakai hingga tujuan memasang informasi di sana.

Salah satu perusahaan jasa pemasangan iklan, TPS Engange menawarkan beberapa harga untuk promosi. Sebagai gambaran, iklan di gedung Reuters dikenakan biaya Rp2,4 juta per jamnya. Untuk iklan di gedung Nasdaq, harganya Rp30 juta per jam.

Di sisi lain, jika kamu berminat gunakan billboard untuk tujuan personal seperti melamar pasangan, berapa perusahan bahkan sudah memberikan layanan berupa paket. Jasa iklan Proposal Ideas menawarkan sekitar Rp12 juta untuk premium billboard, terdiri dari 10 layar yang bisa digunakan untuk 3-5 foto dan 7-10 kata selama 10 menit. Letaknya pun cukup strategis yaitu di jantung Times Square. Untuk mendaftarkannya, kamu hanya perlu mengunjungi website Times Square New York, di sana sudah tercantum e-mail jasa pengiklan secara mudah.

Syarat bisa mejeng di Times Square New York | Credit: Hipwee

Di zaman digital seperti sekarang, brand berlomba-lomba untuk jadi yang terdepan dan dikenal. Pakai iklan di Times Square bisa jadi cara jitu merek lokal untuk mendapatkan exposure

Sederet figur publik Indonesia tampil di sana | Credit: Instagram

Salah satu strategi perusahaan memasang iklan ialah dengan tujuan brand awareness atau menciptakan kesadaran merek. Kesadaran ini cenderung menghasilkan lebih banyak penjualan karena konsumen akan lebih memilih membeli produk dari brand yang terkenal daripada yang belum diketahui. Strategi tersebut tentunya tak berlangsung instan, dijalani selama bertahun-tahun dengan manfaatkan promosi offline hingga digital sebagai daya tarik konsumen.

Melihat kebiasaan masyarakat Indonesia yang selalu antusias ketika produk lokal tampil di belahan dunia lain, bukan nggak mungkin pemberitaan mereka tampil di Times Square akan menjadi perbincangan selama berhari-hari. Selain mendapatkan kesempatan untuk memperoleh trending topic, perusahaan yang memilih memasarkan produknya di sana dipercaya sebenarnya juga menargetkan orang Indonesia sendiri. Meski demikian, tetap merupakan suatu kebanggaan mengingat mereka mengeluarkan ratusan juta hingga miliaran untuk bisa beriklan di jantung kota New York.

Pada akhirnya menentukan iklan yang tepat kembali ke pilihan masing-masing, terutama mengikuti kebutuhan perusahaan

Memilih iklan sesuai kebutuhan | Credit: Austin Distel on Unsplash

Memilih iklan memakai billboard di Times Square memang memberikan sederet keuntungan. Selain cocok untuk menjangkau audiens yang lebih besar setiap hari, tayangan di billboard tak sama seperti iklan di TV ataupun media online yang bisa kita lewati. Iklan-iklan ini akan tetap terpampang di sana yang membuat orang di sekitar akan melihat dan mengingat. Meski demikian, perlu diperhatikan bahwa bukan exposure semata yang dibutuhkan, tapi juga konsep yang menarik perhatian.

Tersedia berbagai cara untuk beriklan dari yang ditampilkan secara langsung di luar ruangan hingga memakai teknologi digital media sosial. Layaknya memakai e-mail marketing, Facebook ads dan Instagram ads, paid search, paid social, hingga sebuah kampanye yang melibatkan tokoh terkenal. Pemilihan iklan tentunya disesuaikan dengan dana perusahaan. Selain itu, perlu juga memerhatikan target audiens yang ingin dituju karena setiap media iklan mempunyai karakteristiknya masing-masing.

Menariknya ya, membahas fenomena figur publik di Indonesia yang kerap tampil di Times Square, New York. Memang tak bisa dimungkiri ketika wajah dan karya terpampang di sana, ada pencapaian tersendiri dan perasaan bangga. Belum lagi, dengan gambaran kota New York yang modern dan dituju oleh jutaan pasangan mata.

Kita coba lihat beberapa tahun ke depan, dengan maraknya pemasangan iklan di billboard Times Square, apakah akan sebanding dengan target yang dituju, atau justru menurunkan euforia dan ekslusivitasnya karena sudah menjadi hal yang biasa?