Tradisi Perlakukan Ari-ari di Negara Dunia. Dari Cuma Dikubur Kayak di Indonesia, Sampai Dimakan!

Tradisi perlakukan ari-ari di negara-negara dunia

Ari-ari atau plasenta jadi benda penting yang menyokong nutrisi bagi bayi selama berada dalam kandungan. Setelah bayi lahir, benda yang bentuknya mirip hati sapi ini juga ikut keluar. Karena dianggap sudah tidak berguna, dokter atau suster akan memotong ari-ari yang masih tersambung dengan bayi melalui pusar, dan menyerahkan ke pihak keluarga. Bagi mayoritas masyarakat Indonesia, ari-ari ini biasanya akan dikubur. Ada juga yang memasang kurungan dan lampu di “kuburan”nya sampai 40 hari atas dasar kepercayaan tertentu.

Advertisement

Di sini sih banyak orang percaya kalau plasenta memang harus diperlakukan khusus karena dianggap sebagai “teman” bayi selama berada di rahim. Tidak jarang juga di daerah-daerah, ada ritual khusus dulu sebelum menguburkan ari-ari. Kadang juga ari-ari dikubur bersama benda-benda tertentu sebagai doa kebaikan buat si bayi. Nah, ternyata, banyak negara di dunia yang punya cara berbeda-beda dalam memperlakukan plasenta bayi lo, malah sampai ada yang biasa dimakan juga! Wah, penasaran ‘kan? Yuk simak ulasan Hipwee News & Feature kali ini.

1. Mirip seperti di Indonesia, orang Turki juga punya keyakinan bahwa plasenta itu bisa berpengaruh ke masa depan bayi, makanya tidak dibuang sembarangan, melainkan dikubur

Plasenta dikubur via www.sheknows.com

Plasenta dan tali pusat bayi dianggap begitu penting oleh orang Turki. Sedikit berbeda sama di Indonesia, di sana beredar sejumlah keyakinan terkait lokasi penguburan plasenta, seperti dikutip dari Babygaga :

  • Ari-ari harus dikubur di pelataran masjid kalau ingin anaknya taat agama
  • Ari-ari harus dikubur di kandang kuda kalau mau anaknya jadi pecinta binatang
  • Ari-ari dibuang begitu saja ke air mengalir, kalau ingin si anak jadi pribadi yang fleksibel dalam mencari tujuan hidup
  • Ari-ari dilempar melewati tembok sekolahan, dengan harapan si anak akan berpendidikan tinggi
Advertisement

2. Kalau tradisi di Malaysia, sebelum dikuburkan, plasenta dan tali pusat bayi ini dibumbui terlebih dahulu lo! Udah kayak daging rendang aja…

Sebelum dibungkus dan dikubur, harus dibumbui dulu via islam.babe.news

Dalam tradisi orang Malaysia, ari-ari dan tali pusat bayi harus dikubur setelah sebelumnya dibersihkan dan diberi bumbu-bumbu seperti garam, asam, bawang putih, dan banyak lagi lainnya! Plasenta beserta bumbu-bumbu itu dibungkus bersama beberapa benda seperti jarum, buku, dan pensil dengan harapan di masa depan si bayi tumbuh jadi pribadi yang pintar. Setelah itu, bungkusan ari-ari ini harus dikubur di pintu masuk rumah bayi.

“Orang Malaysia juga percaya waktu penguburan harus dilakukan sebelum atau setelah jam 12 siang. Kalau pas jam 12 dipercaya bayi akan jadi orang yang keras kepala. Pun dengan kedalaman kuburannya, katanya kalau terlalu dalam, bayi akan mengalami keterlambatan bicara.”

3. Suku Hmong yang hidup di pegunungan Tiongkok Selatan dan Asia Tenggara juga punya tradisi menguburkan ari-ari di dalam rumah keluarga. Kalau bayinya cowok ari-ari dikubur di bawah ruang utama, kalau cewek di bawah tempat tidur orangtuanya

Ada kepercayaan khusus via islamyca.xnews.date

Ada sebuah kepercayaan yang dipegang etnis Hmong hingga sekarang. Menurut mereka, plasenta bisa jadi penghubung antara dunia nyata dan dunia gaib. Saat seseorang meninggal, rohnya dipercaya akan kembali ke plasentanya yang sudah dikuburkan. Dengan begitu, arwah tadi bisa masuk ke dunia gaib dan bertemu para leluhurnya.

Advertisement

4. Selain dikubur, suku Maori di New Zealand juga akan menanam pohon di atas tanah tempat plasenta dikuburkan. Alasannya karena pohon diibaratkan sebagai “kehidupan abadi”

Dikubur bersama bibit pohon via broadyesl.wordpress.com

Sama seperti di negara-negara sebelumnya yang menganggap plasenta adalah benda suci, makanya harus dikuburkan dengan baik. Tapi selain dikubur, suku Maori juga punya kebiasaan menanam pohon di atas tanah yang didalamnya dikuburkan ari-ari. Pohon bagi mereka melambangkan kehidupan yang abadi. Uniknya, kalau pasangan tidak lagi mau menambah anak, ari-ari anak terakhirnya harus ditanam di sarang semut hijau. Plasenta yang dimakan semut ini dipercaya bisa menghentikan suami istri untuk punya anak lagi. Hmm…

5. Tidak melulu dikubur, di Cina ada namanya tradisi memakan plasenta lo! Kebiasaan ini katanya punya beragam manfaat. Duh, bayanginnya aja udah jijik 🙁

Praktik makan plasenta disebut placentophagy via thenonhiphippies.org

Makan plasenta di Cina katanya sudah jadi tradisi turun-temurun sejak dinasti terdahulu. Karena jadi sumber nutrisi bagi bayi selama di kandungan, plasenta dianggap bergizi dan bisa membuat awet muda. Selain itu, mengonsumsi ari-ari juga dipercaya bisa membantu pemulihan ibu setelah melahirkan, menghindari depresi pasca persalinan, serta memperlancar laktasi. Kira-kira diolah jadi apa ya biasanya?

6. Selain Cina, orang-orang di Transylvania juga masih banyak yang ternyata mengonsumsi plasenta bayinya. Cuma bedanya, plasenta harus dibakar dulu, baru abunya dikonsumsi!

Mengonsumsi plasenta yang sudah jadi abu via www.lostateminor.com

Di Transylvania, budaya makan plasentanya agak sedikit berbeda. Bagi pasangan yang pengin stop punya anak, mereka akan menjalani ritual khusus membakar plasenta, lalu abunya diminum ayah dari si bayi. Meminum abu tersebut dipercaya bisa menurunkan kesuburan pada pria, jadi bisa membantu mengontrol kehamilan. Semacam KB gitu tapi pakai abu plasenta 🙁

Bagi sebagian orang, makan ari-ari mungkin sudah bukan hal tabu. Kim Kardashian juga dilaporkan mengonsumi plasenta bayinya sendiri lo, cuma ya sudah dikemas dalam bentuk kapsul gitu. Padahal belum ada riset yang bisa menjawab manfaat mengonsumsi plasenta. Sebaliknya, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dikutip Natgeo , wanita yang meminum pil plasenta akan rawan terjangkit bakteri kelompok B Streptococcus (GBS) dalam usus!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

CLOSE